Turun Minum Serba-Serbi

Berbagai Upaya Sia-Sia Paris Saint-Germain untuk Juarai Liga Champions Eropa

Semenjak diakuisisi oleh Nasser Al-Khelaifi dan Oryx Qatar Sports Investment di tahun 2011, Paris Saint-Germain (PSG) berubah menjadi kekuatan sepak bola yang dominan. Dengan kekuatan finansial yang tak ada duanya, Al-Khelaifi mampu melakukan transformasi tim dari yang relatif medioker, menjadi penguasa Ligue 1. Terbukti, setelah akuisisi, PSG hanya dua musim tak mampu menjadi juara di Ligue 1.

Target yang ditetapkan oleh Al-Khelaifi terhadap timnya pun berubah. Setelah Prancis mereka tundukkan, misi Al-Khelaifi dan timnya adalah menjadi penguasa Eropa. Namun, sejauh ini, misi mereka selalu gagal! Padahal, upaya yang telah mereka lakukan untuk menyelesaikan misi ini tak tanggung-tanggung!

Apa saja upaya gila-gilaan yang telah dilakukan oleh PSG dan Al-Khelaifi sejauh ini untuk menggapai misinya yang tampak masih di luar jangkauan?

Pengeluaran mencapai 1,03 miliar euro

Sudah menjadi rahasia umum kalau PSG di era Al-Khelaifi belanja pemain dengan harga yang tak masuk akal. Namun tahukah kalian kalau dari tahun 2011 hingga bursa transfer terakhir, Al-Khelaifi sudah mengeluarkan uang sampai 1,03 miliar euro? Ya, nominal yang mereka keluarkan memang mencengangkan. Sayangnya, tak sekalipun mereka lolos lebih dari babak perempat-final Liga Champions.

Renovasi Parc des Princes

Sebelum Piala Eropa 2016 lalu, PSG telah merenovasi kandang mereka, Parc des Princes. Biaya renovasi tersebut, dilansir dari Goal, mencapai 75 juta euro. Tentunya, stadion yang lebih modern dapat mengangkat moral skuat PSG. Sayang, hal itu tampak tak cukup untuk Liga Champions hingga saat ini.

Tiga manajer dalam tujuh tahun

Stabilitas adalah hal yang penting, namun PSG rela untuk bongkar-pasang kursi manajer demi ambisi mereka. Ketika Al-Khelaifi mengambil alih, Carlo Ancelotti, seorang manajer yang sangat sukses di Liga Champions, direkrut menggantikan Antoine Kombouare. Namun, manajer asal Italia itu dianggap gagal hingga digantikan oleh manajer dari Prancis, Laurent Blanc. Kegagalan Blanc di Liga Champions musim 2015/2016 membuatnya kehilangan pekerjaannya. Kini, Unai Emery yang sukses bersama Sevilla didapuk sejak musim lalu, namun, tampak bahwa manajer asal Spanyol ini kesulitan untuk membawa PSG ke level lebih tinggi.

Neymar

Ya, satu pemain mungkin tak akan bisa mengubah satu tim. Namun dengan harga mencapai 222 juta euro, Neymar tentu diharapkan mampu menjadi penyelamat tim di kompetisi akbar melawan tim-tim terbaik. Megabintang asal Brasil ini memang mampu merajai Ligue 1, namun ketika melawan Real Madrid di leg pertama, ia tampak hilang. Daya tarik PSG memang meningkat setelah merekrutnya, namun di Liga Champions, kedatangan Neymar tak membawa dampak apa-apa.

Gaji pemain yang rata-rata mencapai 5,91 juta euro per tahun

Berhubungan dengan datangnya Neymar, dilansir dari Total Sportek, rataan gaji pemain PSG berada di angka 131 ribu euro per minggu atau 5,91 juta euro per tahun! Angka yang fantastis ini menjadikan mereka sebagai tim dengan rataan gaji pemain per tahun termahal di dunia. Namun, gaji yang besar tak serta-merta berbanding lurus dengan kesuksesan.

Akademi yang berkelas

Salah satu kunci kesuksesan dari sebuah klub sepak bola adalah memiliki pondasi yang kuat yang dibangun melalui akademi. PSG kini memiliki akademi yang berkelas, yang levelnya kelas dunia. Visi Al-Khelaifi dan grupnya untuk menyebarkan jaringan PSG ke seluruh dunia benar-benar dilakukan dengan dibukanya akademi sepak bola PSG di berbagai negara, termasuk Indonesia. Talenta yang mereka miliki pun berkualitas. Namun sayang, di tim utama saat ini, hanya Adrien Rabiot dan Alphonse Areola yang mendapat kesempatan. Tak heran rasanya PSG tak kunjung sukses di level Eropa.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket