Cerita

Deretan Pesepak Bola Dunia yang Nyaris Tak Memiliki ‘Haters’

Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo memang merupakan dua pemain terbaik dunia saat ini. Namun, tak sedikit kalangan yang membenci salah satu di antaranya. Beda halnya dengan sebelas pemain berikut ini, yang bisa dibilang nyaris tak memiliki ‘haters’ sepanjang karier mereka.

Siapa saja?

Penjaga Gawang: Gianluigi Buffon

Ketika Buffon menitikkan air mata atas kegagalan Italia lolos ke Piala Dunia 2018, seluruh dunia pun ikut bersedih. Pria ikonik berusia empat puluh tahun ini adalah panutan puluhan penjaga gawang kelas dunia yang lebih muda dari dirinya, serta dewa bagi para pendukung Juventus dan tim nasional Italia.

Bek kanan: Philipp Lahm

Meskipun Anda bukan pendukung Jerman dan membenci dominasi Bayern München di Bundesliga, Anda pasti ikut tersenyum saat Philipp Lahm mengangkat trofi Piala Dunia 2014.  Pria yang mengundurkan diri dari lapangan hijau pada usia 33 tahun ini selalu memperoleh respek dari kawan dan lawan. Pria berpostur terkecil dalam skuat Jerman ini menjadi kapten tim terbaik di dunia pada tahun 2014, dan ia akan selalu dikenang atas karismanya.

Bek tengah: Paolo Maldini

Cukup disayangkan satu dari sedikit one-man club di dunia ini tidak termasuk dalam skuat Italia yang memenangkan Piala Dunia 2006. Namun, ia tetap dikenang penggemar sepak bola di dunia sebagai ikon AC Milan di abad ke-20. Memenangkan lima gelar juara Liga Champions bukanlah perkara mudah, tapi Maldini juga disegani berkat kepemimpinan yang bagus dan murah senyum.

Bek tengah: Carles Puyol

Seperti halnya Maldini, Puyol juga merupakan figur sakral di Barcelona. Secara teknik, memang mungkin banyak pemain belakang yang lebih taktis darinya, tapi pria ini adalah panutan di dalam dan luar lapangan bagi para pemain Barcelona dan tim nasional Spanyol. Meski memiliki nasionalisme Catalonia dalam dirinya, profesionalisme Puyol membawanya ke tangga juara Piala Eropa dan Piala Dunia bersama Spanyol.

Bek kiri: Javier Zanetti

Mantan kapten Internazionale Milano ini bukan hanya memiliki suara emas dalam bernyanyi. Ia akan terus dianggap sebagai legenda Inter berkat pengabdiannya selama sembilan belas tahun dan satu trofi Liga Champions untuk klub tersebut. Meski para rival kadang membenci dominasi singkat Inter di awal abad ke-21, mereka akan selalu respek kepada pria Argentina ini.

Gelandang: Andrea Pirlo

Pirlo mungkin baru menjadi tokoh cult sepak bola Eropa setelah ia menumbuhkan jenggot sangarnya, tapi ia telah lama dianggap sebagai pemain kelas dunia. Ia adalah ikon yang mendefinisikan kembali peran regista dan seorang spesialis tendangan bebas. Meski pernah membela Inter Milan, AC Milan dan Juventus, peraih Piala Dunia 2006 ini tak pernah dibenci oleh para penggemar masing-masing klub.

Gelandang: Andres Iniesta

Iniesta menasbihkan diri sebagai kekasih warga Spanyol berkat dua tindakanan yang dilakukannya dalam kurun waktu tiga puluh detik: gol kemenangan ke gawang Belanda di final Piala Dunia 2010 dan ia mendedikasikan gol tersebut untuk Dani Jarque, pemain Espanyol. Padahal, Espanyol adalah rival abadi klub Iniesta, Barcelona. Sampai sekarang, peraih empat gelar Liga Champions bersama Barcelona ini selalu mendapatkan tepuk tangan meriah di stadion mana pun ia bermain.

Gelandang: Xabi Alonso

Bukan hanya berbagai torehan gelar yang diraihnya, Alonso disegani para pesepak bola lain berkat karismanya. Uang memang tak selalu membeli gaya busana, tapi mantan pemain Liverpool, Real Madrid, dan Bayern ini selalu tampil modis di luar lapangan. Adik Mikel Alonso ini juga akan selalu dikenang sebagai ahli gol jarak jauh oleh para pencinta sepak bola Eropa.

Penyerang: Ronaldinho

Apa yang kita bisa benci dari Ronaldinho? Salah satu inspirator Brasil ketika meraih juara di Piala Dunia 2002 ini telah mengajarkan kita definisi cinta sebenarnya kepada sepak bola. Mantan bintang Barcelona dan AC Milan ini selalu bermain dengan senyuman yang menyertai aksi-aksi individunya yag memukau. Tak heran ia menjadi panutan megabintang, Lionel Messi.

Penyerang: Francesco Totti

Kisah hidup Totti mengajarkan kita arti kesetiaan. Ia setia membela AS Roma selama dua dekade, meskipun hanya sanggup memenangkan satu gelar Scudetto Serie A di klub tersebut. Berkat kesetiaannya, peraih Piala Dunia 2006 bersama Italia ini sering disebut-sebut ‘Il Gladiatore’ (Gladiator) dan ‘Raja Roma Ke-delapan’. Bahkan para suporter Lazio pun pernah membuat spanduk pujian khusus untuk Totti, meski mereka merupakan rival abadi AS Roma.

Penyerang: Kaka

Nyaris seperti Ronaldinho, Kaka juga mengajarkan kepada kita berbagai keindahan pada saat ia masih aktif bermain. Para penggemar AC Milan tak pernah dendam meskipun ia meninggalkan klub tersebut untuk pindah ke Real Madrid. Sebaliknya, para pendukung Madrid juga tak mempermasalahkan meskipun penampilan Kaka tak secemerlang ketika memenangkan liga Champions bersama Milan. Tingkah laku santun pria Brasil ini selalu mendatangkan respek dari kawan dan lawan.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.