Turun Minum Serba-Serbi

Sensasi Belia dalam Sepak Bola yang Patut Ditunggu Masa Depannya

Tahukah kalian bahwa di usia 13 tahun Ronaldinho pernah mencetak 23 gol dalam satu pertandingan? Apa yang ia lakukan menjadi sensasi, hingga ia direkrut oleh Gremio. Berangkat dari situ, satu legenda sepak bola tercipta.

Saat itu, Ronaldinho baru memasuki fase usia remaja dari anak-anak. Jika di Indonesia, anak usia 13 tahun biasanya masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun, Ronaldinho menunjukkan bahwa sensasi yang ia ciptakan ketika masih belia mampu berbuah di masa depan

Saat ini, ada beberapa sensasi belia dalam sepak bola, yang namanya populer di dunia maya, yang patut ditunggu masa depannya. Peluang mereka untuk mengikuti jejak Ronaldinho tentu besar, namun bisa juga mereka tak mampu memenuhi hype yang membebani.

Berikut ini adalah daftarnya:

Alessandro Cupini

Bocah berusia 10 tahun ini adalah sensasi yang tenar di media sosial. Cupini memiliki sekitar 60 ribu pengikut di Instagram pribadi miliknya, @cupini_ac7_official. Namun, kehebatannya tak hanya sekadar di media sosial. Cupini yang lahir di Amerika Serikat namun memiliki darah Italia ini berhasil menarik minat dan bergabung ke akademi sepak bola AS Roma, salah satu akademi sepak bola terbaik di Italia.

Foto: The18.com

Yousouffa Moukoko

Moukoko adalah salah satu permata paling berkilau di akademi Borussia Dortmund saat ini. Usianya baru menginjak 13 tahun, namun ia sudah bermain bersama tim U-17! Bocah kelahiran Kamerun bulan November 2004 lalu ini memiliki karier yang terus meningkat dengan cepat. Ia diputuskan untuk dipromosikan ke kelompok usia U-17 karena ia memang begitu bagus. Di musim ini, dilansir di situs resmi Bundesliga, Moukoko berhasil mencetak 28 gol dari 15 laga pertama Dortmund U-17. Luar biasa!

Pietro Tomaselli

Satu lagi anggota akademi sepak bola AS Roma di daftar ini. Pietro Tomaselli, bocah Belgia berusia 13 tahun ini sudah menjadi sensasi di dunia maya ketika usianya sembilan tahun lalu. Tomaselli memang terkenal akan aksi olah bolanya yang viral di media sosial. Pada awalnya, ia bergabung bersama akademi sepak bola Anderlecht di Belgia, namun, seperti Cupini, ia mampu memikat Roma dan kini tergabung bersama mereka. Saat ini, Tomaselli disebut-sebut sebagai penerus dari Francesco Totti. Berat memang, namun Tomaselli tentu memiliki potensi menjadi pangeran Roma di masa depan.

Karamoko Dembele

Begitu banyak nama Dembele yang sukses di sepak bola, dan Karamoko berpeluang besar untuk menyusul mereka. Karamoko Dembele adalah pemuda berusia 15 tahun yang tergabung bersama Celtic FC. Karamoko menjadi sensasi di bulan Oktober 2016 lalu, ketika ia bermain bagi tim U-20 saat usianya masih 13 tahun. Bakatnya memang tergolong spesial. Ia mahir bermain di sisi sayap ataupun sebagai penyerang tengah, dengan naluri mencetak gol yang tinggi. Berkat itu, Karamoko menjadi rebutan dari timnas Inggris dan Skotlandia.

Mustafa Kapi

Apabila torehan Karamoko Dembele bermain di kelompok usia yang tujuh tahun lebih tua dari umurnya sudah mencengangkan, coba tengok apa yang terjadi kepada Mustafa Kapi. Di bulan yang sama dengan kehebohan yang dilakukan Celtic bersama Karamoko, Galatasaray memberikan debut di TIM UTAMA bagi Kapi yang kala itu masih berusia 14 tahun! Meskipun hanya turun di laga persahabatan dan sebagai pemain pengganti, debut Kapi tentunya menggegerkan dunia. Kini, di usia 15 tahun, Kapi yang berposisi sebagai gelandang tengah memperkuat tim U-17 Galatasaray.

Xavi Simons

Boleh jadi, Xavi Simons adalah sensasi belia paling populer di dunia sepak bola saat ini. Simons adalah anggota dari La Masia, akademi sepak bola Barcelona yang termasyhur. Saat ini, pengikut Simons di Instagram sudah menembus angka satu juta. Namun, ada alasan di balik popularitasnya. Penampilannya di lapangan memang mencolok, dengan rambut keriting bak pesepak bola legendaris Kolombia, Carlos Valderrama. Namun, permainannya juga tak kalah menonjol. Di usianya yang masih 14 tahun, ia mampu mengapteni timnya dan mengontrol pertandingan seperti pemain legendaris Barca yang namanya sama sepertinya. Ya, Simons memang disebut sebagai “The next Xavi”. Melihat permainannya dan personanya, julukan tersebut rasanya tak berlebihan.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket