Nasional Bola

Joko Driyono: “PSSI Jangan Terpaku dengan Pemain Naturalisasi!”

Naturalisasi pemain ada pro dan kontranya. Ketika prestasi sepak bola Indonesia sedang mundur-mundurnya, sosok seorang pemain naturalisasi dibutuhkan guna mendongkrak prestasi yang sudah lama tidak terdengar. Awal mula PSSI menjalankan rencana naturalisasi pemain dimulai sejak tahun 2009-2010.

Cristian Gonzales menjadi pemain naturalisasi pertama yang kemudian dimanfaatkan oleh tim nasional Indonesia. Selanjutnya, beberapa pemain asing pun diincar untuk dijadikan warga sini, terakhir ada nama O.K. John yang mengubah status kewarganegaraannya. Namun tak semua pemain naturalisasi berguna untuk nusa dan bangsa.

Ketergantungan kepada pemain naturalisasi ternyata menjadi sorotan pemegang jabatan Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono. Dilansir dari Aseanfootball.org, Jokdri, sapaan akrabnya, menyatakan bahwa program naturalisasi tidak menjadi prioritas utama organisasi sepak bola Indonesia itu.

“Kita tidak boleh berpikir secara pendek ketika berbicara tentang isu naturalisasi. PSSI tidak boleh terpaku dan terlalu mengandalkan program naturalisasi saja,” kata Jokdri.

Pemicu yang menyebabkan Jokdri berkata demikian adalah dijadikannya mantan warga Montenegro, Illija Spasojevic, sebagai seorang WNI. Spaso yang saat ini membela Bali United menjadi salah satu di antara banyak pemain yang dinaturalisasi dengan tujuan untuk memperkuat timnas Indonesia. Sejak dinaturalisasi, Spaso sudah menjadi bagian dari timnas di bawah asuhan Luis Milla.

Seperti runtuhnya susunan domino, dijadikannya Spaso sebagai pemain naturalisasi membuat PSSI mengejar pemain asing lain untuk diberikan paspor Indonesia. Salah satu nama pemain asing yang sedang diincar PSSI adalah Sandy Walsh. Tujuan digencarkannya program naturalisasi tahun ini hanya satu, yaitu memperkuat timnas yang akan berlaga di ajang Piala AFF yang akan digelar di akhir tahun ini.

Mungkin, ada keprihatinan tersendiri di mata Jokdri mengenai masalah ini. Naturalisasi pemain asing memang memiliki keuntungan sendiri, namun kita memang tidak boleh tergantung kepada para pemain tersebut. Tidak ada salahnya kalau PSSI lebih mengandalkan para pemain lokal demi tercapainya tujuan mereka. Daripada membuang tenaga dan biaya untuk menaturalisasi seorang pemain asing, ada baiknya jika PSSI mengakomodasi dan memfasilitasi pemain-pemain local agar bisa bersaing paling tidak di Asia Tenggara.

Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola