Nasional Bola

Tantangan yang Menunggu Egy Maulana Vikri di Lechia Gdansk

Egy Maulana Vikri hampir dipastikan akan bergabung dengan klub Polandia, Lechia Gdansk. Artinya, pemuda harapan publik Indonesia ini masih akan menjalani tiga bulan paruh kedua kompetisi kasta teratas Liga Polandia. Seperti apa tantangan yang akan dihadapi Egy bersama Lechia?

Jika benar Egy akan langsung menjadi bagian skuat utama klub berjulukan Bialo-Zeloni (Hijau-Putih) tersebut, maka ia akan memperkuat lini tengah bersama pemain senior Kroasia, Milos Krasic. Nama ini tentunya tak asing lagi di telinga para penggemar Juventus, karena Krasic pernah membela La Vecchia Signora selama dua musim (2010/2011 dan 2011/2012).

Sebagai pemain Asia kedua yang direkrut sepanjang sejarah Lechia setelah duo Jepang Tsubasa Nishi (2014-2016) dan Daisuke Matsui (2013), perjuangan Egy menembus tim utama kemungkinan besar tak akan mudah. Nishi gagal total ketika merumput di Polandia dan selama dua tahun itu dirinya lebih banyak dipinjamkan ke klub lain. Prestasi lumayan ditorehkan Matsui, mantan pemain tim nasional Jepang di Piala Dunia 2010. Ia sempat mencetak beberapa gol bagi Lechia, tapi kontraknya hanya bertahan enam bulan.

Singkat cerita, Egy harus bekerja keras untuk menembus skuat inti jika tak ingin masa tinggalnya di Polandia sia-sia.

Perjuangan menghindari degradasi

Sejak promosi kembali ke kasta tertinggi pada tahun 2008, satu-satunya berita tentang Lechia yang menarik perhatian dunia adalah ketika mereka menahan imbang Barcelona di sebuah laga pra-musim pada tahun 2013. Di laga debut Neymar bersama Barca tersebut, dua gol Sergi Roberto dan Lionel Messi menyelamatkan wajah juara Spanyol itu dari kekalahan. Skor akhir berakhir imbang 2-2.

Selain itu, nyaris tak ada yang bisa dibanggakan dari klub kota Gdansk ini. Jangankan menyamai torehan prestasi klub-klub kesar seperti Legia Warsawa atau Lech Poznan, Lechia belum sekali pun menjuarai kasta teratas Liga Polandia sejak mereka berdiri pada tahun 1945. Prestasi terbaik Bialo-Zeloni adalah finis di posisi ketiga pada tahun 1956.

Khusus musim lalu, Lechia finis di peringkat keempat, tapi gagal menjadi waki Polandia di kompetisi antarklub Eropa. Mereka kalah selisih gol dari Lech Poznan dan Jagiellonia Bialystok untuk mengisi satu slot di kualifikasi Liga Europa 2017/2018.

Untuk musim 2017/2018, Lechia berada dalam posis berbahaya karena terancam degradasi. Namun, ini bukan berarti posisi mereka di klasemen sementara terpuruk di sekitar dasar klasemen. Ekstraklasa (Liga Utama Polandia) memang menganut sistem yang berbeda dari liga-liga kebanyakan. Penghuni posisi 9 hingga 16 klasemen putaran pertama akan berjuang menghindari degradasi di putaran kedua. Lechia sendiri berada di posisi 12, sehingga menjadi satu dari delapan kubu yang berpotensi turun divisi.

Di sini tantangan Egy nantinya. Jika tampil di skuat utama, ia harus mengerahkan seluruh kemampuan untuk menghindarkan Lechia dari jerat degradasi. Tentunya pemain masa depan Indonesia ini tak mau bermain di kasta kedua sebuah liga kelas dua Eropa.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.