Kolom

Tribe Scout: Berlian yang Belum Terasah Bernama Clement Lenglet

Ketika sepak bola Prancis sudah memiliki beberapa bek tengah muda terkenal seperti Raphael Varane, Samuel Umtiti, Dayot Upamecano, Presnel Kimpembe, dan Aymeric Laporte, Clement Lenglet bisa dibilang berlian dari L’Hexagone yang belum terasah.

Lahir pada tahun 1995 di Beauvais, Prancis, Lenglet pernah berlatih di dua akademi, AMS Montechevreuil dan US Chantilly, sebelum akhirnya bergabung dengan tim muda Nancy di tahun 2010. Lenglet sudah memainkan laga profesionalnya ketika dia baru berumur 17 tahun. Bek muda Prancis ini tampil impresif di semua tim muda Prancis dan dia juga berkontribusi besar terhadap kesuksesan Nancy untuk dapat promosi ke Ligue 1 pada tahun 2015.

Setelah setengah musim bermain di divisi tertinggi liga Prancis, Lenglet memutuskan pindah ke Spanyol untuk bergabung dengan Sevilla. Dia adalah pemain terakhir yang dibeli oleh Monchi sebelum pindah ke AS Roma. Lenglet pun mengungkapkan bahwa Monchi bahkan sudah membuat kesepakatan dengan Nancy jauh sebelum dirinya bermain secara profesional. Tidak butuh waktu lama bagi Lenglet untuk menjadi pilihan utama di Andalusia. Dia bermain sebanyak 17 laga di La Liga pada musim 2016/2017 dan menjalani debutnya di Liga Champions di pertandingan melawan Leicester City satu bulan setelah pindah ke Spanyol.

Lenglet punya kecepatan, kuat di udara, punya kemampuan merebut bola serta kemampuan tekel yang baik. musim ini, Lenglet punya rata-rata 1.9% per pertandingan dan tingkat keberhasilan merebut bola mencapai 79 persen. Di dua pertemuan melawan Manchester United pada ajang Liga Champions 2017/2018, Lenglet menjadi alasan utama kenapa Romelu Lukaku tidak berkutik sama sekalu.

Tidak hanya mampu bertahan, Lenglet bisa juga membantu serangan dengan tingkat akurasi umpannya mencapai 84.8 persen dan rata-rata 2.2 dalam keberhasilan memberikan umpan jauh per laga. Dengan tinggi sekitar 186 cm, dia selalu membahayakan pertahanan lawannya, terbukti dengan empat gol yang sudah dia cetak di semua kompetisi.

Lenglet merupakan seorang bek modern yang memiliki beragam kemampuan bertahan, bisa mengumpan dengan baik dan memiliki kemampuan membaca permainan. Dia punya menit bermain yang lebih banyak ketimbang pemain lain di Sevilla, meski menjadi bek termuda. Lenglet menjadi pilihan utama bagi tiga pelatih yang menangani timnya di musim ini. Di 32 pertandingan La Liga yang dijalaninya, Lenglet belum pernah mendapat kartu merah dan belum pernah melakukan kesalahan individu.

Vincenzo Montella pun berbicara tentang pemain yang satu ini.

“Dia punya mental seorang juara. Di masa depan, dia bisa saja bermain di tim besar seperti Barcelona.”

Seperti yang dikatakan Montella di atas, Lenglet masih belum mencapai potensi maksimalnya dan masih kurang punya pengalaman. Selain itu, dia lebih sering menggunakan kaki kirinya, baik saat bertahan maupun menyerang. Hal ini memberikan kerugian baginya apabila berhadapan dengan pemain yang punya skill mumpuni. Di pertandingan di mana Sevilla kalah telak dari lawannya, Lenglet terlihat kesusahan ketika berhadapan dengan pemain dengan dominan kaki kiri, seperti Lionel Messi, Antoine Griezmann, dan Iago Aspas, yang sering mengincar kaki terlemah bek-bek lawan. Lenglet harus mengembangkan kemampuan menggunakan kaki kanannya agar bisa naik ke tingkat selanjutnya.

Secara umum, biasanya seorang bek tengah menghabiskan awal karirnya dengan bermain di divisi bawah. Namun Lenglet sudah berkembang pesat meski baru bermain di level tinggi dalam kurun waktu satu setengah tahun. Pemain muda Prancis ini punya potensi untuk menjadi salah satu bek terbaik di dunia di masa depan. Tak lama lagi Sevilla akan menjadi tempat yang terlalu kecil bagi Lenglet untuk berkembang. Barcelona, Mancheser City, dan Manchester United akan memanfaatkan hal itu dan mencoba membujuknya pergi di bursa transfer musim panas nanti.

 

Penerjemah: Budy Darmawan