Berita Eropa

Perubahan Gaya Main Antarkan Liverpool Raih Kemenangan di London

Liverpool berhasil mengalahkan tuan rumah Crystal Palace dengan skor 2-1 dalam laga yang berlangsung di Selhurst Park pada Sabtu (31/3). Meski sempat tertinggal di babak pertama, Mohammed Salah dkk. akhirnya berhasil membalikkan keadaan dan berhasil membawa pulang 3 poin dari London.

Pada laga ini, seperti biasa, Liverpool yang bermain dengan sistem gegenpressing ala Jurgen Klopp begitu menguasai jalannya laga selepas sepak mula. Mengandalkan trio Mane-Firmino-Salah, seperti biasa sektor sayap menjadi wilayah yang diekploitasi The Reds. Namun Roy Hodgson, yang sepertinya sudah mempelajari kekalahan Liverpool di tangan Manchester United pada 10 Maret lalu, dengan cerdas menugaskan duet bek sayap Palace, Aaron Wan-Bissaka dan Patrick van Aanholt untuk menahan diri melakukan overlap.

Hasilnya, meskipun 75% penguasaan bola ada di tangan Liverpool, namun mereka kesulitan menembus pertahanan Palace selama babak pertama. Gaya bermain yang sudah terbaca, ditambah rapatnya jarak antar pemain serta disiplinnya para gelandang Palace untuk  turun membantu duet bek Martin Kelly-Mamadou Sakho membuat Liverpool seringkali kalah jumlah di sepertiga wilayah akhir Palace. Sepakan maupun umpan-umpan mereka seringkali diblok ataupun putus di kaki para pemain The Eagles.

Itu sebabnya meski Liverpool memiliki empat tembakan ke gawang Wayne Hennessey, namun tak ada satupun yang benar-benar berbahaya. Saking frustasinya, bahkan Mane sampai menerima kartu kuning di menit 24 karena melakukan diving demi mendapatkan tendangan penalti.

Sementara Palace, meski hanya mengandalkan serangan balik, justru berhasil menutup babak pertama dengan keunggulan 1-0. Mereka hanya agresif di 15 menit pertama, namun di periode awal dimana para pemain Liverpool belum konsentrasi sepenuhnya itulah yang dimanfaatkan oleh Palace. Setidaknya dua kali Trent Alexander-Arnold gagal mengawal Wilfried Zaha dengan baik.

Yang pertama, tepatnya di menit delapan, sepakan Zaha masih bisa diblok oleh Loris Karius, namun yang kedua, 4 menit setelahnya justru berakibat fatal karena Karius terpaksa menjatuhkan mantan pemain United tersebut di kotak penalti. Luka Milivojevic yang menjadi eksekutor pun berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik.

Memasuki babak kedua, gaya bermain Liverpool sedikit berubah. Masih dengan penguasaan bola yang tinggi, Mane dan Salah sesekali bergerak dan menunggu di tengah kotak penalti, membuat para bek Palace bekerja lebih keras. Serangan Liverpool lewat sayap pun tak langsung diumpan ke tengah, namun dipindahkan ke sisi sayap lainnya lebih dulu sebelum akhirnya crossing diberikan ke tengah, membuat para bek Palace tepecah konsentrasinya dan lengah mengawal para penyerang Liverpool.

Memang gaya main Palace yang disiplin tetap mampu menahan gempuran para pemain The Reds. Akibatnya, hanya dua kali mereka berhasil melepaskan tembakan ke gawang dengan skema tersebut, namun hebatnya, keduanya berbuah gol lewat Mane di menit 48 dan Salah di menit 84.

Palace bukannya tanpa perlawanan. Ada empat tembakan berbahaya yang mereka lepaskan di babak kedua, namun akurasi mereka yang buruk serta Karius yang sigap membuat gawangnya bersih di babak kedua. Skor 2-1 pun berhasil disegel oleh Liverpool di akhir laga.

Kemenangan ini tak hanya membuat posisi mereka di zona Liga Champions semakin aman, namun juga menjadi modal berharga bagi mereka sebelum menjamu Manchester City di babak perempat final Liga Champions pada pekan depan.

Author : Adhi Indra Prasetya (@aindraprasetya)
Penggemar Juventus yang merasa dirinya adalah Filippo Inzaghi saat bermain bola