Dunia Asia

Lautan Merah di Jalanan Ho Chi Minh

Sebagai negara yang prestasinya belum terlalu gemilang di kancah sepak bola internasional, kesuksesan tim nasional Vietnam U-23 melaju sampai babak final Piala Asia U-23 2018 jelas mengundang decak kagum.

Pasalnya, Vietnam menjadi negara pertama dari kawasan Asia Tenggara yang berhasil menembus partai puncak di ajang ini. Mesti diakui bahwa Vietnam telah mengharumkan nama Asia Tenggara yang selama ini kerap dipandang remeh dalam peta persaingan sepak bola di Benua Kuning.

Tak mengherankan juga bila seluruh masyarakat di negara yang kini dipimpin oleh Presiden Tran Dai Quang tersebut, begitu antusias menyaksikan laga final melawan Uzbekistan kemarin sore (27/1).

Sebagian penduduk Vietnam berangkat ke Kota Changzou guna mendukung Nguyen Quang Hai dan kolega secara langsung. Sementara yang tidak, bertahan di negaranya dan mengikuti acara nonton bareng seperti yang dilakukan warga kota Ho Chi Minh.

Selama kurang lebih satu hari, jalan Nguyen Hue disulap sebagai arena nonton bareng. Ada ribuan manusia yang kompak mengenakan baju dan berbagai atribut berwarna merah khas Vietnam, membuat jalanan itu tak ubahnya lautan merah pada sore hari kemarin. Uniknya, mereka tidak hanya warga Vietnam saja tapi juga para turis asing yang sedang berwisata di sana.

Tatkala timnasnya tertinggal oleh gol Rustamjon Ashurmatov di menit ke-8, para suporter Vietnam pun didera kecemasan luar biasa. Namun saat Nguyen Quang Hai berhasil mencetak gol penyeimbang, reaksi gembira meledak.

Sayang, perjuangan luar biasa Vietnam berakhir pahit. Gol Andrey Sidorov di menit-menit akhir babak perpanjangan waktu kedua menyudahi perlawanan Vietnam. Walau kalah dengan skor 1-2 dari Uzbekistan, tapi puja-puji tetap dialamatkan kepada Vietnam berkat performa spartan yang mereka suguhkan di partai final.

Sejumlah pihak begitu yakin bahwa masa depan sepak bola Vietnam begitu cerah. Apabila segala hal yang berkaitan dengan sepak bola di sana bisa dikelola dengan baik, jangan kaget andai mereka bakal menguasai kawasan Asia Tenggara dan benua Asia dalam kurun lima sampai sepuluh tahun ke depan.

Jika melihat kondisi ini, kegilaan masyarakat Vietnam kepada sepak bola jelas tak berbeda jauh dengan pencinta sepak bola Indonesia. Hanya saja, para penggila sepak bola di Tanah Air wajib iri karena iklim sepak bola di sini tak kunjung membaik sehingga prestasi timnas senantiasa jalan di tempat.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional