Eropa Italia

Sepenggal Kisah Dibalik Merapatnya Aleksandar Kolarov ke AS Roma

Aleksandar Kolarov, nama yang kembali populer di ibu kota Italia. Sempat bermain di Lazio dan mencetak gol solo run di Derby Della Capitale, kini Kolarov kembali menjadi buah bibir berkat performa impresifnya di AS Roma. Akan tetapi, tahukah kamu jika bukan karena peristiwa yang satu ini, Kolarov mungkin tidak akan mendarat lagi di Olimpico?

Peristiwa tersebut terjadi di bursa transfer awal musim 2017/2018. Luciano Spalletti yang baru saja didapuk sebagai allenatore baru Internazionale Milano, menginginkan bek kiri baru di timnya, dan pemain yang diminta adalah Kolarov. Namun, Walter Sabatini selaku juru transfer I Nerazzurri berkehendak lain.

Ia tak mengindahkan permintaan Spalletti. Sebaliknya, Sabatini justru membuat keputusan lain dengan mendatangkan Dalbert Henrique dari OGC Nice senilai 20 juta euro plus bonus-bonus yang totalnya mencapai 6 juta euro. Pemain yang pada akhirnya hanya menjadi penggembira di Internazionale.

Hampir enam bulan setelah kisah transfer ini, kita bisa melihat efek yang sangat berbeda dari kedatangan Kolarov dan Dalbert di klubnya masing-masing. Kolarov kini menjadi andalan Roma tiap pekannya dan menjadi salah satu bek kiri terbaik di Serie A, sedangkan Dalbert tak kunjung menembus tim inti Internazionale.

Hingga berita ini dirilis, Kolarov telah membukukan dua gol dan enam asis dari 19 penampilannya bersama I Giallorossi. Sementara itu, Dalbert baru tampil 10 kali di Serie A, itupun mayoritas dimulai dari bangku cadangan, dengan menit bermain yang baru mencapai 368 menit tanpa gol maupun asis.

Sabatini berdalih, ia lebih mengutamakan pembelian Dalbert karena merasa pemain itu bisa menjadi solusi jangka panjang. Usia Dalbert saat ini memang masih 24 tahun. Tujuh tahun lebih muda dari Kolarov, yang mana membuat Sabatini beranggapan kalau investasi senilai 20 juta euro untuk Dalbert akan lebih berguna daripada menebus Kolarov dengan mahar 5 juta euro.

Meski demikian, tampaknya Dalbert belum bisa memenuhi ekspektasi dalam waktu dekat, dan lubang yang berada di pos bek kiri La Beneamata itu tak kunjung tertutup. Belum ada pemain yang permanen mengisi posisi itu, yang bergantian ditempati oleh Yuto Nagatomo, Davide Santon, dan Dalbert.

Sementara itu, Kolarov tak hanya menjadi bek kiri terbaik di Serie A musim ini, tapi juga salah satu penampil paling oke di kompetisi itu. Menurut data dari WhoScored, pemain asal Serbia tersebut menempati peringkat keempat pemain dengan rating tertinggi semusim, di bawah Luis Alberto, Paulo Dybala, dan Ciro Immobile.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.