Sedari musim kompetisi 2018 bergulir dan mengemban status sebagai juara bertahan Liga 1, Bhayangkara FC malah tidak dianggap sebagai klub unggulan yang di pengujung musim bakal mencaplok titel juara sekali lagi.
Ada berbagai alasan mengapa The Guardian justru mendapat label underdog kali ini. Selain kehilangan beberapa pilar andalan di musim lalu, pembenahan yang diperbuat oleh para pesaing juga dianggap lebih meyakinkan ketimbang tim asuhan Simon McMenemy itu.
Hingga Liga 1 2018 memasuki pekan keempat, Nikola Komazec dan kawan-kawan masih tertahan di posisi dua belas dengan koleksi lima poin, tertinggal dari nama-nama tangguh semisal Persipura Jayapura, Persija Jakarta, atau bahkan tim promosi, Persebaya Surabaya.
Selain hal-hal teknis, salah satu poin yang kerap dicatut sebagai biang kegagalan Bhayangkara FC meraup hasil positif di sebuah laga adalah status mereka sebagai tim musafir.
Dalam sepasang partai kandangnya sejauh ini, The Guardian mesti menggunakan Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta plus Stadion Gelora Delta di Sidoarjo. Hal itu terpaksa dilakukan sebab Stadion PTIK yang mereka ajukan sebagai tempat menggelar laga kandang, dinilai belum layak oleh operator kompetisi, PT. Liga Indonesia Baru (LIB).
Situasi pelik itu sendiri mendorong Bhayangkara FC untuk melakukan renovasi terhadap stadion berkapasitas 3 ribu penonton tersebut. Menurut kabar terakhir yang dihembuskan manajemen The Guardian, proses renovasi itu bahkan sudah selesai dan membuat Stadion PTIK cukup representatif buat menghelat pertandingan sepak bola di kasta tertinggi. Namun semuanya harus menunggu verifikasi lanjutan dari PT. LIB.
Lebih lanjut, pihak Bhayangkara FC juga telah mendatangkan dua buah kontainer yang diletakkan di sisi kanan dan kiri tribun VIP (Very Important Person) dan akan disulap menjadi ruang ganti bagi para pemain.
“Kontainer itu nanti akan kami sulap sedemikian rupa sehingga memiliki toilet, ruang pelatih, sampai loker pemain plus dilengkapi pendingin ruangan. Nantinya, bagian dalam kontainer tersebut bakal terlihat mewah”, terang Sumardji, manajer Bhayangkara FC seperti dikutip dari laman resmi Liga 1.
Manajemen The Guardian memilih untuk memanfaatkan kontainer sebagai ruang ganti lantaran probabilitas buat membangun ruang ganti yang lebih luas di bawah tribun VIP nyaris mustahil dilakukan.
Dengan pembenahan-pembenahan tersebut, Bhayangkara FC memendam asa jikalau PT. LIB akan mengabulkan pengajuan mereka untuk menggunakan Stadion PTIK yang berlokasi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, sebagai kandang pada sisa musim ini.