Hanya beberapa saat usai dilantik sebagai nakhoda anyar Bayern München menggantikan Carlo Ancelotti di bulan September 2017 lalu, Jupp Heynckes menyatakan bahwa ia cuma menangani Franck Ribery dan kolega sampai pengujung musim 2017/2018 saja.
Padahal, performa Die Bayern bersama Heynckes justru sangat eksepsional. Akhir pekan lalu (8/4), mereka berhasil memastikan gelar Bundesliga ke-28 sepanjang sejarah klub walau kompetisi masih menyisakan lima pertandingan.
Tak sampai di situ, mereka pun menyimpan kesempatan buat menambah pundi-pundi trofi karena sudah menjejakkan kaki di babak semifinal, masing-masing pada ajang Piala Jerman (akan bertemu Bayer Leverkusen) dan Liga Champions (dini hari tadi menyingkirkan Sevilla dengan agregat 2-1).
Berkaca dari situasi tersebut, media-media Jerman pun terus menggelindingkan nama yang pantas menggantikan posisi Heynckes. Dari sekian sosok, tersembul pula pelatih muda kepunyaan Hoffenheim, Julian Nagelsmann.
Meski baru berumur 31 tahun, lebih muda ketimbang Ribery ataupun Arjen Robben (sepasang winger andalan Bayern), tak ada yang berani menyangsikan kegeniusan Nagelsmann dalam hal taktik dan strategi. Wajar bila kemudian namanya terus dikait-kaitkan dengan klub papan atas Eropa.
Akan tetapi, seiring dengan rumor yang terus berhembus perihal ketertarikan Bayern, Nagelsmann pun menunjukkan komitmen tingginya kepada Hoffenheim.
Dilansir oleh situs resmi Bundesliga, pria kelahiran Landsberg am Lech ini, masih ingin bertahan di Stadion Wirsol Rhein-Neckar Arena guna mengasuh Serge Gnabry dan kolega pada musim mendatang.
“Aku sudah menandatangani kontrak yang valid sampai musim panas 2021. Meski selalu ada pemikiran dan keinginan untuk mencoba tantangan baru di tempat lain, tapi aku merasa bahwa bertahan di Hoffenheim adalah pilihan terbaik sekarang ini”, tutur Nagelsmann.
Mulai menangani Hoffenheim di paruh kedua musim 2015/2016, Nagelsmann menunjukkan potensinya sebagai pelatih berbakat. Usai sukses membawa klub yang berdiri tahun 1899 itu lolos degradasi pada musim tersebut, pencapaian lebih hebat malah ditorehkannya di musim-musim berikutnya.
Finis di peringkat empat musim 2016/2017 sekaligus lolos ke babak play-off Liga Champions musim selanjutnya jadi catatan apik perdana Nagelsmaan menangani Hoffenheim selama satu musim penuh.
Sayang, mimpi Hoffenheim beraksi di Liga Champions 2017/2018 mesti berakhir usai tumbang dengan agregat 6-3 dari Liverpool. Makin ironis karena setelah terusir ke Liga Europa, penampilan Gnabry dan kawan-kawan malah jeblok karena finis sebagai juru kunci Grup C pada babak penyisihan.
Beruntung, hal itu dapat mereka tebus kala bertanding di Bundesliga. Hingga pekan ke-29, Hoffenheim masih bercokol di posisi tujuh klasemen sementara dan menyimpan kans lolos ke Liga Champions musim depan karena koleksi poin hanya berselisih lima dari milik Bayer Leverkusen yang duduk di posisi keempat.
Komitmen Nagelsmann ini sendiri tentu menyenangkan hati manajemen, pemain dan suporter Hoffenheim. Setidaknya, musim depan mereka dapat bersaing lagi di papan atas untuk memperebutkan tiket bermain di kejuaraan antarklub Eropa seperti yang dilakukan musim lalu dan musim ini.