Kawin Thamsatchanan, kiper tim nasional Thailand, mulai menikmati musim perdananya di Belgia. Pemain yang bermain untuk tim Oud-Heverlee Leuven (OH Leuven) di kasta kedua Belgia ini mengungkapkan perbedaan antara bermain sepak bola di Belgia dan Thailand dalam sebuah wawancara dengan media Belgia, ROB-tv.
Pemain berusia 28 tahun ini meninggalkan klub raksasa Thailand, Muangthong United, untuk bergabung dengan OH Leuven pada bulan Januari 2018 lalu. Di sana, ia diikat dengan kontrak lima tahun.
“Lapangan-lapangan sepak bola di Thailand selalu kering dibandingkan di sini (Belgia). Cuaca di Thailand juga lebih panas,” kata Kawin kepada ROB-tv. “Di Belgia, terkadang lapangan rumput tertutup es akibat salju. Ini membuat kecepatan bola berubah-ubah. Saya harus berlatih keras untuk beradaptasi.”
Pemain berusia 28 tahun itu telah bermain 2 kali bersama tim cadangan Leuven. Namun, bukan berarti ia terjebak bersama para pemain cadangan. Kawin berhasil masuk ke skuat tim utama dalam dua pertandingan terakhir.
“Saya masih berkomitmen untuk mengembangkan diri, sehingga saya menunggu kesempatan jika pelatih memercayai saya. Saya akan melakukan yang terbaik untuk tim dan suporter.”
Kepindahan Kawin sedikit banyak dipengaruhi oleh kepemilikan klub ini yang dipegang oleh perusahaan Thailand, King Power. Jika nama perusahaan ini terasa familiar, Anda mungkin teringat sponsor utama klub Liga Primer Inggris, Leicester City. Perusahaan milik konglomerat Thailand Vichai Srivaddhanaprabha ini juga telah mengakuisisi Leuven. Melalui koneksi Thailand, Kawin pun didatangkan untuk dikontrak selama lima musim.
Tim utama OH Leuven sendiri telah berhasil menembus babak play-off untuk tampil di Liga Europa tahun depan. Kompetisi Belgia memang sedikit berbeda dengan negara-negara Eropa lain. Mereka menggabungkan klub-klub dari kasta pertama dan kasta kedua untuk memperebutkan jatah ke Liga Europa. Babak play-off ini akan berlangsung pada bulan April 2018.
“Saya tadinya tidak pernah mengira akan mendapatkan kesempatan ini (bermain di Eropa),” kata Kawin kepada Goal beberaa waktu lalu. “saya sangat senang, akhirnya saya mendapat kesempatan besar saya untuk menjelajahi dunia yang luas.”
“Saya sadar saya bukan hanya mewakili diri sendiri, tapi atas nama masyarakat Thailand, saya harus membuktikan diri bahwa saya pantas.”
Pria kelahiran 26 Januari 1990 di Bangkok ini memulai karier pada tahun 2006 di klub Raj Pracha sebelum Muangthong United mengontraknya secara profesional pada usia 18 tahun. Koleksi empat gelar juara Liga Thailand mungkin dirasanya sudah cukup, sehingga ia menerima tantangan baru untuk pindah ke Belgia.
Selain gelar liga domestik, pemain yag diorbitkan Bryan Robson ini mengoleksi satu medali emas SEA Games (2013) dan dua trofi Piala AFF (2014 dan 2016).
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.