Cerita

Apakah Liverpool Benar-benar Membutuhkan Nabil Fekir?

Musim sepak bola Eropa sudah memasuki penghujung waktu. Beberapa liga besar sudah memastikan siapa yang juara, dan siapa yang terdegradasi. Begitu pun dengan kompetisi level benua, baik Liga Champions maupun Liga Europa tinggal menyisakan laga final. Menyongsong musim baru yang akan datang, beberapa klub mulai aktif untuk mencari pemain baru demi memperkuat tim. Salah satunya adalah klub besar Inggris sekaligus finalis dari Liga Champions musim ini, Liverpool.

Seperti yang dilaporkan oleh RMC Sport, salah satu media terpercaya dari Prancis, Liverpool tengah bernegosiasi dengan Olympique Lyonnais untuk memboyong kapten sekaligus pemain terbaiknya, Nabil Fekir. Lyon dikabarkan mematok harga sebesar 70 juta euro (61.7 juta paun) untuk Fekir, dan Liverpool sanggup untuk memenuhi bandrol tersebut. Meskipun cerita ini dibantah oleh Jean-Michel Aulas, Presiden Lyon, rumor ini tidak sepenuhnya mati. Fekir memang menjabat sebagai kapten Lyon, namun ia beberapa kali sempat menyatakan ingin pergi ke klub dan liga yang lebih prestisius.

Berita kedekatan Fekir dengan Liverpool tentunya mengagetkan, dan digadang-gadang akan menjadi salah satu dari sekian transfer besar yang akan terjadi di bursa transfer mendatang. Berita ini juga disambut dengan meriah oleh Kopites, sebutan dari pendukung Liverpool, yang dibuat gembira dengan prospek kombinasi Fekir dengan trisula Sadio Mane, Roberto Firmino dan Mohamed Salah. Di atas kertas, masuknya Fekir memang terasa seperti fantasi, namun apakah Liverpool benar-benar membutuhkan gelandang serang berkaki kidal tersebut?

Dari segi permainan, Fekir adalah pemain dengan profil yang paling mendekati playmaker Liverpool yang hengkang di bulan Januari lalu, Philippe Coutinho. Kedua pemain ini memang memiliki gaya bermain yang serupa. Sama-sama jago melakukan dribel, mampu melepaskan operan kunci yang presisi, serta memiliki tendangan dari luar kotak penalti dan eksekusi bola mati yang mematikan. Keputusan The Reds untuk tak mencari pengganti Coutinho di bulan Januari lalu tampak tak menjadi masalah, mengingat prestasi mereka untuk menembus final Liga Champions. Namun, menambah kualitas untuk menambah daya gedor tentu sama sekali tak salah, dan akan meningkatkan peluang Liverpool untuk memenangi trofi di musim depan.

Fekir adalah pilihan yang sangat tepat apabila Jurgen Klopp ingin memperkuat lini serangnya. Dari segi kreativitas, gelandang berusia 24 tahun ini superior ketimbang tiga gelandang kreatif Liverpool lainnya, Alex Oxlade-Chamberlain, Georginio Wijnaldum, dan Adam Lallana, yang kerap kali dipilih Klopp untuk bermain sebagai dua gelandang di depan Jordan Henderson. Dilansir dari Squawka, Fekir mampu mencatatkan rataan 1.77 operan kunci dan 2 kesempatan per laga, lebih banyak ketimbang Wijnaldum (0,60 & 0,67), Lallana (0,73 & 0,73), dan Chamberlain (0,81 & 1,03). Kecerdasan Fekir untuk mencari rekan di ruang yang kosong lewat visi bermainnya yang hebat tentu akan sangat berguna bagi Liverpool terlebih ketika mereka berhadapan dengan lawan yang bertahan habis-habisan. Tak hanya itu, Fekir juga jauh lebih tajam ketimbang tiga gelandang tersebut. Ia mampu mencetak 17 gol di Ligue 1 musim ini ketimbang Chamberlain, Lallana, dan Wijnaldum yang dikombinasikan hanya mampu mencetak empat gol di Liga Primer Inggris!

Di samping taktik, merekrut Fekir bisa menjadi sebuah pernyataan dari Liverpool bahwa mereka benar-benar menjadi penantang serius untuk trofi, tak hanya di Inggris namun juga di Eropa. Saat ini, Fekir bisa dikatakan sebagai salah satu bintang di Eropa, dan performanya bersama Lyon menunjukkan hal tersebut. Dengan reputasi mentereng, Fekir tentunya bisa menaikkan status Liverpool ke level yang lebih tinggi.

Meskipun begitu, ada satu kendala dari permainan Fekir. Ia mungkin tak akan menjadi pemain yang berguna bagi Liverpool ketika tim sedang melakukan gegenpressing, taktik andalan Klopp ketika bertahan. Fekir bukanlah pemain yang rajin untuk melakukan trackback, dan kontribusi defensifnya bersama Lyon di Ligue 1 musim ini begitu minim.

Hal ini sebenarnya bisa diatasi oleh keserbabisaan Fekir, mobilitas Firmino, ditambah sedikit modifikasi taktik oleh Klopp. Skema 4-1-2-3 yang selama ini digunakan oleh manajer asal Jerman itu bisa diubah menjadi 4-2-1-3 untuk mengakomodir Fekir, dengan sang pemain bermain sebagai nomor 10 (gelandang serang). Henderson dan Naby Keita akan bermain di belakangnya, sementara ketika bertahan, Fekir akan bertahan di depan, bertukar dengan Firmino yang begitu luar biasa ketika melakukan trackback. Meskipun begitu, untuk menerapkan ini dibutuhkan sedikit tweak, dan tentunya waktu agar bisa diterapkan di pertandingan.

Di satu sisi, Liverpool juga sebenarnya memiliki hal lain yang seharusnya diperkuat. Dimulai dari lini belakang, tak mungkin mereka terus-terusan mengandalkan Dejan Lovren yang kerap kali melakukan blunder untuk menemani Virgil van Dijk sebagai bek tengah. Joe Gomez kerap kali cedera, dan Ragnar Klavan tak lebih baik dari Lovren. Membeli bek tengah baru sepertinya menjadi hal yang tak kalah penting bagi Klopp. Selain bek tengah, posisi gelandnag bertahan yang biasa ditempati Henderson juga butuh peningkatan, walaupun itu artinya sang kapten harus duduk di bangku cadangan.

Apabila benar terjadi, Fekir tentunya akan menambah kualitas lini serang Liverpool secara signifikan. Boleh jadi, ia memang menjadi pemain yang dibutuhkan Liverpool, namun, masih ada beberapa posisi yang perlu ditingkatkan Klopp untuk menyempurnakan timnya.