Eropa Inggris

Merelakan Alexis Sanchez adalah Bukti Kebijaksanaan Manchester City

Bekerja di jendela transfer tak hanya membutuhkan sejumlah dana. Bukan maksud dana bukan komponen penting. Bagi klub profesional, penggunaan dana harus diiringi perencanaan yang matang dan berkelanjutan. Manchester City menunjukkannya ketika sadar bahwa merelakan Alexis Sanchez diboyong Manchester United adalah langkah bijaksana.

Sebelum pertengahan bulan Januari 2018, nama Manchester United justru tidak masuk dalam saga transfer yang melibatkan Alexis Sanchez. Pemain asal Cile tersebut justru menjadi incaran utama Manchester City. Negosiasi sempat berjalan dengan sangat baik hingga Arsenal yang bersikeras menahan Alexis meski paham bahwa akan kehilangan mantan pemain Barcelona tersebut secara gratis.

Musim panas yang lalu, City menunjukkan keseriusannya memboyong Alexis dengan menyiapkan dana hingga 60 juta paun. Arsenal sendiri, meski keras kepala, sadar peluang kehilangan Alexis sangat besar. Oleh sebab itu, The Gunners pun melakukan pendekatan dengan beberapa pemain potensial untuk menggantikan Alexis.

Sayang, usaha Arsenal tak berbuah manis. Nama-nama seperti Thomas Lemar, hingga Riyad Mahrez gagal didatangkan. Otomatis, usaha City untuk membeli Alexis pun gagal. The Citizens menunjukkan keseriusannya dengan menegaskan akan kembali mengajukan tawaran begitu jendela transfer musim dingin dibuka.

Dan memang itu yang mereka lakukan. Tawaran awal City adalah 18 juta paun, dengan toleransi menaikkan tawaran ke nilai 20 juta paun. Proposal penawaran City memang terbilang kecil untuk pemain dengan kaliber besar. Situasi kontrak Alexis yang hanya menyisakan enam bulan lagi memang membuat harga jualnya menjadi turun drastis. Arsenal sendiri menetapkan banderol di angka 30 juta paun.

Banyak pendapat yang memperkirakan bahwa kesepakatan akan terjalin di angka 25 juta paun. Namun, ketika kedua klub tengah bernegosiasi, datang United dengan penawaran yang jauh lebih menarik. Jauh lebih menarik bagi si pemain, dan untuk Arsenal sendiri. United menawarkan gaji besar, bahkan paling tinggi di Inggris untuk Alexis. Sementara untuk Arsenal, United siap memberikan Henrikh Mkhitaryan secara gratis.

City menghitung ulang segala kemungkinan. Secara gaji, tentu klub seperti City akan dengan mudah menyamai tawaran United. Namun kejutan terjadi, ketika City justru menarik diri dari saga Alexis. Besaran gaji memang hal yang sensitif, apalagi untuk pemain City lainnya yang mungkin akan merasa mereka juga layak mendapatkan gaji tinggi setelah membawa City mendominasi Liga Primer Inggris.

City berhitung ulang, dan memutuskan untuk fokus di dua posisi lain yang memang sama pentingnya untuk diperbaiki. Porsi gaji yang besar, yang sebelumnya bisa saja dibayarkan untuk Alexis, dialokasikan oleh City untuk memboyong dua pemain baru. Mengejar dua pemain baru untuk dua posisi yang tak kalah penting adalah cara City menyikapi musim yang panjang. Bijaksana sekali.

 

Statistik Fred musim ini

Fred untuk posisi gelandang

Pep Guardiola dikabarkan sangat mengagumi pemain asal Brasil ini. Fred, gelandang berusia 24 tahun konon sudah sepakat bergabung dengan City. Nilai transfer Fred mencapai 35 juta paun saja. Yang menarik adalah, Fred dikabarkan menolak pendekatan dari Manchester United untuk kemudian menerima tawaran dari City. Pembalasan untuk Alexis?

Lini tengah City adalah yang terbaik di Inggris saat ini. Fernandinho, Kevin De Bruyne, dan David Silva membentuk segitiga yang tak hanya kreatif, namun juga tangguh. Namun, di luar ketiga pemain tersebut, praktis hanya Ilkay Gündogan yang bisa merangsek masuk ke tim utama dan menempati posisi gelandang sentral.

Yaya Toure sudah melewati masa-masa puncak. Kakinya semakin berat. Fabian Delph difokuskan sebagai bek kiri seiring Benjamin Mendy yang cedera. Bernardo Silva lebih nyaman bermain lebih ke depan. Sementara itu, gelandang serang belia, Oleksandr Zinchenko, juga dimainkan sebagai bek kiri ketika City melawan Newcastle United lantaran Delph yang butuh rotasi.

Fred memang diproyeksikan untuk menjadi penerus Fernandinho. Posisi idealnya adalah gelandang tengah dengan peran box-to-box. Namun, Fred juga sangat nyaman ketika diposisikan sebagai gelandang bertahan dengan peran deep playmaker. Pun kebetulan juga, Fernandinho adalah panutan dari Fred. Proses belajar dan adaptasi Fred ke dalam skuat City pasti akan menyenangkan sekali.

 

Laporte adalah bek muda

Aymeric Laporte untuk menjawab keprihatinan John Stones

Seperti pos gelandang sentral, posisi bek tengah juga perlu penguatan. Duet utama City, John Stones dan Nicolas Otamendi punya pelapis dalam diri Vincent Kompany dan Eliaquim Mangala. Kompany, sama seperti Yaya Toure, sudah hampir melewati masa jayanya. Pun keduanya justru semakin akrab dengan cedera. Sementara itu, masalah yang membebani kaki Mangala adalah konsistensi dan kepercayaan diri. Oleh sebab itu, Guardiola sangat jarang melakukan rotasi untuk pos bek tengah.

Situasi inilah yang dipikirkan dengan serius oleh John Stones. Bek asal Inggris tersebut menegaskan bahwa, dalam usaha menjadi juara di empat ajang, kelelahan adalah musuh utama. Tentu, bek tengah adalah “keprihatinan” yang secara tak langsung disinggung oleh mantan bek Everton tersebut.

Manajemen City sendiri menyadari bahwa keprihatinan Stones benar adanya. Maka, mendatangkan satu bek tengah lagi adalah pilihan yang diambil. Satu nama yang sudah didekati adalah Aymeric Laporte, bek berusia 23 tahun milik Athletic Bilbao. City sendiri ingin segera menuntaskan pembelian Laporte sebelum bulan Januari selesai.

Jika membeli di bulan Januari, City hanya perlu membayar biaya transfer senilai 65 juta paun. Jika membeli Laporte di musim panas, maka harganya akan naik menjadi 75 juta paun. Harga Laporte memang cukup tinggi. Namun jelas, dari harga terlihat kualitas. Dan seiring usianya yang masih muda, Laporte adalah investasi jangka panjang yang pintar.

Membeli dua pemain dalam diri Fred dan Laporte tak hanya soal menambah kedalam tim. Keduanya punya kualitas untuk tidak menurunkan standar permainan City. Bahkan, di tangan Guardiola, kotak-kotak kemampuan yang sebelumnya terkunci bisa terbuka. Jika sudah begini, apakah suporter City harus kecewa karena klubnya menarik diri dari perburuan Alexis?

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen