Perjalanan karier seorang pesepak bola seringkali berliku, bahkan terlalu tajam. Ada beberapa pemain yang membuat keputusan baik saat muda dan terus menuai sukses dalam karier, namun ada juga yang harus berulang kali jatuh, bahkan harus turun kelas sebelum akhirnya bisa sukses. Takashi Usami mungkin masuk golongan yang kedua.
Pria asal Kyoto ini sudah menjadi salah satu rising star sepak bola Jepang di usia belia. Tahun 2009, 14 hari setelah berulang tahun yang ke-17, ia menjalani debutnya di sepak bola profesional bersama Gamba Osaka, di kompetisi sekelas Liga Champions Asia melawan FC Seoul. Turun sejak awal sebagai penyerang, Usami berhasil mencetak sebuah gol, menjadikannya pemain Gamba Osaka termuda sepanjang sejarah yang berhasil melakukan debut dan mencetak gol dalam satu laga yang sama.
Musim itu ia memang hanya bermain 4 kali, namun selama dua musim berikutnya, kesempatan bermain reguler dan mencetak gol bersama Gamba Osaka semakin sering didapatnya, membuat Bayern München tertarik merekrutnya. Pada awal musim 2011-12, ia resmi dipinjam Die Roten.
Perjalanan bersama Bayern dilalui dengan tidak mudah. Usami lebih sering bermain bersama reserved team yang berlaga di Divisi Empat Liga Jerman ketimbang bersama tim utama yang berada di Bundesliga. Selain itu, ia juga diturunkan sebagai winger.
Meski demikian, bersama Bayern München II, ia mampu mencetak 6 gol dari 18 laga, dan ia selalu menjadi starter. Sesekali ia juga dinaikkan ke tim utama, meski lebih sering duduk di bangku cadangan, termasuk saat Bayern kalah dari Chelsea di final Liga Champions di tahun 2012.
Setelah semusim yang mengecewakan, Usami hengkang ke Hoffenheim, juga sebagai pinjaman. Bersama Die Kraichgauer, Usami mendapatkan kesempatan main yang lebih banyak di Bundesliga, yakni sebanyak 20 laga. Ia pun juga rutin turun sebagai starter. Namun penampilannya itu tak banyak menolong prestasi Hoffenheim yang hampir saja terdegradasi. Yang terparah, Usami dipinggirkan oleh manajer saat itu, Markus Gisdol, di tujuh laga terakhir Bundesliga.
Dua musim yang kurang memuaskan di Jerman membuatnya kembali pulang ke Gamba Osaka. Meski begitu, kemampuan Usami semakin berkembang. Sering diturunkan sebagai winger saat bermain di Jerman nyatanya memberikan dampak baik untuknya saat kembali bermain Gamba Osaka, di mana ia banyak turun sebagai sayap kiri, penyerang tengah maupun second striker.
Area bermainnya semakin luas, dan ia semakin lihai dalam bergerak dari sayap ke tengah lapangan sebelum meleaskan tembakan keras yang berujung gol. Tak jarang pula ia memberikan asis untuk rekan-rekannya, baik lewat sayap maupun dari tengah lapangan.
Selama 4 musim di Gamba Osaka sejak kembali dari Jerman, ia mencetak 75 gol dan 35 asis dari 133 laga diseluruh kompetisi. Ia juga berhasil membawa Gamba Osaka menjuarai divisi satu Liga Jepang dan juga meraih Emperor’s Cup (sekelas Piala FA di Jepang) sebanyak dua kali.
Penampilan baiknya ini kembali membawanya ke Bavaria. Bukan bersama Bayern, melainkan Augsburg yang merekrutnya secara permanen pada musim 2016-17. Sayangnya, nasibnya tak berbeda jauh. Usami lebih banyak duduk di bangku cadangan. Ia hanya bermain sebanyak 11 kali di Bundesliga dan gagal mencetak gol dan asis sama sekali.
Saat bayangan kegagalan karier di Jerman kembali muncul, Usami memutuskan menerima tawaran Fortuna Dusseldorf yang bermain di Bundesliga 2 mulai musim 2017/2018. Ia butuh bermain reguler, mengingat Piala Dunia 2018 sudah dekat. Tak apa ia turun divisi bersama Dusseldorf, yang penting Usami bisa menunjukkan kemampuan dirinya yang sesungguhnya.
Postur tubuhnya yang kalah jangkung dan kelemahannya dalam duel udara membuatnya kembali sering dipasang sebagai winger, namun Usami sukses membuktikan bahwa kariernya di Jerman tak akan gagal lagi. Dalam debutnya bersama Dusseldorf, ia yang masuk sebagai pemain pengganti langsung mencetak gol yang membantu timnya mengalahkan Union Berlin 3-2.
“Sudah lama sekali (sejak aku terakhir kali mencetak gol). Aku sampai lupa cara merayakan gol,” canda Usami seusai laga kala itu, seolah menyindir Augsburg yang kurang memercayainya.
Bersama Dusseldorf, perlahan Usami mendaptkan kesempatan turun sebagai starter. Hingga kini, ia telah bermain sebanyak 26 kali dan mencetak 7 gol dan 3 asis. Torehan itu berkontribusi besar dalam keberhasilan Dusseldorf promosi ke Bundesliga mulai musim depan. Kegemilangan ini pun semakin lengkap karena Usami juga dipanggil timnas Jepang dalam dua laga persahabatan melawan Mali dan Ukraina pada Maret lalu, di mana ia juga bermain di dua laga tersebut.
Penampilan baiknya bersama Dusseldorf musim ini selain berkat kemampuannya yang semakin berkembang dan tingginya kepercayaan pelatih Friedhelm Funkel, mungkin juga disebabkan keberadaan dua pemain Jepang lainnya dalam skuat, yaitu Genki Haraguchi dan Justin Kinjo. Selain itu, fakta bahwa kota Dusseldorf memiliki diaspora Jepang terbesar di Jerman tentu semakin membuatnya betah.
Kini, Usami sudah siap menjalani kembali kariernya di Bundesliga. Pria yang berulang tahun pada 6 Mei ini pun sudah menyatakan keinginannya bertahan di Dusseldorf musim depan. Bersama Flingeraner, Usami membuktikan bahwa turun kasta bukan berarti penurunan karier. Ia justru semakin matang dan kualitasnya semakin teruji. Ia juga sudah siap berkontribusi lebih bersama timnas Jepang, dan tentunya berharap bisa ikut serta ke Rusia pada Juni mendatang.
Tanjobi omedetto, Usami!