Eropa Inggris

Mohamed Salah: Menjadi “Real Madrid” Pada Waktunya?

Selama beberapa tahun terakhir, sangat lumrah apabila pemain yang tengah berada dalam performa terbaik akan “otomatis” masuk dalam radar Real Madrid. Nama terakhir yang berpeluang masuk ke dalam radar tersebut adalah penyerang sayap Liverpool yang tengah mencuri perhatian, Mohamed Salah.

Sebelum berseragam Liverpool, nama Salah identik dengan performa yang tidak stabil. Ketika hengkang dari Basel, pemain asal Mesir tersebut bergabung dengan Chelsea. Namun, nampaknya Chelsea tak betul-betul membutuhkan Salah. Maka, tak lama kemudian, Salah dipinjamkan ke Fiorentina, di mana Salah berkembang secara pasti.

Perkembangannya menarik perhatian AS Roma, salah satu klub raksasa Serie A. Roma menggunakan pendekatan dengan sistem peminjaman dan memasukkan klausul pembelian permanen dalam proposal tersebut. Chelsea menyambut baik niat Roma dan mengizinkan Salah kembali berkarier di Serie A.

Salah sendiri tentu menyambut baik keinginan Roma untuk memboyongnya. Menit bermain yang lebih melimpah akan ia dapatkan apabila bermain di Italia ketimbang menjadi penghangat bangku cadangan Stamford Bridge. Menit bermain yang lebih banyak juga membantu perkembangan Salah terus berjalan.

Performa yang apik dan konsisten membuat manajemen Roma tak berpikir dua kali untuk mengikat Salah secara permanen. Disepakatinya transfer senilai 15 juta euro menjadi penanda bergabungnya Salah bersama Roma secara permanen. Sejak saat itu, Salah menjelma menjadi salah satu penyerang sayap paling menjanjikan di Eropa.

Hanya dua musim saja Salah bersama Roma, pemain berusia 25 tahun tersebut membuat manajemen Liverpool begitu tertarik. Apalagi, setelah melepas Raheem Sterling ke Manchester City, The Reds belum mendapatkan pengganti yang sepadan, atau bahkan lebih baik. Cara bermain, posisi favorit, dan konsistensi Salah meyakinkan Liverpool bahwa mereka sudah mendapatkan pengganti Sterling.

Salah sendiri menyadari bahwa dirinya masih ingin bermain di Inggris. Maka, ketika Liverpool datang dengan proposal tawaran, Salah menerimanya dengan senang hati. Roma sempat bersikeras ingin mempertahankan pemain terbaiknya. Untuk alasan itulah, nilai jual Salah melonjak, dari 35 juta euro menjadi 42 juta euro.

Meski cukup mahal, Liverpool nampaknya bersyukur mereka sudah membelanjakan uang tersebut untuk memboyong Salah. Di paruh awal musim ini, ketika Philippe Coutinho tak bisa fokus membela Liverpool sedangkan Sadio Mane sempat menepi karena cedera, Salah menjadi tumpuan di lini depan.

Kecepatan, kedisiplinan, dan ketajaman Salah memberi nyawa baru bagi Liverpool. Di awal musim ini pula Salah menjadi pencetak gol terbanyak untuk timnas Mesir. Salah punya sejarah performa yang semakin menanjak. Dan apabila bisa terus konsisten, mantan rekannya di timnas Mesir, Mido, memandang Salah tak akan lama berseragam Liverpool.

Seperti sudah menjadi kebiasaan bahwa Madrid mengumpulkan pemain-pemain terbaik, untuk keperluan regenerasi maupun kepentingan bisnis. Dan Salah, yang tengah menanjak, adalah investasi bagus untuk skuat Los Blancos.

Mido sendiri menegaskan lewat akun Twitter pribadinya bahwa Salah punya kekuatan mental yang akan membantunya bermain di level tertinggi selama bertahun-tahun mendatang. Untuk alasan itu, mantan pemain Ajax Amsterdam tersebut berpendapat bahwa Salah tak akan lama berkarier bersama Liverpool. Akan menjadi masuk akal apabila Madrid menginginkan Salah suatu hari nanti.

Apakah pembaca setuju dengan pendapat Mido? Salah satu catatan yang bisa saja memperkuat pendapat Mido adalah Salah belum pernah bertahan bersama sebuah klub lebih dari dua musim. Masuk akal, bukan?

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen