Cerita

Mengagumi Kecerdasan Guardiola Dalam Menyikapi Sindiran Mino Raiola

‘Perselisihan’ yang terjadi antara Pep Guardiola dan Zlatan Ibrahimovic sudah berlalu hampir delapan tahun lamanya, namun topik ini nyatanya masih menarik untuk dibahas hingga sekarang, bahkan sampai melebar kemana-mana.

Mulai sejak Zlatan masih berseragam Barcelona hingga akhirnya menjadi penghangat bangku cadangan Manchester United, kita tahu pria asal Swedia ini seperti tak pernah kehilangan gairah jika membicarakan mantan pelatihnya tersebut. Selalu ada yang ingin diungkapkan, meskipun intinya sama. Guardiola pengecutlah, ia pelatih hebat tapi bukan pria sejatilah, dan seterusnya. Jika saja ucapan monoton itu dilontarkan oleh pemain lain, Stewart Downing misalnya, mungkin media tak akan ada yang mau meliputnya berulang-ulang.

Zlatan bahkan mendedikasikan satu bab dalam autobiografinya untuk membahas Pep Guardiola, seolah ia sangat terobsesi dengannya. Namun hebatnya, Pep justru jarang membalas komentar-komentar Zlatan. Seringkali ia diam saja. Bahkan kalaupun ia berbicara tentang Zlatan, ia masih memuji mantan anak asuhnya itu, meskipun ia menyadari bahwa hubungan personal keduanya tak baik. Satu-satunya perkataan Pep yang mungkin bisa dikatakan menyindir Zlatan hanyalah saat ia berkata ‘aku selalu berbicara langsung dengannya, sedangkan ia (Zlatan) menggunakan bukunya untuk mengungkapkan pendapatnya’.

Seolah tertular virus dari Zlatan, sang agen super yang menaunginya bertahun-tahun, Mino Raiola pun ikut-ikutan menyerang Pep dengan ucapan pedasnya di sela-sela pemberitaan kepindahan Zlatan ke Los Angeles Galaxy pada akhir Maret lalu. Hal ini tentu terasa wajar. Ia mungkin juga sebal karena pemain terbesar dalam agensinya saat ini malah dicadangkan oleh Guardiola selama di Barcelona.

Kenapa bisa disebut tertular virus Zlatan? Karena seperti Zlatan, awalnya ia memuji kualitas Pep sebagai pelatih, namun ujung-ujungnya tetap menjatuhkan sosok personalnya. Bahkan ia dengan menyebut Pep sebagai seorang pengecut dan seperti seekor anjing.

Saat itu Pep diam saja, namun ketika Manchester City, tim asuhannya saat ini, akan menghadapi United di Liga Inggris pada 7 April, para jurnalis tak akan melewatkan kesempatan untuk bertanya tentang hal ini di konferensi pers, terlebih di laga sepenting derby Manchester, dimana beragam cerita dibaliknya bisa meningkatkan oplah penjualan koran maupun traffic kunjungan di situs daring.

Apakah Guardiola menjawabnya? Ya, dia menjawabnya. Hebatnya, jawaban Pep justru akan membuatnya semakin dikagumi oleh banyak pihak. Ia seperti tahu bagaimana mengatasi kekonyolan ini.

Dengan tenangnya, Pep berujar, “Membandingkanku dengan seekor anjing sungguh salah, kita harus menaruh rasa hormat yang lebih kepada hewan tersebut. Ia (Raiola) harusnya melindungi para pemainnya dari orang sepertiku.”

Ia pun melanjutkan, “Aku tak pernah berbicara dengannya, jadi aku tak tahu mengapa ia bisa punya pendapat seperti itu tentangku. Mungkin dari Zlatan ya? Anehnya, dengan semua penilaiannya tentangku, mengapa ia masih menawarkan (Henrikh) Mkhitariyan dan (Paul) Pogba kepada City dua bulan lalu (jendela transfer Januari)? Pogba adalah seorang pemain yang hebat, namun kami (City) tak akan membelinya karena ia terlalu mahal.”

Harus diakui, hal ini merupakan sebuah pernyataan cerdas dari Guardiola. Jika diperjelas, Pep seolah ingin mengatakan bahwa ‘Aku, Josep Guardiola, tidak lebih baik baik dari seekor anjing. Namun kamu, Mino Raiola, malah memintaku untuk melatih Paul Pogba, mantan pemain termahal sedunia?’. Sindirannya ini sungguh merupakan hiburan kelas atas.

Bagaimana reaksi Raiola mendengar ucapan Pep? Dengan tenang ia menjawab “Aku tak pernah bicara dengannya (Pep) dan saya menawarkan para pemain bukan padanya, melainkan kepada Manchester City, yang merupakan klub fantastis dengan manajer fantastis.”

Jika mencermati pernyataannya lebih dalam, kita bisa lihat bahwa Raiola tak menyangkal bahwa ia menawarkan Pogba kepada pihak manajemen City. Ia hanya menyangkal ucapan Pep yang menyebutkan kalimat ‘he offered me’ dalam konferensi persnya.

Padahal kita pun dengan mudah akan menduga bahwa yang dimaksud oleh Pep tentu bukan dirinya, melainkan pihak klub. Lagipula, jika benar Pogba nantinya pindah ke City, memangnya ia akan dilatih siapa? Apakah saat ini Pep Guardiola terlihat seperti sedang terancam posisinya? Rasanya tidak.

Dengan prestasi Pep membawa City mendominasi Liga Inggris saat ini dengan keunggulan margin poin yang mirip dengan saat ia membawa Bayern München menjuarai Bayernliga, rasanya bodoh jika manajemen City memberhentikannya.

Ucapan Raiola justru semakin menguatkan bahwa ia, sebagai agen, hanya mementingkan masa depan para pemainnya atau mungkin keuntungan finansial baginya saja. Terlebih, dikutip dari Guardian, ia menawarkan Pogba di bursa transfer Januari, di saat ‘kisruh’ Pogba dengan Jose Mourinho di United belum mencuat.

Namun yang lebih mengenaskan bagi Raiola adalah, ia harus menerima kenyataan memalukan jika di luar sana akan ada orang yang menganggap dirinya sebagai orang yang tebal muka, meskipun rasanya pria Belanda berdarah Italia ini tak akan peduli. Di satu sisi, ia menghina Pep, namun di sisi lainnya, secara tak langsung ia membutuhkan ‘bantuan’ Pep untuk menyelamatkan karir para pemainnya, dan juga nama baik agensinya. Dan semua itu terungkap lewat kecerdasan Pep dalam membalas semua kritikan yang tertuju padanya. Ada-ada saja kamu, Mino.

Author : Adhi Indra Prasetya (@aindraprasetya)
Penggemar Juventus yang merasa dirinya adalah Filippo Inzaghi saat bermain bola