Cerita

Menelisik Potensi Jonathan Bauman di Persib

Bersamaan dengan launching tim yang dilaksanakan kemarin petang (17/3), Persib Bandung mengumumkan seorang penggawa asing barunya guna dimaksimalkan saat mengarungi Liga 1 2018. Berasal dari Argentina dan berposisi natural sebagai penyerang, rekrutan anyar Persib itu adalah Jonathan Bauman.

Bagi penggemar sepak bola nasional, sosok Bauman jelas tidak terlalu familiar. Pasalnya, kesempatan untuk bergabung dengan Persib ini adalah momen pertamanya menjejakkan kaki di Indonesia dan juga merasakan atmosfer sepak bola di benua Asia.

Sebelum bermain untuk Persib, Bauman lebih banyak menghabiskan kariernya di Argentina. Mengacu pada data Transfermarkt, lelaki berumur 26 tahun ini sempat memperkuat sembilan klub berbeda di sana, mulai dari Colon sampai Guillermo Brown.

Ia pun pernah mencicipi atmosfer Liga Cile saat bermain untuk Santiago Morning. Namun sebelum diresmikan sebagai penggawa Maung Bandung, Bauman membela kesebelasan asal Yunani, AOK Kerkyra, selama satu musim.

Sayangnya, catatan gol Bauman bersama klub-klub itu tergolong kurang spesial. Ia tak pernah mencetak gol lebih dari satu digit tatkala membela seluruh klub tersebut. Sebuah pencapaian yang barangkali kudu dicermati baik-baik oleh Bobotoh.

Kendati demikian, manajemen Persib meyakini bahwa Bauman adalah sosok tepat untuk menjadi pendulang gol utama mereka di musim ini. Terlebih, karakter dan gaya main Bauman berbeda dengan penyerang asing Persib yang lain, Ezechiel N’Douassel.

Jika penyerang asal Chad itu lebih sering dimaksimalkan Mario Gomez dalam duel-duel udara karena memiliki postur menjulang, hal sebaliknya bisa diterapkan Gomez terhadap Bauman. Dengan tinggi badan 178 sentimeter, pergerakan Bauman di atas lapangan memang lebih eksplosif dibanding N’Douassel.

Kecepatan, teknik olah bola, dan penempatan posisinya pun terbilang cukup apik sehingga dapat menghadirkan dimensi baru dalam alur serangan Persib yang akhir-akhir ini sering dikritik lantaran macet dan tumpul.

Di sepanjang turnamen Piala Presiden 2018 kemarin, Maung Bandung cuma sanggup mencetak satu gol alias tim dengan jumlah gol memasukkan terburuk dalam turnamen itu. Alhasil, mereka pun tersingkir di babak penyisihan grup.

Lebih mengenaskan lagi, pencetak satu-satunya gol Persib kala itu bukanlah barisan depan mereka, melainkan gelandang asal Korea Selatan yang baru saja direkrut dari Mitra Kutai Kartanegara, Oh In-kyun.

Kerisauan Gomez tentang amunisi di lini depannya itu yang lantas memaksa manajemen Persib untuk bergerak mencari tenaga baru sampai akhirnya memilih Bauman sebagai rekrutan anyar.

Pasalnya, selain N’Douassel, pelatih berkebangsaan Argentina itu hanya memiliki Muchlis Hadi Ning dan Airlangga Sucipto, pemain kesayangan Pemimpin Redaksi Football Tribe Indonesia, sebagai opsi alternatif. Dipandang dari kacamata apapun, situasi itu jelas kurang ideal bagi Persib.

Dengan masuknya Bauman, kini Gomez bisa menerapkan berbagai strategi di lini serang. Ia dapat memainkan salah satu dari sepasang penyerang impornya tersebut sebagai lone striker yang diapit gelandang-gelandang serang bertenaga dan eksplosif dalam formasi 4-2-3-1 atau bahkan 4-1-4-1.

Namun bila ingin menerapkan skema yang lebih ofensif sekaligus memaksimalkan kemampuan dua penyerang asing berbeda tipe itu, sang pelatih bisa menurunkan Bauman dan N’Douassel secara bersamaan buat menjadi tumpuan mencetak gol lewat skema 4-4-2. Terlebih, Bauman juga bisa dimainkan sedikit lebih ke belakang dan berperan sebagai second striker.

Seperti yang biasa terjadi di tubuh Persib, akan selalu lahir ekspektasi tinggi terhadap pemain yang baru bergabung ke Maung Bandung dari para Bobotoh. Berkaca dari situasi tersebut, maka Bauman hanya memiliki satu opsi yaitu membuktikan kapasitasnya hingga titik maksimal buat menjawab harapan manajemen dan Bobotoh.

Kalau gagal, dirinya pun mesti siap dengan kritikan pedas yang bisa dilontarkan kapan saja oleh Bobotoh, termasuk saat bermain buruk pada laga pertamanya di ajang Liga 1 2018 beberapa hari ke depan.

Buktikan dirimu, Bauman!

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional