Apa yang paling kamu ingat tentang Roberto Carlos?
Jawabannya bisa bermacam-macam. Generasi 1970-an mungkin akan mengingatnya dari gol tendangan bebas di Tournoi de France 1997. Generasi 1980-an bisa jadi mengingatnya sebagai pemenang 3 trofi Liga Champions dan 4 gelar La Liga di Real Madrid.
Terakhir, generasi 1990-an kemungkinan akan mengingatnya dari kemampuan hebat bak dewa di salah satu gim sepak bola, yang komentatornya menyebut nama Roberto Carlos dengan sangat khas: Rrroooberrttooo Carrrloooosss….
Di kalangan penggemar kulit bundar, hampir semuanya familiar dengan nama Roberto Carlos. Di kategori usia berapapun, profesi apapun, sebagian besar dari mereka ketika mendengar nama Roberto Carlos, pasti ingatannya akan tertuju pada pemain mungil setinggi 168 sentimeter yang berlarian di sisi kiri lapangan, dengan spesialisasi tendangan geledek.
Bahkan saking ikoniknya sosok Roberto Carlos, beberapa orang yang melihat pesepak bola dengan kepala botak dan berkulit sawo matang, mengira kalau itu Roberto Carlos. Anak Ronaldo Luís Nazário de Lima misalnya, yang membuat penyerang legendaris Brasil tersebut sampai menumbuhkan poni di kepala botaknya pada Piala Dunia 2002, karena anaknya sering kesulitan membedakan Ronaldo dan Roberto Carlos.
Idola semua idola
Vicente del Bosque saat melatih Real Madrid pernah berkata, “Saya hanya perlu satu Roberto Carlos untuk menguasai semua sisi kiri lapangan.” Sebuah kalimat yang menunjukkan betapa hebatnya mantan pemain Palmeiras itu di posisi terbaiknya, bek kiri.
Stamina, kecepatan, dribel, dan akurasi umpan silang adalah atribut yang wajib dimiliki seorang bek sayap, dan Roberto Carlos memiliki semuanya. Kemampuan tersebut menutupi kelemahannya yang berpostur mini di sepak bola Eropa, Itu belum ditambah spesialisasi lainnya seperti eksekusi tendangan bebas dan long throw-in.
Kemampuan spesial Roberto Carlos dalam mengeksekusi tendangan bebas dengan ciri khasnya sudah dilakukan sejak merumput di Palmeiras tahun 1993-1995. Ia bahkan sempat mencetak gol yang tak kalah sensasional dari golnya di Tournoi de France 1997, dengan jarak yang lebih jauh dan tendangan yang sama kerasnya meluncur deras ke gawang lawan.
Tendangan bebas Roberto Carlos menyumbang cukup banyak gol di sepanjang kariernya, yang untuk ukuran bek sayap, termasuk sangat produktif. Tak kurang dari 80 gol dicetaknya di level klub, dan di timnas Brasil mengukir 11 gol dari 125 caps. Bahkan Marcelo yang dianggap sebagai bek kiri terbaik dunia saat ini, belum dapat menyamai torehan seniornya tersebut.
Melihat Roberto Carlos hendak mengeksekusi tendangan bebas memang sangat mengasyikkan sekaligus mendebarkan. Ancang-ancang yang jauh seperti Tomb Raider hendak melompati jurang, dilanjutkan dengan lari-lari kecil seperti sedang melakukan pemanasan, dan dilanjutkan dengan ayunan kaki kiri yang membuat bola melaju sangat kencang seperti sepeda motor di iklan yang dibintangi Komeng.
Semua penonton dan pemain harap-harap cemas menantinya. Apakah akan terjadi gol, seberapa keras tendangannya, atau bagaimana nasib pagar pemain yang dihantam bolanya? Di saat itu pula orang-orang di belakang gawang melakukan persiapan ganda, untuk bersiap mengabadikan momen, juga bersiap menghindar jika tendangannya nyasar.
Waktu seakan terhenti ketika Roberto Carlos berdiri sekitar 3-4 meter di belakang bola, menghadap pagar pemain lawannya. Namun seberapapun banyak pagar pemain yang menutupi pandangannya ke arah gawang, Roberto Carlos selalu memiliki cara. Dengan tendangan pisang, menyusur tanah, ataupun placing juga pernah dilakukannya.
Dan seketika…. bam!! Jala gawang bergetar, penonton bersorak, lawannya terpana, rekan-rekannya bergembira, gemerlap lampu kamera mengarah padanya. Esoknya foto Roberto Carlos terpampang di media-media, fisikawan menghitung berapa kecepatan bola tendangan Roberto Carlos, dan anak kecil yang bermain bola di jalanan meniru ancang-ancangnya yang khas.
Ronaldinho pernah menyanjung Roberto Carlos sebagai salah satu bek kiri terbaik dunia, dan salah satu eksekutor tendangan bebas terbaik. Ronaldo bahkan menyebut Roberto Carlos sebagai kawan karib, dan lebih sering tidur sekamar dengannya ketimbang bersama wanita-wanita yang pernah ditidurinya.
Bukti bahwa Roberto Carlos adalah idola semua idola. Dia yang dicintai rekan-rekannya, dipuji lawannya, dan dikenang namanya secara terus menerus melintasi generasi ke generasi. Dialah yang banyak meninggalkan kesan manis, dan sampai kapanpun gol-golnya akan selalu bernilai historis
Itulah Roberto Carlos. Satu-satunya manusia yang membuat anak gawang memejamkan mata dan menunduk untuk menghidari bola tendangannya, tapi ketika matanya terbuka, ternyata bola sudah bersarang di gawang Fabien Barthez.
Selamat ulang tahun yang ke-45, Roberto Carlos da Silva Rocha!