Apa yang paling Anda ingat dari sosok Mark van Bommel? Dia seorang pemimpin tangguh di lapangan tengah, selain memiliki kemampuan sama kuatnya dalam bertahan dan menyerang. Tak heran, mantan pemain nasional Belanda ini disegani di empat klub besar Eropa.
PSV Eindhoven, Barcelona, Bayern München, dan AC Milan adalah klub-klub papan atas yang pernah merasakan kontribusi van Bommel. Pemain yang sedang merayakan ulang tahun ke-41 pada 22 April 2018 ini mengoleksi satu gelar Liga Champions dan segudang gelar juara liga sepanjang kariernya.
Meski gagal membawa Belanda menjadi juara Piala Dunia pada tahun 2010 akibat takluk dari Spanyol di final, pria yang lahir di Maasbracht ini tetap disegani sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah dihasilkan Negeri Kincir Angin. Semangat juangnya di lapangan tak diragukan lagi, meski kadang akibat terlalu garang, ia memperoleh dampak negatif.
Selain sering memperoleh hukuman kartu akibat bermain terlalu keras, van Bommel juga seringkali berdebat dengan wasit. Dia adalah orang pertama yang mendebat sang pengadil ketika pelanggaran dilakukan oleh teman-teman setimnya. Karakter kuat ini mendorong Bayern München memilihnya sebagai pemain non-Jerman pertama yang menjabat sebagai kapten tim mereka.
Akrab dengan gelar juara liga
Lahir di provinsi Limburg, di bagian tenggara Belanda, van Bommel menghabiskan tujuh musim dengan klub lokal Fortuna Sittard sebelum bergabung dengan klub raksasa, PSV Eindhoven, pada tahun 1999. Ia memenangkan gelar Eredivisie dalam dua musim pertamanya. Setelah itu, ia menjadi kapten PSV dalam usia yang cukup muda, yaitu 24 tahun. Pria berambut ikal ini juga berjasa memimpin PSV ke semifinal Liga Champions 2003/2004.
Prestasi ini mengantarkanya ke FC Barcelona, bergabung dengan pelatih Belanda, Frank Rijkaard. Meski hanya semusim di klub tersebut, van Bommel memenangkan La Liga dan Liga Champions 2005/2006. Selepas Spanyol, ia menuju Jerman untuk bergabung dengan Bayern München, di mana ia lagi-lagi merasakan sukses dengan dua gelar Bundesliga.
Meski demikian, van Bommel merasakan kekecewaan di final Liga Champions keduanya. Bayern harus bertekuk lutut di tangan Internazionale Milano yang diasuh Jose Mourinho. Namun, prestasi sebagai runner-up Liga Champions 2009/2010 sudah cukup untuk membuatnya dipercaya mengawal lini tengah tim nasional Belanda di Piala Dunia 2010.
Setelah menjadi runner-up Piala Dunia 2010, van Bommel mulai ditunjuk sebagai kapten tim Oranje untuk menggantikan Giovanni van Bronckhorst yang pensiun. Di usia yang sudah cukup berumur, jasanya ternyata maish terpakai di klub besar lain, AC Milan. Raksasa Serie A ini mendatangkannya dengan status bebas transfer pada bulan Januari 2011.
Menariknya, gelar juara liga tak pernah lepas dari pria bernama lengkap Mark Peter Gertruda Andreas van Bommel ini. Ia mengakhiri musim 2011/2012 sebagai pemenang Scudetto Serie A. Akhirnya, ia memutuskan untuk menutup kariernya bersama PSV pada musim panas 2013.
Fijne verjaardag, legenda!