Tribe Ultah

116 Tahun Real Madrid, 88 Trofi, dan Klub Sepak Bola Terbaik di Dunia

Di dunia sepak bola, Real Madrid adalah tujuan terakhir, selayaknya surga bagi kita yang percaya akan hal-hal seperti itu. Real Madrid adalah mimpi bagi hampir semua pesepak bola. Direkrut oleh Real Madrid adalah sebuah kehormatan, sebuah penghargaan tertinggi yang bisa diterima oleh satu pesepak bola

Bukannya bermaksud hiperbolis, namun, suka tidak suka, kita mesti mengakui kalau Real Madrid adalah klub terbaik sepanjang sejarah sepak bola. Sejak 116 tahun lalu mereka berdiri, mereka sudah mengantongi total 88 trofi. Jika kalian berargumen kalau trofi saja tak bisa dijadikan sebagai tolak ukur, Real Madrid adalah salah satu tim dengan jumlah pendukung terbanyak di seluruh dunia. Klub penuh sejarah yang tentunya mendefinisikan sepak bola, tak hanya di Spanyol dan Eropa, namun juga dunia.

Real Madrid resmi berdiri di tanggal 6 Maret 1902. Dibentuk oleh sekumpulan akademisi di kota Madrid, dengan nama awal Madrid Football Club. Julian Palacios, bersama dua bersaudara, Juan dan Carlos Padros, menjadi pemimpin inti dari klub yang satu ini.

Setelah popularitas mereka meningkat, terlebih setelah menjuarai beberapa turnamen domestik seperti Piala Spanyol, di tahun 1920, Raja Alfonso XIII menyematkan titel Royal (Real) kepada Madrid FC. Sejak itu, nama mereka berubah menjadi Real Madrid.

Tahun 1945, Santiago Bernabeu Yeste resmi menjadi Presiden Real Madrid. Bisa dikatakan, Bernabeu-lah yang menaruh fondasi awal kesuksesan Madrid di era modern ini. Saat itu, ia membangun kembali Stadion Chamartin yang sempat rusak karena adanya perang saudara di Spanyol. Usai renovasi selesai, stadion tersebut diubah namanya menjadi Stadion Santiago Bernabeu.

Tak hanya merenovasi stadion, Bernabeu juga membentuk akademi pemain muda Madrid, yang kini terkenal sebagai La Fabrica. Di periode 1950-an, Bernabeu membentuk tim yang benar-benar dominan di Eropa. Berisi pesepak bola legendaris seperti Alfredo di Stefano, Ferenc Puskas, Paco Gento, dan Raymond Kopa, Madrid berhasil menjadi penguasa Eropa dengan gelar juara lima kali berturut-turut dari tahun 1956 sampai 1960.

Berkat Bernabeu, Real Madrid menunjukkan kedigdayaannya di beberapa dekade kemudian. Di era 1980an, Madrid dihuni oleh begitu banyak pemain muda potensial yang juga jebolan dari La Fabrica, seperti Emiliano Butragueno, Manuel Sanchis, Martin Vazquez, dan Michel. Mereka dikenal dengan sebutan La Quinta del Butre, atau Kelompok Burung Bangkai. Ditambah dengan penyerang haus gol dalam diri Hugo Sanchez, Madrid berhasil mendominasi Spanyol dan Eropa di periode itu, termasuk lima gelar La Liga berturut-turut dari tahun 1985 hingga 1990.

Memasuki era 1990-an, dominasi Madrid tak berhenti. Dikomandoi oleh Fernando Hierro, Los Blancos kembali memunculkan pemain-pemain muda Spanyol terbaik seperti Fernando Morientes, Guti Hernandez, Raul Gonzalez, Michel Salgado, dan tentunya Iker Casillas. Sebagai akar dari skuat, mereka disokong oleh pemain-pemain asing berkualitas seperti Fernando Redondo, Roberto Carlos, Michael Laudrup, Davor Suker, Predrag Mijatovic, hingga Clarence Seedorf.

Di tahun 1998, bersama manajer Bayern München saat ini, Jupp Heynckes, Madrid berhasil memecahkan penantian selama 32 tahun untuk menjuarai Liga Champions setelah mengalahkan Juventus di final.

Diangkatnya Florentino Perez sebagai presiden di tahun 2000 menorehkan corak baru di wajah Madrid. Perez yang memang seorang pebisnis ulung, mampu menjadikan Madrid sebagai klub dengan daya jual terbaik di dunia. Perez melakukan hal ini dengan membentuk tim bertabur bintang dengan harga mahal serta reputasi kelas dunia, yang terkenal dengan nama Galacticos.

Luis Figo, yang direkrut langsung dari rival abadi mereka, Barcelona, menjadi pernyataan pertama yang dilakukan Perez untuk membentuk Galacticos. Kedatangan Figo disusul oleh David Beckham, Zinedine Zidane, Fabio Cannavaro, dan Ronaldo. Meskipun begitu, tampak sulit bagi Madrid untuk menyatukan superstar ini dengan jebolan akademi mereka sendiri.

Muncul desas-desus perpecahan antara para Galacticos dengan jebolan La Fabrica seperti Francisco Pavon, Raul Bravo, Oscar Minambres, hingga Javier Portillo. Muncul dua kubu di skuat yang disebut sebagai Zidanes untuk para Galacticos dan Pavones untuk pemain lokal. Kabar adanya perpecahan ini membuat Madrid puasa gelar dari tahun 2003 sampai 2006, yang berujung pada mundurnya Perez.

Perez akhirnya kembali di tahun 2009, dan membentuk kembali Galacticos jilid dua lewat pembelian Kaka dan Cristiano Ronaldo. Nama kedua bisa dikatakan sebagai pemain terbaik sepanjang sejarah Real Madrid. Ronaldo mampu mencatatkan begitu banyak rekor bagi Los Merengues, mulai dari top skor sepanjang masa Madrid dengan 406 gol, hingga top skor Madrid di La Liga dengan 285 gol. Ronaldo juga menjadi inti permainan Madrid hingga saat ini, membawa klub menjuarai dua trofi La Liga, serta tiga Liga Champions.

88 trofi yang mereka dapatkan terdiri dari 64 trofi domestik dan 24 trofi internasional. 33 trofi La Liga yang mereka dapatkan tercatat sebagai rekor hingga saat ini, begitu pula dengan 12 trofi Liga Champions yang membuat mereka didaulat sebagai klub tersukses di dunia. Tahun 2000 lalu, Madrid dinobatkan sebagai klub terbaik di abad 20 oleh FIFA, sementara di tahun 2010, penghargaan serupa diberikan oleh IFFHS.

Dengan sejarah yang kaya, fondasi yang terbentuk sejak puluhan tahun lalu, ditambah strategi pemasaran yang tepat, Madrid berhasil menjadi klub sepak bola terbaik di dunia. 88 trofi yang mereka dapatkan saat ini tidak didapatkan dengan mudah. Kerja selama 116 tahun yang kemudian membuat Real Madrid menjadi seperti apa yang mereka hasilkan saat ini.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket