Turun Minum Serba-Serbi

Deretan Penyerang Hebat yang Terlambat Bersinar

Menjadi penyerang sukses di liga-liga top Eropa bukanlah pekerjaan gampang. Talenta harus diimbangi dengan kerja keras dan bimbingan pelatih yang tepat. Namun, ada beberapa ujung tombak yang baru bersinar di usia terbilang lanjut sebagai seorang pesepak bola.

Berikut ini beberapa di antaranya.

Sandro Wagner

Penyerang yang baru bergabung kembali dengan Bayern München dari Hoffenheim ini menjadi sukses mencetak lima gol dalam lima caps pertamanya bagi tim nasional Jerman. Ini tentu saja membanggakan mengingat Wagner baru menjalani debut di timnas Jerman pada usia 30 tahun. Sepuluh tahun lalu, Wagner disia-siakan oleh Bayern sehingga satu dekade kariernya dihabiskan dengan berpindah-pindah klub medioker di Bundesliga. Namun, kerja kerasnya kemungkinan besar akan membawanya ke Piala Dunia 2018.

Jamie Vardy

Jamie Vardy pernah berada di klub kasta ketujuh pada usia 24 tahun. Ia lalu memperkuat klub-klub kecil seperti Halifax Town dan Fleetwood Town, sebelum akhirnya dikontrak Leicester City. Perjalanan hidup laksana dongeng ini akhirnya membuahkan gelar juara Liga Primer Inggris dan panggilan tim naisonal Inggris pada usianya yang ke-29.

Luca Toni

Luca Toni malang-melintang di Serie B dan Serie C Italia hingga usianya 29 tahun. Setelah merebut gelar pencetak gol terbanyak Serie A bersama  Fiorentina, ia lalu terpilih sebagai anggota tim nasional Italia yang memenangkan Piala Dunia 2006. Sejak saat itu barulah Toni memperkuat klub-klub besar seperti Bayern München dan Juventus. Hebatnya, di pengujung kariernya ia masih sempat kembali menjadi pencetak gol terbanyak Serie A bersama Hellas Verona, dengan catatan 23 gol dalam 39 penampilan sepanjang musim 2014/15.

Aritz Aduriz

Media-media Spanyol menyebut Aritz Aduriz seperti minuman wine, semakin tua semakin berkualitas. Di usianya yang ke-38 ini, ia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Liga Europa. Padahal, ketika masih berusia dua puluhan, penyerang Athletic Bilbao ini terkenal inkonsisten, sehingga gagal di Valencia dan sering diabaikan tim nasional Spanyol.

Antonio di Natale

Penyerang legendaris ini terbilang sangat terlambat mekar. Ia baru menikmati musim-musim produktif di depan gawang setelah berusia 30 tahun, yaitu antara tahun 2009 dan 2011. Ia menjadi pencetak gol terbanyak dua musim berturut-turut bersama Udinese, dan nyaris memenangi Piala Eropa 2012 bersama tim nasional Italia. Pada tahun 2015, majalah France Football menilai di Natale sebagai salah satu dari 10 pemain terbaik di dunia yang berusia di atas 36 tahun.

Dario Hubner

Seringkali dianggap sebagai salah satu pemburu gol terganas Italia sepanjang masa, Dario Hubner tidak pernah mendapat kesempatan untuk membuktikan dirinya di klub-klub papan atas. Gaji kecil yang diperolehnya sebagai pesepak bola di klub-klub Serie B dan Serie C harus diimbangi dengan pekerjaannya sebagai pembersih jendela pada saat usianya masih 20-an. Hubner akhirnya berhasil mencapai Serie A pada tahun 1997, saat ia berusia 30 tahun. Lima tahun kemudian, ia menjadi pencetak gol terbanyak Serie A 2001/2002 bersama Piacenza pada saat usianya 35 tahun.

Diego Milito

Setelah lama bermain di klub-klub medioker seperti Real Zaragoza dan Genoa, Diego Milito akhirnya berkesempatan menjajal klub besar pada tahun 2009. Saat itu, pelatih terkenal Jose Mourinho mempercayainya memimpin barisan penyerang Internazionale Milano. Ia mencetak 62 gol dalam 128 pertandingan dan menjadi pahlawan Inter ketika menjuarai Liga Champions 2009/2010.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.