Dibanding beberapa konfederasi sepak bola lain yang ada di muka Bumi, konfederasi sepak bola Oseania (OFC) yang mengepalai negara-negara di kawasan Samudra Pasifik seperti Selandia Baru hingga Vanuatu, terbilang minim sorotan.
Namun kemarin (6/4), sebuah kabar mengejutkan justru datang dari konfederasi yang berdiri pada tahun 1966 tersebut. Sang presiden yaitu David Chung, memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Lelaki kelahiran Malaysia tapi sudah dinaturalisasi sebagai warga negara Papua Nugini (Chung hijrah ke Papua Nugini sejak tahun 1985) itu menanggalkan posisinya dengan alasan pribadi.
Padahal, ia telah memimpin OFC sejak tahun 2011 silam ketika mensubstitusi Reynald Temarii asal Tahiti yang melanggar kode etik induk organisasi sepak bola dunia (FIFA) dengan terlibat kasus korupsi. Pada pemilihan tahun 2015, Chung kembali terpilih secara aklamasi buat menduduki jabatan strategis ini.
Selain berperan sebagai Presiden OFC, Chung juga berstatus sebagai Senior Vice President FIFA sejak tahun 2017 dan menjadi presiden asosiasi sepak bola Papua Nugini (PNGFA) sedari tahun 2004.
Rumor terkait pengunduran diri Chung pun mulai berhembus. Salah satu alasan yang paling dipercayai publik adalah kasus dualisme yang terjadi di tubuh PNGFA.
Semenjak memimpin PNGFA, Chung dinilai sangat kompeten dalam melakukan banyak terobosan penting buat perkembangan sepak bola di Papua Nugini. Salah satu mahakaryanya adalah kelahiran ajang National Soccer League (NSL) di negara beribu kota Port Moresby tersebut per tahun 2006 lalu.
Namun selama kurang lebih satu setengah tahun terakhir, ada konflik yang terjadi di dunia sepak bola Papua Nugini. Berawal dari dendam lama, kabarnya Chung telah menyingkirkan salah seorang kandidat presiden PNGFA secara ilegal dari proses pemilihan tahun 2016 silam, Kapi Natto, segala keruwetan ini mengemuka.
Merasa dicurangi oleh Chung, Natto dan ‘komplotannya’ pun membentuk federasi tandingan yaitu Football Federation Papua New Guinea (FFPNG) dan liga breakaway dengan tajuk National Premier League (NPL). Namun sampai hari ini, baik FFPNG dan NPL tidak mendapat pengakuan dari OFC dan FIFA. Konon, Chung ingin menyelesaikan kasus pelik ini sehingga memutuskan untuk melepas jabatannya sebagai presiden OFC.
Familiar dengan kasus semacam ini, penggemar sepak bola Indonesia?
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional