Tiga belas tahun yang lalu, banyak yang sukar memercayai hancurnya juara bertahan Liga Champions 2003, AC Milan, di tangan wakil Spanyol, Deportivo La Coruna. Skor akhir 4-0 membuat para penonton tercengang, tidak menduga La Coruna bisa memutarbalikkan skor 1-4 yang mereka derita di Stadion San Siro, Milan. Perjuangan anak-anak asuhan Javier Irureta itu pun dikenang sebagai salah satu comeback terbaik sepanjang sejarah sepak bola.
Namun, tak lama setelah itu, nama Irureta menghilang dengan cepat. Setelah meletakkan jabatan sebagai pelatih Depor pada tahun 2005, pria kelahiran 1 April 1948 ini tak pernah lagi sukses sebagai pelatih. Malah, ia seolah lenyap dari peradaban setelah terakhir kali menangani Real Zaragoza pada tahun 2008.
Javier Iruretagoyena Amiano terbilang sukses ketika masih aktif bermain ia menikmati dua kali juara La Liga bersama Atletico Madrid, yaitu pada tahun 1970 dan 1973. Setelah pensiun, mental juara tersebut dibawanya ke kursi kepelatihan.
Memulai karier sebagai pelatih di tahun 1984 bersama klub kecil, Sestao, Irureta awalnya diprediksi hanya akan menjadi pelatih medioker. Namun, dengan cepat ia menyulap klub-klub kecil seperti Real Oviedo dan Celta Vigo menjadi klub-klub kaliber kompetisi Eropa. Keduanya sukses lolos ke Piala UEFA (sekarang Liga Europa) di bawah asuhan Irureta.
Sepuluh tahun kemudian ia memperoleh jabatan bergengsi sebagai pelatih Athletic Bilbao. Jasanya kemudian menarik minat rival sewilayah Bilbao, Real Sociedad, yang mengontraknya hingga tahun 1997. Setahun kemudian, Irureta kembali ke Celta Vigo, meski hanya untuk setahun.
Pada musim panas 1998, Deportivo La Coruna datang menawarinya pekerjaan. Di sinilah awal awal dongeng legendaris Irureta dan ‘Super Depor’. Pada saat itu, klub wilayah Galicia ini ditinggalkan megabintang mereka, Rivaldo, yang hijrah ke Barcelona. Meski demikian, mereka tetap disegani dengan line-up yang diisi pemain-pemain kelas satu. Sepeninggal Rivaldo, Depor silih berganti diperkuat Mustapha Hadji, Diego Tristan, Roy Makaay, dan beberapa nama tenar di awal dekade 2000-an malang-melintang di klub kebanggaan wilayah Galicia ini.
Di musim kompetisi 1999/2000, Deportivo La Coruna menjuarai Liga Spanyol untuk pertama kali dan satu-satunya sepanjang sejarah dengan mengungguli Barcelona di klasemen akhir. Sejak saat itu, pasukan Javier Irureta dijuluki ‘Super Depor’. Pada dua musim setelahnya, prestasi klub biru-putih ini masih stabil dengan finis di posisi runner-up dua tahun berturut-turut.
Selama beberapa musim setelahnya, prestasi mereka masih tetap konsisten, dengan cerita paling berkesan mereka tuliskan ketika melibas AC Milan di kandang kebanggaan mereka, Stadion Riazor, sekaligus mencatatkan sejarah sampainya mereka ke tempat terhormat klub-klub Eropa, yaitu semifinal Liga Champions. Irureta pun kala itu langsung terkenal sebagai pelatih genius, dan disebut-sebut akan segera melatih timnas Spanyol.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’