Klub kasta kedua Inggris, Leeds United, berencana akan mengunjungi Asia Tenggara pada musim panas 2018. Namun, belum apa-apa, rencana tersebut sudah mendapat kritikan dari berbagai pihak.
Leeds akan mengunjungi Myanmar dan memperoleh sponsor dari AYA, bank swasta Myanmar. Namun, rencana kunjungan klub yang bermarkas di Elland Road itu mendapat kecaman dari anggota parlemen Britania Raya.
Penolakan ini disuarakan oleh dr. Rosena Allin-Khan, anggota parlemen yang juga menjabat sebagai pejabat sementara Menteri Olah Raga Britania Raya. Ia menolak keras rencana Leeds United yang ingin mengadakan pertandingan persahabatan pra-musim di Myamar pada 9 dan 11 Mei nanti.
“Tidak wajar jika klub sepak bola mempromosikan sebuah negara yang membenarkan pembunuhan besar-besaran terhadap rakyat mereka,” kata Khan seperti dikutip BBC. “Mereka perlu berpikir ulang dan diingatkan tentang tindakan yang salah ini.”
Allin-Khan yang memeluk agama Islam tentu saja menyinggung kasus pembersihan etnis minoritas Muslim, Rohingya, yang sampai sekarang menjadi persoalan pelik di Myanmar. “Ini tetap salah secara moral karena klub tersebut (Leeds United) ingin melaksanakan laga pra-musim di sebuah negara yang membantai warganya secara besar-besaran.”
Wajar jika Allin-Khan mengemukakan pendapat tersebut. Ia sendiri pernah mengadakan kunjungan ke penampungan pengungsi Rohingya di Myanmar pada bulan November tahun 2017 lalu.
Lebih lanjut, wanita ini mengungkapkan rasa kecewanya terhadap rencana klub tersebut. Ia berpendapat bahwa rencana kunjungan ini akan memengaruhi Myanmar untuk mengindahkan pemecahan masalah secara diplomatik untuk kasus Rohingya.
Beberapa hari sebelumnya, Leeds United mengungkapkan rencana mengadakan laga persahabatan melawan skuat All-Star Liga Myanmar di kota Yangon. Setelah itu, klub berjulukan The Whites ini akan menantang tim nasional Myanmar di kota Mandalay.
Kehadiran klub-klub Eropa ke negara Asia Tenggara bukanlah hal yang baru. Berbagai klub besar seperti Manchester United, Internazionale Milano, Barcelona, Liverpool, dan Arsenal pernah singgah ke Asia Tenggara untuk melakukan tur pra-musim. Namun, baru Leeds-lah yang mengalami penolakan di negara mereka sendiri, apalagi akibat alasan politis.
Di kesempatan terpisah, pihak Leeds menolak kedatangan mereka ke Myanmar disangkutpautkan dengan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas Muslim Rohingya. Presiden Leeds, Andrea Radrizzani, juga menyangkal bahwa insentif finansial merupakan alasan utama mereka untuk memainkan pertandingan di negara yang dulu dikenal sebagai Burma ini.
“Pihak klub sama sekali tidak menerima biaya sepeser pun,” kata Radrizzani. “Sebaliknya, saya melihat ini sebagai inisiatif untuk mendukung sepak bola lokal di di Asia Tenggara, selain untuk memperkenalkan Leeds United di kawasan ini.”
Bagaimana pendapat Anda? Perlukah Leeds United meneruskan rencana tur musim panas ke Myanmar?