Turun Minum Serba-Serbi

Flop XI Liga 1 2017: Mereka yang Mengincar Kebangkitan di Klub Baru

Musim baru, semangat baru, dan bagi beberapa pemain juga menjadi petualangan baru di klub baru. Khususnya bagi mereka yang musim lalu tampil jeblok (flop) padahal mendapat ekpektasi tinggi, Liga 1 2018 akan dijadikan arena kebangkitan, untuk kembali merengkuh status mereka sebagai pemain jempolan.

Jelang dimulainya musim baru Liga 1, berikut ini Football Tribe Indonesia menyusun formasi 11 pemain yang musim lalu masuk ke kategori flop, dan sedang berupaya bangkit di klub barunya musim ini.

Kiper: Jandia Eka Putra

Jandia tampil sangat buruk musim lalu yang turut “berkontribusi” pada terdegradasinya Semen Padang ke Liga 2. Sebagai putra daerah Padang, ia gagal memberikan yang terbaik bagi klub kota kelahirannya, yang telah diperkuat sejak 2009. Musim lalu dari 21 kali tampil Jandia kemasukan 26 kali. Kini bersama PSIS Semarang, ia mencoba bangkit dan memupus kenangan musim lalu yang pedih.

Foto: Superball

Bek kiri: Novan Setyo Sasongko

Masih dari Semen Padang, Novan yang memiliki 12 caps di timnas juga gagal menyelamatkan Kabau Sirah dari jurang degradasi. Performanya inkonsisten musim lalu, padahal di beberapa laga menyandang ban kapten. Kini di musim 2018 Novan berganti seragam kuning-kuning ala Sriwijaya FC. Di Palembang, pemain kelahiran Bojonegoro ini diharapkan dapat mengangkat performa klub yang juga flop musim lalu.

Foto: Tribunnews

Bek tengah: Muhammad Roby

Tersia-siakan di Sriwijaya FC musim lalu, M. Roby kemudian dipinang PSMS Medan di awal tahun 2018 dan langsung menunjukkan kebangkitan. Bersama Reinaldo Lobo, ia membawa Ayam Kinantan menembus semifinal Piala Presiden 2018, dan tampil impresif di gelarang pra-musim itu. Di bawah asuhan Djadjang Nurdjaman, M. Roby seakan mendapat kehidupan keduanya di lapangan hijau.

Foto: Goal.com

Bek tengah: Kunihiro Yamashita

Tampil sangat baik di Piala Presiden 2017, performa Yamashita justu merosot tajam di Liga 1 2017. Borneo FC berkali-kali kecolongan gol akibat keteledorannya menjaga area pertahanan, yang berujung didepaknya legiun asing asal Jepang ini di akhir musim. Yamashita musim ini resmi berlabuh di Perseru Serui, yang musim lalu lolos degradasi secara dramatis di pekan terakhir.

Bek kanan: Beny Wahyudi

Faktor usia mungkin jadi penyebab utama merosotnya penampilan Beny Wahyudi di Arema FC musim lalu. Hanya 22 laga yang dilakoninya tanpa satupun asis, padahal Beny dikenal memiliki umpan silang akurat. Posisinya kerap digantikan Syaiful Indra Cahya yang lebih segar. Awal musim ini Beny kemudian memutuskan angkat kaki dari klub yang telah dibelanya sejak 2008, untuk bergabung dengan Madura United.

Foto: Goal.com

Gelandang kiri: Zulfiandi

Ke mana Zulfiandi? Gelandang yang dulu tampil impresif saat Timnas U-19 Indonesia juara Piala AFF U-19 di Sidoarjo ini tiba-tiba “menghilang” di tengah kedigdayaan Bhayangkara FC musim lalu. Hanya dua kali Zulfiandi bermain di musim 2017, meredup di antara sinar Evan Dimas dan Lee Yoo-joon yang berkilau terang di lini tengah The Guardian. Semoga di musim 2018 ia mendapat peruntungan yang lebih baik di Sriwijaya FC.

Foto: Tribunnews

Gelandang tengah: Ahmad Bustomi

Ketika Hanif Sjahbandi, Ahmet Atayev, Feri Aman Saragih, atau Hendro Siswanto buntu, seharusnya Bustomi bisa jadi solusi Arema FC. Namun kenyataannya, Bustomi di tahun 2017 sangat jauh dari Bustomi di tahun-tahun sebelumnya. Hanya 20 kali ia bermain di Liga 1 musim lalu, dengan rata-rata tampil selama 62 menit per pertandingan. Bustomi lalu hengkang ke Mitra Kukar, menjadi akhir dari generasi juara Arema Malang 2010.

Foto: Bola.com

Gelandang kanan: Riko Simanjuntak

2017 dan 2018 jadi musim yang sangat bertolak belakang bagi Riko. Di musim 2017 ia tak bisa berbuat banyak menyelamatkan Semen Padang dari hisapan lubang relegasi, tapi di awal musim 2018 ia langsung bangkit. Bersama Persija Jakarta, pemain mungil ini menjuarai Piala Presiden 2018 dan tampil impresif di Piala AFC, membentuk kombinasi besar-kecil bersama Marko Simic di lini depan.

Foto: Bola.com

Penyerang: Marlon da Silva

16 gol yang dicetaknya bersama Mitra Kukar di Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016 membuat Persiba Balikpapan kepincut dan menggaetnya di musim 2017. Namun, bukan gelontoran gol yang didapat Laskar Beruang Madu, justru wajah murung Marlon yang kerap tampak setelah gagal mengeksekusi peluang. Musim ini Marlon hijrah ke klub Kalimantan lainnya, Borneo FC, dan bertekad kembali tampil produktif.

Penyerang: Cristian Gonzales

Satu lagi pemain yang flop setelah tampil beringas di Piala Presiden 2017. El Loco adalah top skor di turnamen pra-musim itu dengan 11 gol, tapi di Liga 1 hanya 9 gol yang dicetaknya dari 31 kali tampil. Alhasil, Arema FC langsung dilanda paceklik gol, dan Gonzales mendapat banyak tuntutan untuk segera pensiun. Namun, ia menolak menyerah, Di musim 2018 coba mengembalikan ketajamannya bersama Madura United.

Penyerang: Marcel Sacramento

21 gol di TSC A 2016 dan 6 gol di Piala Presiden 2017, Semen Padang seharusnya tak perlu khawatir soal produktivitas gol mereka di Liga 1 musim lalu. Namun, yang didapat justru sebaliknya. Marcel mandul, bahkan diperparah dengan hukuman larangan bermain di 6 laga karena menendang wasit. Semen Padang kemudian degradasi, dan Marcel angkat kaki menuju Persipura Jayapura, setelah gagal dikontrak Madura United.

Pemain lainnya

Selain 11 pemain tersebut, ada beberapa pemain lain yang juga mencanangkan kebangkitan di klub baru, setelah musim lalu gagal memenuhi ekspektasi. Di antaranya adalah Dian Agus Prasetyo (Barito Putera), Abdul Rahman Sulaiman (PSM Makassar), Dominggus Fakdawer (Perseru Serui), Raphael Maitimo (Persib Bandung), Thiago Furtuoso (Arema FC), Shohei Matsunaga (Persela Lamongan), dan Esteban Vizcarra (Sriwijaya FC)

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.