Cerita

Winter Break di Liga Inggris yang Tak Lagi Wacana

Sepak bola Inggris tak hanya dikenal sebagai kompetisi terpopuler sedunia, khususnya Liga Primer Inggris, namun juga sebagai yang paling sibuk di dunia. Seperti yang kita tahu, sepak bola Inggris tak memiliki jeda waktu liburan musim dingin, berbeda dengan mayoritas liga-liga di Eropa. Sibuknya jadwal kompetisi sepak bola di Inggris ini sampai dituduh menjadi salah satu biang kerok menurunnya prestasi tim nasional mereka sendiri dan juga mudah rontoknya wakil-wakil Inggris di kompetisi antarklub Eropa.

Oleh sebab itu, wacana tentang jeda musim dingin (winter break) pun tak jarang dikemukakan, bahkan sejak lama. Semakin kompetitifnya sepak bola dunia saat ini membuat beberapa pihak merasa perubahan perlu dilakukan, utamanya untuk menjaga kondisi pemain tetap bugar dan tak mudah cedera akibat kelelahan.

Meskipun begitu, dulu wacana ini hanya seperti angin lalu. Apalagi jika yang melontarkan wacana ini adalah para manajer asing yang mengeluh dengan jadwal tanding klubnya, banyaknya pemain mereka yang cedera, atau timnya sedang mengalami tren negatif. Ketimbang dianggap memberi solusi, yang ada mereka malah dicap mencari-cari alasan.

Namun dalam beberapa tahun ke depan, winter break di Liga Primer bisa benar-benar terlaksana. Pasalnya, saat ini pihak Premier League selaku operator liga tertinggi di Inggris ini baru saja mengangkat kembali isu tersebut secara serius lewat sebuah pernyataan resmi, seperti yang dilansir dari Daily Mail.

“Premier League telah berdiskusi dengan FA dan English Football League (EFL) selama beberapa bulan untuk menjawab tantangan mengenai kalender sepak bola Inggris yang semakin padat, dan juga cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kepadatan jadwal serta memberikan waktu istirahat di tengah musim bagi para pemain.”

“Jeda tersebut bisa dimasukkan ke dalam kalender, dan pada dasarnya kami terbuka dengan opsi ini dan akan melanjutkan diskusi yang membangun dengan para pemangku kepentingan sepak bola Inggris untuk mencari solusi yang tepat.”

Kelanjutan terkait winter break ini juga akan didiskusikan dengan para calon pemegang hak siar yang saat ini dipegang oleh Sky Sports dan BT Sports. Bahkan wacana ini kabarnya akan dimasukkan ke dalam dokumen tender untuk stasiun-stasiun televisi yang ingin menyiarkan Liga Primer. Jika jadi terlaksana, format kompetisi dengan adanya winter break akan berlaku mulai musim 2019/2020.

Saat ini, pembicaraan terkait kelanjutan hak siar untuk Liga Primer untuk periode 2019-2022 memang sedang dibahas, dan Sky maupun BT memang berniat melanjutkan kembali kontrak mereka. Kabarnya, nilai hak siar ini akan meningkat dari sebelumnya dan jumlah pertandingan yang disiarkan juga meningkat, dari 168 menjadi 200 partai per musim. Dua hal ini rencananya akan dikonfirmasi minggu depan.

Tradisi yang dipertahankan dan dibuang

Munculnya winter break ini akan memicu perdebatan, utamanya tentang bagaimana pihak operator liga mengatur jadwal yang sudah sedemikian padat itu. Belum lagi jika membahas tentang potensi hilangnya tradisi sepak bola Inggris yang tak mengenal winter break.

Namun, pihak Premier League sendiri sudah mempetimbangkan hal ini. Jika jadi terlaksana, jadwal libur Liga Primer baru akan terlaksana di pekan pertama Januari. Ini artinya, festive period seperti Boxing Day dan pertandingan di malam tahun baru akan tetap ada. Pertandingan liga yang biasanya berlangsung di periode tersebut akan digeser ke tengah pekan atau liga dimulai satu minggu lebih cepat

Waktu jeda sendiri dikabarkan akan berlangsung selama dua minggu dan hanya melibatkan klub-klub di Liga Primer, sedangkan klub-klub Divisi Championship, League One, maupun League Two tidak akan mengadopsi winter break ini dikarenakan jumlah pertandingan mereka yang terlampau banyak.

Lagipula jika menilik alasannya, tujuan utama jeda ini adalah untuk kepentingan timnas Inggris, dan tak ada pemain di liga-liga bawah tersebut yang menjadi pemain reguler The Three Lions.

Meskipun begitu, tetap ada beberapa tradisi yang kemungkinan akan dikorbankan terkait pengaturan jadwal. Semifinal Piala Liga yang biasanya dilangsungkan dua kali, rencananya akan dihapus menjadi single-legged match saja. Begitu juga dengan Piala FA. Partai replay di putaran tertentu kabarnya juga akan dihapus.

Yang setuju dan tak setuju

Di masa lalu, kita melihat sosok seperti Louis van Gaal, Josep Guardiola, dan Jose Mourinho menyuarakan dukungan adanya winter break ini. Guardiola pernah menyebut padatnya jadwal Liga Inggris akan ‘membunuh’ para pemain. Van Gaal di masa melatih Manchester United dulu pernah menyebut hal ini sebagai ‘kejahatan’.

Namun ada juga yang menolak, seperti bos Arsenal, Arsene Wenger dan manajer timnas Inggris sendiri, Gareth Southgate. Wenger menyebut winter break akan merusak tradisi sepak bola Inggris yang sudah lama berlangsung. Sedangkan Southgate mengungkapkan keraguan bahwa winter break ini akan benar-benar membantu timnas Inggris berprestasi di kancah Internasional.

Terlepas dari semua hal tersebut, kita masih harus menunggu kelanjutan pembicaraan antara pihak Premier League, FA, EFL, dan tentunya para pemegang hak siar dan klub-klub. Namun bila winter break ini benar-benar diterapkan pada musim 2019/2020 mendatang, sudah pasti yang akan gembira adalah para pemain (asing) yang terbiasa menikmati jadwal libur kompetisi di tengah musim.

Author : Adhi Indra Prasetya (@aindraprasetya)
Penggemar Juventus yang merasa dirinya adalah Filippo Inzaghi saat bermain bola