Antonio Claudio de Jesus Olivera jelas bukan nama asing bagi Persija Jakarta. Ia merupakan salah satu kunci sukses ketika tim Macan Kemayoran menjadi juara Liga Indonesia pada tahun 2001. Ia sempat hijrah ke Semen Padang, namun kemudian kembali lagi pada tahun 2005. Setelahnya, pria yang akrab disapa Toyo ini hijrah ke kesebelasan lain hingga hampir belasan tahun kemudian, Toyo kembali lagi Persija, bukan sebagai pemain melainkan sebagai staf pelatih.
Toyo kini sudah mengantongi lisensi kepelatihan C AFC. Melalui rilis resminya, pimpinan klub, Gede Widiade menyebut bahwa Toyo sudah masuk jajaran staf kepelatihan Persija dan dikontrak hingga musim usai. Disebutkan pula Toyo akan dibebankan tugas untuk mengawasi kebugaran pemain.
Meskipun demikian, tugas Toyo mungkin bukan sekadar masalah kebugaran. Pelatih Persija, Stefano Teco “Cugurra”, boleh jadi membutuhkan Toyo untuk membenahi lini pertahanan Persija Jakarta yang sebenarnya memiliki masalah.
Keberadaan Marko Simic dan Riko Simanjuntak jelas membuat penyerangan Macan Kemayoran begitu berbahaya dan diwaspadai bukan hanya oleh tim peserta Liga 1, tetapi juga tim-tim lain di Asia mengingat kini mereka berkompetisi di Piala AFC. Sejauh ini Ismed Sofyan dan kawan-kawan sudah menyarangkan 23 gol dari 16 pertandingan mereka di semua kompetisi. Atau dengan kata lain, sekitar 1,4 gol berhasil mereka lesakan dalam setiap pertandingan.
Baca juga: Jalan Panjang nan Berliku Persija di Fase Gugur Piala AFC
Sementara itu, dari 16 pertandingan, lini pertahanan Persija sudah kemasukan 11 gol atau 0,6 gol dalam setiap pertandingan. Selisihnya memang terlihat tidak bermasalah. Angka mencetak gol Persija lebih tinggi ketimbang angka kemasukan mereka. Dan sejauh ini mereka terus berada dalam tren yang positif.
Tetapi dalam kemenangan-kemenangan besar Persija, sebenarnya ada masalah yang mungkin terus menjadi bahan pikiran dari seorang Teco. Meskipun menang besar, mereka tidak selalu berhasil “mematikan” lawan mereka.
Dalam sebagian besar kemenangan luar biasa mereka, Persija selalu saja kemasukan gol. Misalnya di pekan kelima Liga 1 kemarin ketika berhadapan dengan PSIS Semarang. Sudah unggul 4-0, tetapi Persija kemudian mesti kecolongan setelah Melcior Majefat mencetak gol untuk PSIS.
Atau di pertandingan terakhir fase grup Piala AFC melawan Tampines Rovers. Sudah unggul dengan selisih empat gol, Teco mesti mendapati bahwa timnya mengakhiri pertandingan hanya dengan selisih dua gol, setelah Tampines mengejar ketertinggalan mereka hingga laga kemudian berkesudahan dengan skor 4-2.
Memang terlihat sepele, tetapi kecolongan-kecolongan ini bisa jadi menyulitkan Persija seiring dengan berjalannya kompetisi, di mana semakin lama kompetisi akan semakin ketat dan kesulitan-kesulitan berbeda akan dihadapi. Karena bisa jadi, misalnya, yang menentukan Persija juara atau tidak musim ini adalah dilihat dari angka kemasukan mereka. Seandainya gawang Andritany Ardhiyasa terus kemasukan tentu ini akan menjadi masalah.
Maka, kembalinya Toyo yang sepanjang kariernya dikenal sebagai pemain bertahan yang tangguh, mungkin bukan hanya untuk sekadar mengawasi kebugaran pemain saja. Pengalaman Toyo malang melintang di kancah sepak bola Indonesia, bahkan sempat juga bergabung ke tim rival, Persib Bandung, dibutuhkan Teco untuk membenahi pertahanan tim Persija Jakarta.