Berstatus sebagai tim promosi dari Liga 2, PSIS Semarang punya target tak muluk-muluk saat berkiprah di Liga 1 musim 2018. Pihak manajemen menetapkan bahwa mempertahankan diri di kasta teratas sepak bola nasional adalah keharusan.
Dengan sasaran itulah, manajemen PSIS melakukan sejumlah pembenahan di tubuh skuat, merekrut tiga penggawa asing seperti Ibrahim Conteh, Petar Planic, dan Bruno Silva serta beberapa nama lokal, plus mengganti posisi Subangkit sebagai pelatih dengan lelaki dari Italia, Vincenzo Annese. Di pundak figur berusia 33 tahun tersebut, harapan sintas itu tersembul dari manajemen dan dua kelompok suporter PSIS, Panser Biru dan Snex.
Seperti pada umumnya kehidupan yang memiliki segudang tantangan, hal serupa juga ditemui oleh Annese saat membesut Laskar Mahesa Jenar di awal musim ini. Bermain tidak di kandang semestinya, kualitas skuat yang masih jauh dari kata mumpuni, kendala adaptasi sendiri dari sang pelatih, membuat laju Haudi Abdillah dan kolega terseok-seok.
Terbaru, mereka baru saja tumbang di tangan PS TIRA dengan skor 0-2 dalam lanjutan Liga 1 pekan kesembilan (17/5). Tragisnya, kekalahan itu didapat ketika Laskar Mahesa Jenar merumput di ‘kandang sendiri’, Stadion Moch. Soebroto, Magelang.
Bagi Annese dan PSIS, hasil minor tersebut adalah untuk yang kelima kalinya musim 2018. Tak heran bila kini posisi mereka begitu awet di papan bawah klasemen sementara berkat koleksi 8 poin saja. Unggul dua angka saja dari Arema FC yang duduk di posisi buncit.
Mengacu pada hal tersebut, wajar kalau suporter PSIS menuntut perubahan berarti dari klub kesayangan mereka. Tak terkecuali, pendepakan Annese yang dinilai gagal buat membentuk Haudi dan kolega jadi sebuah unit nan tangguh dan kompetitif. Setidaknya sampai detik ini.
pelatihe mending subangkit !!!
— jupi (@pakne_arsen) May 17, 2018
Semangat gundulmu, main kok koyo ngono, tiket larang tapi official mu ora ono kualitas blasss. Isin ! #Tukangmaido
— Yusuf (@alidyusuf) May 17, 2018
Andai tetap dipercaya pihak manajemen, kursi Annese bakal tetap memanas jika dalam sejumlah partai yang dilakoni PSIS selama bulan Ramadan, dimulai dari Sriwijaya FC (tandang), Mitra Kutai Kartanegara (kandang), Arema FC (T), dan diakhiri duel kontra Pusamania Borneo FC (K), Laskar Mahesa Jenar kepayahan mengeruk poin.
Krisis hasil yang dialami oleh PSIS kudu disudahi sesegera mungkin jika Annese tak ingin kehilangan jabatannya dan Laskar Mahesa Jenar sungguh ingin bertahan di Liga 1. Terlebih, kultur sepak bola Indonesia memang sangat mendewakan kemenangan. Bila tak mampu mewujudkannya, sudah dapat dipastikan bila posisi Annese jauh dari kata aman.