Turun Minum Serba-Serbi

Sugar Sugar, Richy Sheehy, dan Pelipur Lara bagi Liverpool

Liverpool? Dalam benak Anda, hal apa yang pertama kali diingat ketika salah satu nama kota tersohor di Inggris itu merasuk ke dalam ingatan. Sepak bola, mungkin menjadi gambaran dari awam tentang kota yang berada di wilayah Merseyside tersebut.

Mungkin bagi penggila musik, menyebut nama Liverpool mungkin berkelindan dengan band legendaris, The Beatles. Sepak bola dan musik, memang sebuah ikatan yang enggan berpisah, kalau tidak ingin dikatakan selalu mesra manakala kita menyebut Liverpool.

Sepak bola sudah menjadi menu wajib bagi mereka yang hidup di Liverpool. Salah satu klub tersukses di Inggris, walau terlalu lama ketiduran, Liverpool FC ada di sana. Dan jangan lupakan Everton, meski kalah bersinar dari sang tetanggnya, karena Everton-lah rivalitas Derby Merseyside antar dua tim itu selalu menarik kita saksikan.

Begitu juga musik, di Liverpool tak hanya The Beatles. Wilayah Merseyside dengan Liverpool-nya memang sangat kental sebagai tempat tumbuh-kembangnya musik rock Britania di era 1960-an. Banyak band-band terkenal muncul. Di sana pula musik juga menjadi bagian tak terpisahkan dari sepak bola, contohnya ada di kalangan suporter Liverpool FC. Seperti kita ketahui, judul lagu dari band pop rock dari Liverpool Gerry and The Pacemakers, You’ll Never Walk Alone, menjadi slogan yang sangat melekat bagi mereka yang mengasosiasikan dukungannya pada The Reds.

Namun kini, selain You’ll Never Walk Alone, sepertinya Liverpudlian akan mempunyai lagu lain sebagai bentuk dukungan untuk klub kesayangan mereka. Lagu itu berjudul Sugar Sugar, dari band fiksional asal Amerika Serikat, The Archies. Lagu yang terkenal bernuansa riang dan pernah dijadikan cover oleh salah satu perusahan gula di Indonesia itu, kini makin populer di dunia sepak bola.

Pelakunya adalah salah satu Kopites atau penggemar Liverpool sejati asal Cork, Republik Irlandia, Richy Sheehy. Komedian yang diketahui menggilai Liverpool itu menyanyikan lagu Sugar Sugar namun digubah dengan lirik tersendiri. Intro yang sebenarnya dari lagu Sugar Sugar adalah begini:

“Sugar”
“Ooooh, honey honey”
“You are my candy girl….”
“And you got me wanting you…”

Oleh Sheehy, intro dari lagu Sugar Sugar itu diubah dengan lirik yang seperti:

“Salah”
“Oooh, Mané Mané”
“And Bobby Firmino….”
“But we sold Coutinho…”

Potongan intro yang ditransfromasikan oleh Sheehy itu kini menjadi viral di sosial media. Pun rasa-rasanya semakin banyak penggemar Liverpool khususnya, dan pencinta sepak bola pada umumnya, yang mengetahui aksi kocak Sheehy mengubah intro lagu Sugar Sugar itu dengan nama-nama pemain Liverpool, terutama personel di lini depan klub yang bermarkas di Anfield Stadium tersebut.

Potongan (intro) lagu Sugar Sugar itu memang sangat kontekstual dengan kondisi terkini Liverpool. Mereka baru saja melepas salah satu andalan mereka dalam beberapa musim terakhir, yakni Philippe Coutinho. Pemain asal Brasil itu dilego dengan biaya 160 juta euro. Tentu banyak pendukung Liverpool berkecil hati dengan kepindahan gelandang serang itu. Tentu mereka berharap momen-momen menakjubkan Cou selama di Liverpool masih bisa diperpanjang musim-musim selanjutnya, namun ternyata daya pikat Barcelona terlalu menarik untuk Coutinho tolak.

Lirik gubahan Richy Sheehy itupun sangat mewakili perasaan Liverpudlian di mana pun saat ini. Saat mulai matangnya lini depan Liverpool dengan fab four-nya; Sadio Mané, Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Philippe Coutinho, kini Liverpudlian harus kembali merasakan kehilangan salah satu pemain terbaiknya (Coutinho). Istilah Fab Four sendiri merupakan nama dari sebuah band tribut untuk The Beatles. Memang, sepertinya apa yang berkaitan dengan Liverpool tak jauh-jauh dari musik juga.

Lalu, apakah kehilangan Philippe Coutinho berarti kesedihan yang mendalam? Belum tentu juga. Berarti, apakah justru pendukung Liverpool bahagia dengan kepergian mantan pemain Internazionale Milano itu? Tentu tidak juga. Kepergian Coutinho bisa berarti kesedihan bagi siapapun mereka yang mengaku menjadikan Liverpool sebagai klub yang ia banggakan.

Kemampuan Coutinho yang sedimikian rupa mumpuni itu, rasanya masih bisa lebih baik lagi. Ya, tentu melihat Coutinho menampilkan performa terbaiknya dengan berseragam merah The Anfield Gang’s, membuat siapapun penggemar Si Merah bahagia.

Namun, rasa sedih akibat ketiadaan Coutinho, sedikit atau mungkin telah tertutupi sepenuhnya oleh kehadiran Mohamed Salah. Semua tahu seperti apa performa pemain asal Mesir itu di Liga Primer Inggris musim 2017/2018 ini.

Gol, asis, dan pergerakan eksplosifnya sangat krusial bagi perjalanan Liverpool sepanjang musim ini. Apalagi tak bisa dibantah bahwa Salah cepat nyetel dengan skema Jürgen Klopp dan berpadu dengan baik ketika dijadikan trio bersama Sadio Mané dan Roberto Firmino di lini depan.

Maka dari itu, apa yang dilakukan Richy Sheehy memang pas menggambarkan suasana hati pendukung Liverpool saat ini. Bahagia dalam kecemasan atau cemas-cemas bahagia. Coutinho pergi, tentu sedih. Namun tetap bisa bahagia karena ada Salah. Tetapi, moncernya Salah juga bisa berarti kepergian sang pemain ke Real Madrid atau klub besar lainnya pada suatu saat nanti. Inilah kelemahan Liverpool, yang dalam dekade ini sering menjual pemain terbaiknya.

Dan kalau Salah selalu memesona sepanjang musim ini dan pemain Mesir itu akan benar-benar pergi suatu saat nanti, apakah Richy Sheehy akan mengubah lagi lirik dari lagu Sugar Sugar dari The Archies? Kita tunggu saja.

Namun yang jelas, Sugar Sugar versi Richy Sheehy yang mengaku sebagai the biggest Cork Liverpool fans itu, menjadi pelipur lara dalam kegundahan bagi setiap Liverpudlian di manapun mereka berada.

Author: Haris Chaebar (@chaebar_haris)