Liga 1 2018 kembali diundur. ‘Kabar biasa’ itu lagi-lagi muncul ke permukaan. Mengapa saya menyebutnya sebagai ‘kabar biasa’? Tentu saja karena kabar tersebut bukanlah kabar yang membuat publik, khususnya pencinta sepak bola nasional, kaget. Kesal atau kecewa, mungkin itu yang dirasa. Tapi, bukankah merasa kesal dan kecewa juga sudah biasa? Ya sudah. Sepak bola Indonesia memang begini adanya.
Rencana awal, kick off Liga 1 2018 akan digelar pada 24 Februari 2018. Namun ternyata jadwal tersebut diundur sebanyak dua kali, yaitu pada 3 Maret 2018 lalu diundur lagi ke tanggal 10 Maret 2018. Kemudian, kabar teranyar mengatakan bahwa kompetisi sepak bola kasta tertinggi ini kembali urung digelar sesuai tanggal yang sebelumnya diwacanakan. Konon, Liga 1 musim ini akhirnya baru akan dimulai sekitar tanggal 18 hingga 25 Maret 2018.
Sebelumnya, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berjanji kick off Liga 1 tak diundur lagi. Janji PSSI itu disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi. Dikutip dari viva.co.id (edisi 25 Februari 2018), Imam mengatakan bahwa PSSI sudah berjanji tidak memundurkan lagi kick off Liga 1 2018.
Setidaknya ada tiga janji yang dikemukakan PSSI. Selain soal kick off tidak mundur lagi, PSSI berjanji akan melunasi utang-utang kepada klub musim 2017. PSSI juga berjanji tidak akan mengubah regulasi di tengah jalan. Terkait hal ini, Menpora pun siap menagih janji-janji tersebut jika kemudian hari PSSI melanggarnya.
Mundurnya jadwal kick off Liga 1 2018 sendiri dikarenakan ada beberapa hal yang masih dipertimbangkan oleh PT. Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi. Misalnya, keinginan PT. LIB untuk melunasi utang subsidi dan rating kepada klub peserta Liga 1 2017. Chief Operation Officer (COO) PT. LIB, Tigorshalom Boboy, juga beralasan bahwa PT. LIB menginginkan adanya campur tangan PSSI terkait jadwal Liga 1 musim ini.
Pasalnya, musim 2018 kemungkinan besar akan menimbulkan banyak bentrok dengan program tim nasional (timnas) Indonesia, salah satunya dalam ajang Asian Games 2018 mendatang. Selain itu juga karena bukan hanya Liga 1 yang akan digelar tahun ini, melainkan ada juga Piala Indonesia dan Piala AFC yang akan diikuti beberapa klub calon peserta Liga 1 2018. PT. LIB beralasan bahwa mundurnya jadwal kick off Liga 1 juga dimaksudkan untuk memproteksi klub dari hal-hal yang bisa merugikan peserta.
Namun, terlepas dari alasan meproteksi klub dari hal-hal yang bisa merugikan peserta, sepertinya dalam hal ini ada indikasi ketidakprofesionalan PT. LIB maupun PSSI. Hal tersebut tampak dari alasan PT. LIB yang menginginkan melunasi utang subsidi dan rating kepada klub peserta Liga 1 2017. Mengapa alasan itu masih dijadikan alasan ketika jadwal sudah mundur tiga kali? Sedangkan Liga 1 2017 pun sudah berakhir lama sekali.
Pun dengan PSSI yang sudah berjanji tidak mengundur kick off Liga 1 dan janji melunasi utang-utang kepada klub peserta Liga 1 musim lalu. Sementara menurut kabar teranyar, PT. LIB nyatanya masih mengundur jadwal kick off Liga 1 musim ini. Bahkan, salah satu alasan PT. LIB sendiri masih terkait pelunasan utang kepada klub. Sementara itu, mengenai keputusan jadwal bergulirnya Liga 1 musim ini, PT. LIB pun masih membutuhkan campur tangan PSSI.
Menurut saya ini agak membingungkan. Yang menjadi pertanyaan kemudian, apakah waktu itu PSSI hanya mutusi tanpa melakukan komunikasi maupun koordinasi dengan PT. LIB? Alih-alih janji PSSI itu terealisasi, PT. LIB malah memutuskan jadwal liga musim ini mundur lagi. Entahlah.
Liga tak pernah tepat waktu
Alasan demi alasan PT. LIB terkait mundurnya jadwal kick off Liga 1 musim ini barangkali memang masuk akal. Namun, mengundur jadwal hingga tiga kali, agaknya bukan sesuatu yang bisa terus menerus bisa diterima dan dipahami. Apalagi jika alasan mundurnya jadwal kompetisi kasta tertinggi ini sebenarnya datang dari hal-hal yang bisa diatasi jauh-jauh hari. Katakanlah alasan mengenai pelunasan utang terhadap klub peserta Liga 1 musim lalu.
Untuk peserta yang memang belum siap menghadapi kompetisi Liga 1 2018, hal ini tentu memberi keuntungan. Sebab, mereka masih bisa terus membenahi diri. Mematangkan komposisi pemain, misalnya. Namun, bagi peserta yang sudah siap, sudah launching tim, sudah berlatih sepanjang hari, mundurnya jadwal kick off kompetisi tentu akan sedikit terasa getir.
Sementara bagi pencinta sepak bola nasional, jadwal kick off liga yang terus mundur tentu akan membuat kecewa. Meski mereka masih dihibur dengan turnamen pra-musim, kompetisi sesungguhnya tetap menjadi sesuatu yang paling ditunggu. Apalagi turnamen pra-musim hanya diikuti tim-tim tertentu alias tidak menyeluruh.
Namun, seperti yang sudah saya sampaikan tadi, kabar seperti ini adalah ‘kabar biasa’. Tentu kita tahu, Liga Indonesia tak pernah tepat waktu. Jika kita menengok ke masa lalu, mundurnya Liga 1 2018 jelas bukan hal baru.
Sebelumnya di kompetisi kasta tertinggi musim 2014, Liga Super Indonesia (LSI) yang rencananya digelar mulai bulan Januari 2014, akhirnya terealisasi pada 1 Februari 2014. Kemudian, di tahun 2015, liga yang saat itu bertajuk QNB League pun baru terealisasi pada 4 April 2015 setelah sebelumnya direncakan bergulir mulai tanggal 20 Februari 2015.
Setelah di tahun 2015 dan 2016 tidak ada kompetisi sebagai imbas dari sanksi FIFA, nyatanya kemunduran jadwal kick off liga belum bisa dilupakan. Di tahun 2017, Liga 1 pun tidak digelar sesuai jadwal semula. Kompetisi yang rencananya dibuka pada tanggal 26 Maret 2017 akhirnya terealisasi pada tanggal 15 April 2017. Dan tahun 2018 ini, jadwal kick off Liga 1 pun masih menjadi teka-teki.
Jadi, memang benar-benar sudah biasa, bukan? Barangkali Liga Indonesia memang ‘Liga Undur-Undur’, yaitu liga yang jadwal kick off-nya selalu mundur.
Author: Riri Rahayuningsih (@ririrahayu_)
Mahasiswi komunikasi. Pencinta sepak bola dalam negeri