Berita Eropa

Vincent Kompany, Kepingan Skuat City Sebelum Era Sheikh Mansour yang Membuktikan Nilainya

Semenjak kedatangan Sheikh Mansour dan Grup Abu Dhabi, Manchester City menjelma menjadi salah satu kekuatan paling menakutkan di sepak bola Eropa. Berbekal uang yang seakan tak ada habisnya, City mampu mengakuisisi pemain-pemain kelas dunia, membangun fasilitas latihan yang berkualitas tinggi, serta membuat fondasi untuk masa depan klub dalam bentuk akademi yang cemerlang.

Tentunya, setelah Sheikh Mansour tiba di tahun 2008 lalu, skuat City sudah banyak berubah. Di skuat The Citizens saat ini, hanya satu nama yang bukan dibeli menggunakan uang Grup Abu Dhabi dan Sheikh Mansour. Ia adalah sang kapten, Vincent Kompany.

Kompany tiba ke kota Manchester di bulan Agustus 2008, sembilan hari sebelum akuisisi City oleh Sheikh Mansour selesai. Kala itu, ia datang dengan biaya yang terhitung sangat murah, hanya 6 juta paun saja.

Sepuluh tahun berselang, masa edar Kompany di skuat City dianggap sudah habis. Cedera memang menggerogoti karier dan menit bermainnya. Tak hanya itu, kedatangan banyak bek berusia lebih muda dan berkualitas seperti John Stones, Nicolas Otamendi, Eliaquim Mangala, hingga Aymeric Laporte, disebut akan semakin meminimalisir menit bermain pemain berkepala plontos ini. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.

Setelah pulih dari cedera, Kompany berhasil mendapatkan tempatnya kembali di tim utama, menyingkirkan pemain-pemain yang lebih muda. Momen terbaiknya tentu kala mengapteni timnya di laga final Piala Carabao yang baru berakhir pagi dini hari tadi. Tak sekadar memimpin timnya menjadi juara, Kompany juga mampu memberikan performa yang mematahkan semua anggapan kepadanya.

Lini depan Arsenal, tim yang menjadi lawan City di laga final, dibuat tak berdaya oleh Kompany. Ia mampu memenangkan duel udara, melakukan tekel tepat waktu, bahkan mencetak gol. Namun, highlight-nya di laga tadi pagi adalah ketika ia berhasil menyusul lari Pierre-Emerick Aubameyang, penyerang anyar The Gunners yang disebut-sebut sebagai salah satu pesepak bola tercepat di dunia. Kompany berhasil mendahului pemain asal Gabon tersebut dan melakukan body charge yang bersih dan tepat waktu.

Kepada Kristof Terreur, jurnalis asal Belgia, Kompany menyatakan bahwa ia juga tak mengerti mengapa ia bisa menyusul Aubameyang. Ia mengatakan bahwa ia hanya percaya pada instingnya sendiri.

“Menyenangkan rasanya untuk bisa mengejutkan orang lain, namun jujur saya juga tak paham bagaimana cara saya melakukan itu. Itu semua hanya insting pemain bertahan. Jangan biarkan lawan mencetak gol!”

Trofi Piala Carabao akhirnya resmi ia angkat, menjadi trofi ketiga dari lima tahunnya didapuk sebagai kapten City. Kompany berhasil membuktikan bahwa ia masih memiliki nilai sebagai kapten dan tak kalah dari pembelian mahal Sheikh Mansour lainnya.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket