Tentu tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Joshua Kimmich bahwa ia akan bermain di sektor bek kanan. Bahkan sejak masih bermain untuk tim usia muda Stuttgart, Kimmich bermain di sektor gelandang. Mantan gelandang FC Bayern München dan Manchester United, Bastian Schweinsteiger, adalah idola bagi seorang Joshua Kimmich.
Kejadian ini sama seperti Kimmich yang tentu tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa ia akan bergabung ke tim tersukses Jerman, FC Bayern. Kepindahannya ke tim asal Bavaria tersebut pada tahun 2015, membuat karier Kimmich meroket. Bukan saja karena ia kemudian bermain di level tertinggi sepak bola Jerman, tapi juga karena di musim yang sama ia berseragam Bayern, Kimmich kemudian mendapatkan panggilan ke timnas senior Jerman. Semua terjadi begitu cepat.
Meskipun sebenarnya semua kejadian tersebut tidak terjadi begitu saja, ada beberapa pertanda ata kejadian lain yang mengawali sampai akhirnya Kimmich berada di tingkat ia berada saat ini.
Kimmich sudah bermain untuk timnas Jerman di berbagai kelompok usia. Ia sudah bertanding di berbagai kejuaran internasional untuk timnas muda Jerman. Amin Younes, bintang muda Ajax Amsterdam yang juga rekan setim Kimmich di Piala Eropa U-21 beberapa tahun lalu, menyebut bahwa Kimmich memiliki defensive awareness yang sangat baik. Ia sangat tangkas dalam situasi merebut bola kembali dari lawan.
Pernyataan dari Younes ini diamini oleh mantan pelatih timnas Jerman U-21, Horst Hrubesch. Ia berujar bahwa Kimmich sangat versatile dan memiliki kualitas yang luar biasa dalam memainkan peran baik dari segi bertahan maupun menyerang.
Dari dua pernyataan tersebut maka sebenarnya tidak heran ketika kemudian Pep Guardiola yang saat itu menangani Bayern, kemudian menempatkan Kimmich sebagai bek kanan. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Pep juga sempat mencoba Kimmich untuk bermain di posisi bek tengah.
Keberadaan Kimmich saat ini juga menunjukan bahwa regenerasi berjalan dengan sangat baik di Jerman. Mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk mencari suksesor dari Philipp Lahm. Karena di beberapa negara bahkan sampai ada yang membutuhkan waktu sangat lama untuk mencari sosok di generasi selanjutnya. Contohnya Inggris yang sepertinya masih kesulitan mencari kiper berkualitas setelah era David Seaman.
Baca juga: Joshua Kimmich, Reinkarnasi Sempurna Phillip Lahm
Kimmich membuat Jerman lega setelah beberapa pemain yang disiapkan sebagai suksesor nyatanya memiliki jalan karier yang agak tidak sesuai dengan perkiraan sebelumnya. Gonzalo Castro dan Sebastian Rudy lebih mahir bermain sebagai gelandang. Begitu pula Tony Janstchke dan Skhodran Mustafi yang lebih andal ketika mereka dimainkan sebagai bek tengah.
Leon Goretzka mungkin dianugerahi gelar sebagai “German’s talent of century”, tetapi boleh jadi justru Kimmich yang akan memimpin Jerman ke tahap yang lebih baik lagi, bahkan mungkin mempertahankan trofi Piala Dunia di tahun ini. Penghargaan pemain terbaik timnas Jerman tahun 2017 yang ia terima beberapa saat lalu pun menjadi salah satu bukti yang menguatkan.
Perjalanan karier yang tentu tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh Kimmich yang lahir pada hari ini, 8 Februari 1995. Dari berlaga di divisi tiga bersama RB Leipzig, hingga kini menjadi suksesor langsung seorang legenda seperti Philipp Lahm.
Alles gute zum geburtstag, Joshua Kimmich!
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia