Cerita

Stadion Papua Bangkit: Proyek Ambisius untuk Menemani Kemegahan Gelora Bung Karno di Indonesia

Masyarakat Papua dan sepak bola ibarat bola dan Tsubasa Ozora. Mereka berteman. Saling terikat satu sama lain. Mereka memiliki Persipura Jayapura yang menjadi klub tersukses di Indonesia. Di level Asia, setidaknya sejauh ini, hanya Mutiara Hitam yang mempu membanggakan Indonesia. Saat klub-klub lain hanya mampu lolos ke babak grup dan mentok di 16 besar, Persipura pernah sukses menembus semifinal.

Untuk talenta, Papua tak pernah kehabisan stok. Mau cari penyerang pengganti Boaz Solossa, ada Marinus Manewar yang siap menggebrak. Mau cari pemain pengganti Ian Louis Kabes? Ada Osvaldo Haay. Mereka seakan tak pernah kehabisan stok. Swasembada pesepak bola.

Salah satu kekurangan dari sepak bola di tanah Papua adalah sarana dan pra-sarana. Mereka tak memiliki stadion pendukung yang bertaraf internasional. Mereka mengandalkan Stadion Mandala yang usianya semakin menua dan kekuatannya semakin tereduksi.

Namun, mereka akan memiliki  istana sepak bola yang baru. Papua akan memiliki stadion baru yang diberi nama Stadion Papua Bangkit. Stadion ini akan berdiri megah di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.

Stadion ini mulai dibangun pada 19 April 2017 dengan anggaran dana sebesar 1,3 triliun rupiah dan kapasitas stadion sebesar 40.000 hingga 45.000 penonton. Jika nanti resmi berdiri, stadion ini diklaim akan menjadi stadion termegah kedua setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno. Luar biasa!

Dibangun di atas tanah seluas 13,7 hektar, stadion ini nantinya akan memiliki lapangan latihan tambahan atau pendamping. “Luas stadion utama 71.697 meter persegi. Kompleks stadion ini dilengkapi lapangan latihan seluas 13.000 meter persegi dan bangunan utility seluas 450 meter persegi,” ujar Dwi Aji Wicaksono, selaku Project Manager dari PT. PP yang menggarapproyek stadion megah ini.

Pembangunan stadion ini juga dikerjakan oleh Lestarindo Soccerfield. Sekadar informasi, Lestarindo Soccerfield adalah perusahaan yang bergerak di bidang perencanaan dan pembangunan lapangan sepak bola dan telah berdiri sejak tahun 2000.

Artinya, pembangunan stadion ini tidak dikerjakan sembarangan. Ada perusahaan yang memang ahli di bidang pembangunan stadion yang terjun langsung membangun stadion kebanggan masyarakat Papua ini. Lestarindo tak hanya menggarap stadion utama, mereka juga menggarap lapangan pendamping yang berada di sebelah stadion utama. Fungsinya mungkin akan seperti Lapangan ABC di Senayan.

Salah satu unsur penting dalam lapangan sepak bola adalah kualitas rumput. Dalam sepak bola, ada tiga jenis rumput yang sering digunakan. Yakni Zoysia Matrella, Cynodon Dactylon, dan Axonopus Compressus. Dan jenis rumput terbaik adalah Zoysia Matrella. Rumput jenis Zoysia Matrella merupakan jenis rumput standar FIFA bagi stadion manapun yang bertaraf internasional. Rumput jenis ini termasuk rumput yang mahal. Harga pasarannya adalah Rp 90.000 per meter persegi. Dan stadion ini nantinya akan menggunakan rumput jenis Zoysia Matrella.

Stadion ini sendiri kabarnya siap memenuhi standar AFC bila nantinya Persipura Jayapura bermain di kompetisi Asia. Hal ini dikarenakan stadion ini hanya berjarak 8,3 kilometer dari Bandara Sentani. Jauh dekatnya jarak stadion dengan bandara bertaraf internasional pula yang menyebabkan beberapa klub Indonesia yang bermain di kompetisi Asia harus rela menggunakan kandang milik tim lain.

Stadion ini disiapkan untuk Pekan Olahraga Nasional XX yang akan digelar di Papua. Meskipun baru akan digunakan pada tahun 2020 untuk gelaran PON, namun stadion ini dijadwalkan akan rampung pada akhir tahun 2018. Hingga akhir Januari 2018, menurut pantauan pengguna akun Twitter, @Giewahyudi, progres pembangunan stadion sudah mencapai 40%. Mungkin, Persipura atau Perseru Serui bisa unboxing stadion baru nanti setelah selesai.

Kemegahan stadion ini terlihat dari rencana ornamen sisi luar stadion yang akan menggunakan teknologi lase cutting. Teknologi yang sama dengan Stadion King Abdullah Sports City di Jeddah. Mewah sekali, bukan?

Author: Alief Maulana (@aliefmaulana_)
Ultras Gresik yang sedang belajar menulis di serigalagiras.wordpress.com