Turun Minum Serba-Serbi

Daftar Fragmen Unik Real Madrid: Ketika Si Putih Melempem di Liga, Namun Meledak di Liga Champions Eropa

Real Madrid kembali berpeluang besar menjadi juara Liga Champions musim 2017/2018 meski performa mereka di liga domestik cukup mengecewakan. Namun, ternyata sudah menjadi kebiasaan Los Blancos untuk mencari pelampiasan di kompetisi antarkub Eropa ketika prestasi mereka di La Liga tak bisa dibanggakan.

Tak percaya? Mari kita lihat daftar berikut:

Musim 2017/2018 (?) posisi tiga di La Liga (sementara)

Apakah Real Madrid akan kembali menjadi juara di Liga champions 2017/2018? Peluang itu terbuka lebar setelah kemenangan 2-1 mereka di kandang Bayern München. Jika sukses, Sergio Ramos dan kawan-kawan akan mengukir hat-trick juara dan memenangi gelar ketiga belas mereka. Ini juga akan menghapus performa buruk di La Liga, di mana mereka menduduki posisi tiga dan tertinggal jauh dari Barcelona.

Musim 2015/2016, posisi runner-up La Liga

Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan kembali merebut trofi Liga Champions meskipun melewati musim La Liga yang berantakan. Terseok-seok di paruh pertama serta takluk dengan skor telak dari Barcelona dan Atletico Madrid mengakibatkan pelatih Rafael Benitez dipecat. Namun, Zinedine Zidane mengembalikan martabat Los Blancos dengan finis sebagai runner-up. Di Liga Champions, mereka masih dinaungi keberuntungan dengan memenangi final atas Atletico melalui adu penalti.

Musim 2013/2014, posisi tiga di La Liga

Dua belas tahun tak pernah menjuarai Liga Champions, Los Blancos akhirnya sukses meraih La Decima pada akhir musim 2013/2014. Nyaris takluk di final melawan Atletico Madrid, El Real diselamatkan gol di menit-menit akhir sebelum bangkit dan mengamuk di babak tambahan waktu. Namun, kiprah pasukan Carlo Ancelotti di La Liga tak bisa dibanggakan karena hanya finis di posisi tiga di bawah Atletico dan Barcelona.

Musim 2001/2002, posisi tiga di La Liga

Di musim pertama sang maestro Zinedine Zidane bermain di klub ini, Real Madrid hanya mampu finis di posisi tiga La Liga. Proyek Los Galacticos yang disusun Florentino Perez tak mampu bersaing dengan Valencia dan Deportivo La Coruna di kompetisi domestik. Namun, mereka lagi-lagi berjaya di Liga Champions dengan mengungguli Bayer Leverkusen di final. Gol penentu dicetak Zidane melalui tendangan volinya yang melegenda.

Musim 1999/2000, posisi lima di La Liga

Mungkin ini musim terburuk Real Madrid sepanjang sejarah yang memenangi Liga Champions. Di bawah asuhan pelatih asal Wales, John Toshack, Raul Gonzalez dan kawan-kawan sulit bersaing di La Liga yang akhirnya dimenangi Deportivo La Coruna. Setelah diambil alih Vicente del Bosque, barulah posisi mereka stabil dan finis di posisi lima klasemen. Beda halnya di Liga Champions, ketika Los Blancos sangat perkasa dan mengungguli Valencia di final dengan skor 3-0.

Musim 1997/1998, posisi empat di La Liga

Ditangani oleh pelatih ikonik Louis van Gaal, Barcelona sangat dominan di La Liga 1997/1998. Maka, Real Madrid yang ditangani pelatih asal Jerman, Jupp Heynckes, cenderung mengalihkan fokus ke Liga Champions. Raul Gonzalez dan kawan-kawan hanya finis di posisi empat La Liga, tapi mereka menjuarai Liga Champions dengan menaklukkan Juventus di final.