Di abad ke-21, tim nasional Portugal mencatatkan prestasi tertinggi di Piala Dunia 2006 sebagai semifinalis. Kokohnya lini belakang adalah salah satu kunci sukses mereka di turnamen yang berlangsung di Jerman tersebut. Aktor utamanya adalah bek idola publik Portugal, Ricardo Carvalho.
Mantan bek Chelsea dan Real Madrid ini sedang berulang tahun ke-40 dalam kondisi galau. Selain telah memutus kontraknya dengan klub Cina Shanghai SIPG, pada akhir 2017 lalu ia dijatuhi vonis denda sebesar 142.882 euro oleh pengadilan Spanyol atas tuduhan penggelapan pajak selama memperkuat Real Madrid.
Padahal, setahun sebelumnya ia baru saja mengecap kesuksesan bersama tim nasional Portugal. Dalam usia terbilang veteran, yaitu 38 tahun, ia masih dipercaya mengawal lini belakang Selecao das Aquinas yang keluar sebagai juara Piala Eropa 2016. Ini merupakan comeback manis bagi Carvalho yang sempat pensiun dari tim nasional pada tahun 2011 hingga 2016.
Terkenal berkat tekelnya yang keras, Carvalho juga kuat dalam kemampuan berebut bola di udara. Semuanya dimulai ketika ia menjadi pilihan utama José Mourinho di FC Porto, selepas menjalani beberapa tugas peminjaman di klub-klub kecil seperti Leça, Vitória Setúbal, dan Alverca.
Bermodal hubungan baik dengan Mourinho, Carvalho mulai naik daun ketika memenangi Liga Champions pada tahun 2004 bersama Porto. Dia menjadi bagian skuat Portugal di Piala Eropa 2004 yang sukses menembus final, sebelum takluk secara mengejutkan di tangan Yunani.
Setelah tahun yang sukses itu, ia mengikuti Mourinho ke Chelsea dengan biaya transfer sebesar 19 juta paun. Pemain kelahiran Amarante ini dengan cepat membuktikan pengaruhnya di klub London tersebut, dengan torehan tiga juara Liga Primer Inggris.
Setelah enam musim bersama The Blues dan tahun-tahun yang mantap bersama tim nasional Portugal, Carvalho lalu kembali mengikuti langkah Mourinho ke Real Madrid. Selama tiga tahun, ia memenangi satu gelar juara Liga Spanyol sebelum hijrah untuk memperkuat AS Monaco. Penampilan yang tetap solid meski telah melewati usia 35 tahun ditunjukkannya di klub Prancis tersebut membuatnya kembali dipanggil tim nasional yang berangkat ke Piala Eropa 2016.
Secara keseluruhan, Carvalho sangat dihormati kawan dan lawan baik di dalam dan di luar lapangan. Ia mungkin tak terlalu sering menjadi sorotan seperti rekannya di Chelsea, John Terry, atau di Real Madrid, Sergio Ramos. Namun, ia telah diakui berbagai kalangan sebagai salah satu bek kelas dunia pada masanya.
Saat ini, ia telah meninggalkan Shanghai SIPG dan sedang dalam kondisi tak memiliki klub. Besar kemungkinan sebentar lagi Carvalho akan segera gantung sepatu. Portugal pun kehilangan salah satu nama terbaik di lini belakang mereka.