Cerita

Mungkin Timnas U-23 Butuh Riko Simanjuntak dan Greg Nwokolo?

Hasil imbang tanpa gol yang diraih Timnas U-23 lawan Korea Utara, memastikan skuat asuhan Luis Milla gagal meraih trofi juara di PSSI Anniversary Cup 2018. Dari dua laga yang dilakoni, kualitas lini depan jadi yang paling banyak disorot, karena tidak efisien memanfaatkan peluang.

Belum ada satupun gol yang dicetak Timnas U-23 di kejuaraan ini. Pada pertandingan pertama, Evan Dimas dan kolega takluk 0-1 dari Bahrain, lalu imbang 0-0 di hadapan Korea Utara. Khususnya di laga kedua yang berlangsung semalam (30/4), banyak sekali peluang bersih Timnas U-23 yang terbuang sia-sia.

Salah satu sebabnya adalah timpangnya kedua sisi sayap Garuda Muda. Febri Hariyadi di sisi kiri lebih dominan dari Osvaldo Haay di sektor kanan, yang musim ini juga sedang menurun performanya di Persebaya Surabaya. Untuk mengatasinya, mungkin Riko Simanjuntak bisa jadi solusi.

Mengapa Riko? Karena setidaknya ada dua keuntungan yang bisa didapat.

Pertama, kecepatan Riko bisa mengimbangi Febri di sisi kiri. Baik Riko maupun Febri adalah tipe pemain yang sangat doyan mengejar bola daerah, sedikit berbeda dengan Osvaldo yang walaupun juga cepat, tapi kerap mengolahnya lebih dulu sebelum melakukan tindakan selanjutnya, seperti mengirim umpan atau mengeksekusi sendiri.

Selain itu, musim ini Riko juga membuktikan diri sebagai team player. Di Persija, ia beberapa kali berada di posisi yang bagus untuk mencetak gol, tapi jika ada rekannya yang berdiri lebih bebas, Riko tidak ragu untuk memberikan bola.

Ditambah alasan kedua yaitu eksekusi sepak pojok dan tendangan bebas tidak langsung yang semakin membaik, bisa dibilang Riko adalah salah satu sayap kanan terbaik di Indonesia saat ini. Jangan lupakan juga determinasi tinggi yang selalu ia tunjukkan di setiap pertandingan, yang tidak gentar bertarung walau berpostur mini.

Dari lima pertandingan di Liga 1 2018, Riko telah mengemas 1 gol dan 3 asis. Itu belum menghitung kontribusi besarnya di Piala AFC dan Piala Presiden 2018, yang menjalin kohesi dengan sangat baik bersama Marko Simic, tipe penyerang yang kurang lebih mirip dengan Spaso.

 

pemain sekaliber Greg

Teka-teki Greg Nwokolo

Selain Riko, satu pemain lagi yang sedang bersinar di liga domestik dan layak dipertimbangkan untuk mengisi slot pemain senior Indonesia di Asian Games 2018 adalah Greg Nwokolo, juru gedor andalan Madura United.

Greg saat ini merupakan penyerang sayap yang belum ada tandingannya di Indonesia. Larinya memang tidak sedahsyat Febri, Osvaldo, atau sayap-sayap cepat lainnya yang gemar mengumbar kecepatan, tapi Greg memiliki keunggulan postur tubuh yang membuatnya sulit dikalahkan dalam duel fisik satu lawan satu.

Pergerakan Greg yang sering melakukan penetrasi layaknya inverted winger mungkin juga bisa membantu Spaso atau Lerby mendapat pasokan bola matang yang memadai di kotak penalti. Sudah terbukti di Madura United, Greg tetap bisa bermain baik dengan siapapun tandemnya di lini depan. Mulai dari Peter Odemwingie yang sangat mobile, dan Beto de Paula yang bertipe target man.

Bahkan saking krusialnya peran Greg di skuat Madura United, ada ujar-ujar yang mengatakan kalau Greg bermain bagus maka Madura United juga tampil prima, tapi jika Greg bermain buruk maka Madura United juga akan terpuruk.

Keunggulan yang kedua, Greg juga jago mengeksekusi bola mati, sama dengan Riko. Bedanya, Greg juga tajam saat menjadi algojo tendangan bebas langsung. Dengan kehadirannya, Timnas U-23 bisa lebih banyak menerapkan variasi set-pieces, karena memiliki banyak eksekutor andal.

Dengan kehadiran Riko dan Greg, trisula lini depan Timnas U-23 juga bisa lebih bervariasi. Dari kiri ke kanan, Luis Milla bisa memasang Greg-Spaso-Riko, atau Febri-Spaso-Riko. Kalaupun ingin memainkan Febri dan Greg bersamaan, juga sangat memungkinkan karena Greg bisa bermain di kedua sisi, kemudian Riko difungsikan sebagai super-sub.

Memanggil Riko dan atau Greg artinya harus mencopot dua pemain senior lainnya, dan mungkin yang bisa “dikorbankan” adalah Andritany Ardhiyasa karena stok kiper berkualitas di Timnas U-23 yang cukup banyak, dan Lerby Eliandry jika Luis Milla membutuhkan tipe penyerang senior yang bisa bergerak melebar.

Meski demikian, mengharap Riko dan Greg dipanggil Timnas U-23 di Asian Games 2018 bisa dibilang cukup kecil peluangnya. Sebab, di masa kepelatihan Luis Milla, Greg sama sekali belum mendapat panggilan timnas walau tampil impresif di klub, sedangkan Riko belum tentu dilepas Persija karena sangat dibutuhkan di liga domestik.

PSSI Anniversary Cup 2018 masih memiliki satu pertandingan sisa. Walau tak lagi menentukan bagi Timnas U-23 untuk meraih gelar juara, tapi sangat penting untuk dijadikan baham evaluasi. Apakah perombakan lini depan memang mutlak diperlukan, atau hanya membutuhkan menit bermain yang lebih banyak agar lebih padu.