Uncategorized

Tribe Scout: Achraf Hakimi, Pemuda Maroko yang Bersinar di Madrid

Akademi Real Madrid, La Fabrica, telah menelurkan banyak bek kanan berkualitas dalam dua dekade terakhir. Mulai dari Michel Salgado, Alvaro Arbeloa, hingga Dani Carvajal saat ini. Daftar ini tampak akan diperpanjang dengan kemunculan Achraf Hakimi, pemuda asal Maroko.

Meskipun memiliki darah Maroko, Achraf lahir di Spanyol. Pemuda berusia 19 tahun ini hampir dipinjamkan ke Deportivo Alaves di awal musim 2017/2018. Namun, Zinedine Zidane memutuskan untuk menahannya, terlebih setelah kepergian Danilo ke Manchester City. Kepercayaan telah diberikan Zidane kepada Achraf untuk menjadi bek kanan kedua Madrid di belakang Carvajal.

Masalah jantung yang dialami oleh Carvajal membuka jalan bagi Achraf untuk melakukan debutnya bagi Madrid. Ia pertama kali tampil bagi tim utama Los Blancos dalam laga melawan Espanyol di Santiago Bernabeu. Tak hanya solid dalam urusan defensif dengan raihan tiga tekel dan sapuan, ia juga aktif dalam menyerang dengan persentase operan akurat mencapai 92%.

Selepas debutnya, Achraf mendapat puja-puji, tak hanya dari media namun juga dari manajer dan seniornya. Zidane menyatakan bahwa Achraf tampil begitu baik dan dewasa, sementara Carvajal menyatakan bahwa juniornya memberikan penampilan yang tak mengejutkan karena kualitasnya memang begitu terlihat di sesi latihan.

Meskipun waktu bermainnya kembali berkurang setelah Carvajal pulih, Achraf setidaknya berhasil mengantungi 15 caps (12 starter) di musim debutnya. Di LaLiga, ia bahkan berhasil mencetak dua gol.

Pada dasarnya, penampilan apiknya sudah diduga oleh orang banyak, terlebih mereka yang bekerja di Madrid. Achraf kerapkali “diajak” dalam tur pra-musim Madrid dalam dua tahun terakhir. Ketika masih bermain bagi Real Madrid Castilla, Achraf selalu menjadi pilihan utama, dan disebut-sebut akan menjadi satu dari sedemikian pemain yang akan menembus tim utama.

Ada beberapa kelebihan dari pemain yang dipanggil Arra oleh rekan-rekan setimnya ini. Ia memiliki kecepatan yang mumpuni untuk bersaing dengan bek lawan. Ia juga memiliki akurasi operan pendek yang baik, serta dribel yang juga brilian. Ada satu perbedaan yang menonjol dalam gaya mainnya dengan Carvajal.

Jika seniornya lebih suka mengirimkan umpan silang, Achraf memilih untuk melakukan kombinasi dengan rekannya yang sama-sama berada di sisi sayap, dan menyisir ke dalam kotak penalti lawan untuk memberikan opsi serangan. Kemahirannya untuk melepaskan operan pendek terlihat dari akurasi operannya yang mencapai 89,2%. Tak hanya itu, ia juga berhasil mencatatkan 2,5 operan kunci per laga, terbanyak di antara bek sayap Madrid lainnya.

Selain aspek teknik, Achraf juga merupakan pemuda yang sudah tertata mentalnya. Ia memiliki kepercayaan diri serta kecerdasan yang baik. Ketika masih bermain di tim U-17 Madrid, Achraf mampu mencetak gol penalti dengan cara yang unik. Ia menendang dan melepas sepatunya untuk mengalihkan perhatian sang kiper, dan menendang bola ke gawang tanpa masalah. Ia juga mampu tampil tenang di kompetisi besar seperti Liga Champions.

Meskipun begitu, Achraf masih memiliki ruang untuk berkembang. Ia masih bisa meningkatkan kualitas umpan silangnya, yang dianggap sebagai kelemahan utamanya. Ia juga kerapkali mengambil keputusan yang salah ketika memegang bola, yang berujung pada minimnya asis yang ia buat. Dalam dua musim terakhir, tak sekalipun ia menciptakan asis, baik bersama tim Castilla, tim senior Madrid, dan timnas Maroko.

Selain itu, ia juga harus meningkatkan kemampuan fisiknya. Ia memang memiliki tubuh yang terhitung tinggi untuk bek sayap (180 sentimeter). Namun, beratnya hanya 69 kilogram, kurang 4-5 kilogram untuk mencapai BMI (Body Mass Index) ideal. Ini berujung pada minimnya persentase duel sukses yang ia catatkan, hanya 54,3%. Namun, mengingat usianya yang masih 19 tahun, tubuhnya tentu masih bisa menjadi lebih kekar.

Secara umum, musim debut Achraf tentunya memuaskan. Ia menjadi satu-satunya pemain bertahan remaja yang mencatatkan lebih dari 10 penampilan di antara Top 8 LaLiga musim ini. Namun, ia tentunya membutuhkan pengalaman bermain di tim utama, seperti layaknya Carvajal ketika dijual ke Leverkusen dan dibeli kembali. Dipinjamkan tentu menjadi opsi yang menarik bagi Achraf, namun mengingat ia tampil cukup ketika menjadi cadangan Carvajal, Zidane mungkin akan membiarkannya berkembang bersama Los Merengues.

Tentunya, ia akan menjadi bagian dari timnas Maroko untuk Piala Dunia 2018. Di Maroko, Achraf telah begitu dicintai dan dipuja, mengingat ia menjadi pemain Maroko pertama yang bermain bagi tim sekelas Real Madrid. Di tengah kepungan skuat bintang Real Madrid, Achraf Hakimi berhasil menyinarkan cahayanya sendiri.

Penerjemah: Ganesha Arif Lesmana