Cerita

Nirguna Ekspektasi Selangit Interisti kepada Sosok Lautaro Martinez

Dalam beberapa pekan terakhir, kabar mengenai kesuksesan Internazionale Milano mengamankan jasa penyerang milik Racing Club, Lautaro Martinez, begitu santer terdengar. Seperti dilansir oleh sempreinter, nominal 20 juta euro menjadi kesepakatan dari kedua belah pihak.

Berusia 20 tahun, Martinez dianggap sebagai salah satu juru gedor belia paling menjanjikan yang sekarang dimiliki oleh Argentina. Terlebih, penampilan Martinez tatkala mentas di ajang South American Youth Football Championship 2017 dan Piala Dunia U-20 2017 bersama tim nasional Argentina U-20 terbilang cukup apik.

Walau gagal mengantar Argentina U-20 menjadi kampiun, secara keseluruhan Martinez sanggup mengemas 7 gol di sepasang turnamen itu. Teruntuk ajang yang disebut pertama, ia bahkan keluar sebagai top skor bersama tiga nama lain yaitu Rodrigo Amaral (Uruguay), Bryan Cabezas (Ekuador), dan rekan setimnya, Marcelo Torres.

Impresi brilian yang diukir Martinez mengundang atensi dari klub-klub Eropa, di antaranya adalah Atletico Madrid dan Inter. Namun seperti yang saya kutip di bagian awal artikel, kubu Il Biscione adalah pelabuhan perdana Martinez di Benua Biru.

Konon, kesuksesan Il Biscione mencaplok penyerang yang mengenakan jersey bernomor punggung 32 tersebut juga berkat relasi apik mereka dengan Diego Milito, Sekretaris Teknik Racing Club, yang juga bekas attacante Inter periode 2009-2013 silam.

Seiring dengan perekrutan Martinez, sejumlah akun fanbase Inter beramai-ramai menampilkan cuplikan video perihal kemampuan Martinez di atas lapangan.

Tak berhenti sampai di situ, pujian mengenai skill ciamiknya pun mengalir bak arus dahsyat Sungai Ciliwung usai diguyur hujan sehari semalam. Hal itu diungkapkan oleh agen sang pemain, presiden La Academia, hingga mantan penyerang timnas Argentina di era 2000-an, Hernan Crespo.

Alhasil, ekspektasi Interisti menyoal pemuda berpostur 175 sentimeter ini pun melangit. Dirinya langsung digadang-gadang sebagai figur ideal yang bisa menjadi andalan Inter di masa yang akan datang, baik sebagai tandem atau malah pengganti dari sang kapten yang juga pendulang gol utama Il Biscione, Mauro Icardi.

Jika melihat kemampuan Martinez saat menggelontorkan trigol ke gawang Huracan dalam laga lanjutan Liga Primera Argentina akhir pekan lalu (5/2), sah-sah saja kalau Interisti memandangnya dengan asa dan bayangan menjulang.

Benar jika Martinez punya skill mumpuni dan potensi luar biasa sebagai seorang pemain muda. Namun patut Interisti sadari dan ingat, hal itu akan percuma dan nirguna apabila dibesar-besarkan untuk saat ini. Alasannya sederhana saja, Martinez belum mengenakan seragam Il Biscione!

Alangkah baiknya jika Interisti rileks-rileks saja dalam menyikapi situasi ini. Kalaupun ingin memberi penilaian sembari berekspektasi, lakukan itu seusai Martinez diperkenalkan secara resmi oleh manajemen dan tampil di laga-laga kompetitif bareng Il Biscione.

Jangan sampai, ekspektasi awal yang kelewat tinggi ini justru berakhir durjana andaikata sang pemain gagal menduplikasi performa apiknya di Racing Club.

Karena seperti yang biasa dan cukup ahli dilakukan oleh sebagian Interisti, mereka bakal menyalahkan pihak Suning Group beserta dua juru transfer klub, Piero Ausilio dan Walter Sabatini, lantaran gagal menginvestasikan dananya secara cermat dan tepat.

Padahal saat membeli pemain yang bersangkutan, tak ada janji-janji manis yang dilontarkan oleh pihak manajemen selain keinginan untuk memperkokoh skuat.

Dengan kata lain, Interisti sendiri yang gemar berekspektasi, dalam hal ini tentang Martinez, akibat termakan ‘bujuk rayu’ media yang terus membesar-besarkan kemampuan sang pemain. Namun ketika ekspektasi itu tak terjawab, dengan mudahnya mereka mengarahkan telunjuk kepada pihak manajemen. Sungguh konyol, bukan?

Interisti sepantasnya ingat dengan Gabriel Barbosa. Penyerang muda asal Brasil yang didatangkan ke Stadion Giuseppe Meazza pada musim panas 2016 kemarin. Ditebus dengan mahar 30 juta euro dan digadang-gadang bakal menjadi bintang anyar plus menimbulkan ekspektasi menjulang dari Interisti, Barbosa malah tampil buruk kala berkostum Il Biscione. Dirinya pun kudu menerima nasib diungsikan lagi ke Santos usai gagal menimba ilmu secara paripurna di Benfica.

Pihak Inter dan Martinez sendiri jelas tak ingin mengalami kisah pahit macam itu. Keduanya pasti menginginkan hal terbaik, utamanya di atas lapangan, tanpa perlu gembar-gembor. Maka Interisti, tak perlu melambungkan ekspektasi kalian terhadap Martinez sebab itu nirguna. Kesehatanmu, lho!

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional