Tribe Ultah

Awan Setho Rahardjo, dari Kota Lumpia Menuju Pentas Asia

Timnas Indonesia sedang kebanjiran kiper hebat. Di level senior ada Andritany Ardhiyasa dan Muhammad Ridho, di level U-23 ada Satria Tama dan Kurniawan Kartika Ajie, lalu di tingkat junior ada Muhammad Riyandi (U-19) dan Ernando Ari Sutaryadi (U-16). Namun, masih ada satu lagi nama yang luput dari sorotan. Ia adalah kiper mungil asal Semarang, Awan Setho Rahardjo.

Awan Setho adalah kiper yang sekilas tidak terlihat seperti kiper. Jika pemain di posisinya identik dengan postur tinggi menjulang, ia justru sebaliknya, hanya setinggi 174 sentimeter. Jika kiper lain rata-rata berbadan tegap berisi, perawakan Awan Setho justru kecil langsing seperti gelandang atau penyerang.

Namun, justru di balik postur mini itu tersimpan potensi yang besar. Awan Setho seperti Iker Casillas, yang di level Eropa termasuk kiper pendek karena hanya berpostur 185 sentimeter, atau Jorge Campos kiper legendaris Kolombia, yang tingginya hanya 170 sentimeter, tapi memiliki kemampuan goalkeeping yang sangat baik.

Musim lalu adalah panggung terbaik Awan Setho menunjukkan aksi-aksinya menjaga gawang. Saat melawan PS TNI, ia membuat rekor penyelamatan di satu pertandingan Liga 1, dengan 14 penyelamatan. Sepanjang musim, gawang Bhayangkara FC dibuatnya tetap aman di laga kandang maupun tandang, yang berujung trofi Liga 1, terlepas apapun kontroversi yang mengiringinya.

Menariknya, Awan Setho di awal musim lalu tidak termasuk dalam rencana Simon McMenemy. Ia dipinjamkan ke PSIS Semarang, karena kalah saing dengan Wahyu Tri Nugroho dan Rully Desrian. Akan tetapi setelah Wahyu Tri cedera parah, Awan Setho dipulangkan ke Bhayangkara FC, dan hebatnya langsung menggusur Rully yang secara status seharusnya mendapat kenaikan pangkat jadi kiper utama.

Atribut lain yang menjadi kelebihan Awan Setho adalah keberanian. Meski posturnya kecil, ia tidak canggung berduel satu lawan satu untuk menyergap bola dari kaki lawan, maju meninju bola, atau beradu fisik untuk memetik bola di udara. Bahkan, beberapa kali Awan Setho harus menerima perawatan karena benturan keras, seperti yang didapatnya di laga kontra FC Tokyo, Januari lalu.

Saat itu, Awan Setho berniat memotong laju bola dari kaki penyerang FC Tokyo, Diego Oliveira. Dengan perhitungan matang, Awan Setho berhasil menangkap bola, tapi kepalanya terbentur lutut Diego. Beberapa saat kemudian sang kiper pingsan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Beruntung nyawanya dapat tertolong berkat penanganan cepat, sehingga tidak mengulang insiden almarhum Choirul Huda.

Masa depan timnas

Dengan performa impresifnya itu, banyak yang merasa Awan Setho layak mendapat satu tempat di timnas Indonesia. Peluang terbaik sebenarnya hadir di SEA Games 2017, tapi ia (dan Ilham Udin Armaiyn) harus menerima kenyataan pahit tidak termasuk dalam bagian skuat Luis Milla di Malaysia. Dari Bhayangkara FC, yang terpanggil hanya Putu Gede Juni Antara dan Evan Dimas.

Meski demikian, Awan Setho tidak patah arang. Ia terus berusaha tampil sebaik mungkin, dan akhirnya kerja kerasnya terbayar pada November 2017 lalu. Di laga persahabatan kontra Guyana, Awan Setho mendapatkan debutnya di timnas senior. Ia tampil selama 90 menit di laga itu, dan membantu tim Garuda menang 2-1.

Terbaru, Awan Setho kembali dipanggil untuk menjadi bagian skuat Indonesia U-23 melawan Singapura U-23, yang akan digelar pada Rabu (21/3) mendatang. Ia akan bersaing dengan dua kiper yang sudah jadi andalan Garuda Muda sejak tahun lalu, Satria Tama dan Kurniawan Kartika Ajie.

Pemanggilan itu bisa menjadi tonggak awalnya menjadi kiper masa depan timnas. Sebab, tahun ini timnas Indonesia memiliki agenda internasional yang sangat padat, mulai dari Asian Games 2018 hingga Piala AFF. Luis Milla tentunya butuh kiper yang tangguh dan konsisten di turnamen-turnamen akbar tahun ini.

Jika terus dapat mempertahankan atau meningkatkan kualitasnya, bisa saja Awan Setho yang tampil sebagai kiper nomor satu timnas, menjadi andalan baru tim Merah-Putih di bawah mistar gawang, dan menjadi kiper baru kebanggaan Jawa Tengah, menggantikan Ravi Murdianto yang menurun usai juara Piala AFF U-19.

Sugeng ambal warso, Awan Setho Rahardjo!

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.