Tribe Ultah

Gerard Pique, Bukti Loyalitas Rakyat Catalonia Sejati

Seberapa loyal kalian terhadap daerah atau kota kelahiran kalian masing-masing? Banyak di antara kita yang mungkin meninggalkan tempat kita lahir dan tumbuh besar demi mengincar kesejahteraan di tempat lain. Pada akhirnya, kita pun merasa nyaman di tempat yang baru, dan melupakan tempat di mana kita lahir dan tumbuh besar.

Hal itu tidak berlaku bagi Gerard Pique Bernabeu. Bek tengah milik Barcelona ini begitu loyal tidak hanya pada klubnya, namun tempat klubnya berada, Catalonia. Pique memang putra asli daerah otonom di Spanyol tersebut. Ia lahir di Catalonia, dan tumbuh besar di sana. Namun, bukan berarti Pique tak sempat mengecap hidup di tempat lain.

Ketika masih remaja, pesepak bola kelahiran tahun 1987 ini sempat hijrah dari Catalonia menuju Manchester, dan tergabung bersama Manchester United (MU). Ia meninggalkan La Masia, akademi Barcelona yang tenar tersebut, dan mencoba peruntungan di tempat asing saat usianya baru menginjak 17 tahun.

Tentunya, ia tak serta merta masuk ke tim utama MU. Ia lebih sering bermain bagi tim junior dan tim cadangan, meskipun sempat mencatatkan debut di tim senior tak lama setelah bergabung. Di tahun 2006, demi perkembangannya yang lebih jauh lagi, Pique pun harus rela dipinjamkan ke klub La Liga, Real Zaragoza, demi mendapatkan pengalaman bermain di tim utama.

Masa peminjamannya berjalan menyenangkan. Di Zaragoza, ia mampu mendapat menit bermain yang cukup di tim utama, dan mendapatkan mentor yang berkualitas dalam diri Gabriel Milito, yang di masa depan akan menjadi rekan setimnya.

Ketika kembali ke Manchester di tahun 2007, Pique masuk ke daftar skuat senior Sir Alex Ferguson. Namun lagi-lagi, menit bermainnya begitu minim, meskipun ia sempat mencatatakan debut yang impresif di Liga Champions ketika mencetak gol ke gawang Dynamo Kiev di kemenangan MU dengan skor 4-0. Masa kebersamaan Pique dengan Setan Merah pun hanya bertahan selama empat tahun. Petualangan Pique, jika ditakar dari sudut pandang kesuksesan, tentu tidak mengesankan. Meskipun begitu, tentunya ia memiliki banyak pengalaman berharga yang akan berguna di masa depannya.

Di bulan Mei 2008, Pique memutuskan untuk kembali ke klub tempat ia besar. Barcelona merekrutnya dengan biaya sebesar lima juta paun. Meskipun begitu, ia sempat diragukan kala kembali direkrut oleh Barca. Kegagalan bersama MU menjadi penyebab utamanya. Namun, Pique berhasil mementahkan semua keraguan yang datang kepadanya.

Pada awalnya, Pique menjadi pelapis dari Milito dan Carles Puyol, namun seiring dengan perkembangannya yang pesat, ia berhasil merebut tempat di tim utama. Pique berhasil menggeser Milito dan menjadi tandem sehati Puyol di jantung pertahanan Los Cules.

Duet senior-junior ini berjalan begitu baik, dan mampu mendatangkan banyak prestasi bagi Barcelona. Di tahun 2009, Pique harus berhadapan dengan mantan manajer dan rekan-rekannya di MU di laga final Liga Champions. Ia pun memiliki andil besar dalam kemenangan timnya.

Selama bertandem dengan Puyol, Pique sepertinya belajar banyak hal. Tidak hanya melulu tentang teknik bertahan, yang memang semakin perkembangannya, namun juga dari segi kepemimpinan. Selepas pensiunnya Puyol, Pique pun menggantikan peran seniornya dan menjadi komandan utama di lini belakang Barcelona. Ia sempat bertandem dengan Javier Mascherano yang dari segi usia tergolong lebih tua, namun sang suami Shakira-lah yang menjadi figur utama.

Selepas kepergian Mascherano, Pique kini akan bertandem dengan Samuel Umtiti atau Yerry Mina, dua bek yang masih muda. Tentunya, ia memiliki potensi untuk menjadi mentor bagi kedua pemain tersebut, layaknya Puyol mengajari dirinya dulu.

Secara pribadi, Pique adalah pria yang sangat vokal. Ia beberapa kali terlibat masalah dengan publik Spanyol karena pandangan politiknya menyoal kemerdekaan Catalonia. Ia pun sempat beberapa kali terlibat masalah karena ia juga tak malu-malu untuk menyuarakan ketidak sukaannya terhadap Real Madrid. Pique benar-benar menunjukkan warna aslinya sebagai pria Catalonia.

Yang terbaru adalah ketika ia menawarkan diri untuk mundur dari timnas Spanyol menyusul hasil referendum Catalonia. Ia berani melepas satu spot di skuat yang begitu hebat, skuat yang berpeluang besar untuk menjuarai Piala Dunia 2018 nanti, demi daerahnya yang begitu membekas di hatinya.

Usia Pique kini sudah menginjak 31 tahun. Tak ada pertanyaan untuk prestasi yang sudah ia torehkan, karena hanya segelintir pesepak bola yang lebih baik darinya. Meskipun begitu, ia tampak sudah menguatkan hatinya untuk terus mengabdi pada Barcelona, pada Catalonia, hingga akhir kariernya nanti selepas menandatangani kontrak baru yang mengikatnya hingga ia berusia 35 tahun nanti.

Happy birthday, Pique!

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket