Lima tahun lalu, Malaga CF hampir menciptakan kejutan besar di Liga Champions setelah hampir menyingkirkan klub raksasa Bundesliga, Borussia Dortmund di babak perempat-final. Gol menit akhir yang terlihat offside oleh Felipe Santana memupuskan langkah Malaga, namun perjalanan klub asal Spanyol itu menjadi cerita yang indah di Liga Champions tahun 2013. Lima tahun kemudian, situasi berubah 180 derajat bagi Malaga.
Kekalahan tipis yang diderita oleh Los Boquerones atas Levante dengan skor 1-0 dalam pertandingan La Liga Subuh tadi (20/4), memastikan mereka terdegradasi dari kasta tertinggi Liga Spanyol ini. Gol dari penyerang muda Levante, Emmanuel Boateng di menit 93, membuat Malaga harus turun ke Segunda Division setelah 10 tahun berkiprah di La Liga. Hal ini juga memastikan mereka sebagai klub pertama dari liga top Eropa (Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, Prancis) yang terdegradasi.
OFFICIAL: Málaga are the first team in Europe's top five leagues to be relegated this season.
17 points from 33 games in their tenth consecutive season in LaLiga. pic.twitter.com/wapgKGfMAd
— Play Squawka Selector for Free (@Squawka_Live) April 19, 2018
Perjalanan Malaga di La Liga musim ini memang begitu menyedihkan. Selain hanya mengumpulkan 17 poin dari 33 laga, presiden sekaligus pemilik klub, Sheikh Abdullah Al Thani, juga kerapkali berulah. Salah satu kelakuannya yang paling merugikan adalah ketika ia mengejek Barcelona, yang berakibat denda kepadanya.
Padahal, Al Thani sempat disebut-sebut sebagai orang yang mampu mengubah Malaga dan membawa mereka merusak tatanan La Liga yang dikuasai oleh Barcelona dan Real Madrid. Di tahun 2010 lalu, pengusaha asal Qatar ini resmi mengakuisisi klub sekaligus menyelamatkan Malaga dari kebangkrutan.
Al Thani menjalani awal kepemimpinannya dengan ambisius. Nama tenar dengan sederet pengalaman ia beli, seperti Jeremy Toulalan, Martin Demichelis, Julio Baptista, hingga Ruud van Nistelrooy. Tak hanya itu, Malaga juga memiliki poros lokal yang kuat di lini tengah dalam diri Santi Cazorla dan Isco.
Prestasi mereka di Liga Champions 2013 adalah bukti bahwa proyek yang dijalankan Al Thani terlihat menjanjikan. Sayangnya, setelah itu, borok Al Thani perlahan terbuka ke publik. Malaga ternyata masih memiliki utang, dan harus dicoret dari Liga Champions selama tiga tahun berikutnya. Krisis keuangan ini juga memaksa mereka untuk menjual pemain bintangnya, seperti Isco Alarcon ke Real Madrid, serta Santi Cazorla dan Nacho Monreal ke Arsenal. Pencapaian mereka semakin buruk, dan puncaknya terjadi di musim ini.
Tentunya, sangat disayangkan melihat klub yang lima tahun lalu hampir lolos ke semifinal Liga Champions, kini terdegradasi begitu cepat.