Eropa Inggris

Sean Dyche: Alexis Sanchez Mirip Harry Potter

Sean Dyche, manajer yang tengah naik daun bersama Burnley itu, menyampaikan pembelaannya kepada Alexis Sanchez. Pemain asal Cile ini dicibir setelah memilih Manchester United sebagai pelabuhan barunya usai hengkang dari Arsenal. Dyche membela dengan menyebut bahwa Alexis itu seperti Harry Potter, atau lebih tepatnya, “pemeran Harry Potter”.

Alexis, sudah sejak musim panas yang lalu memberi indikasi bahwa ia ingin hengkang dari Arsenal. Saat itu, Manchester City yang menjadi peminat serius. Setelah gagal di musim panas, City kembali mengajukan tawaran di musim dingin, tepatnya bulan Januari 2018. City ingin Alexis menggantikan Gabriel Jesus yang cedera dan harus absen sampai pertengahan Februari.

Ketika proses negosiasi dengan City tengah berjalan, Alexis berpaling. Dari sudut yang tak terduga, United datang mengajukan tawaran yang lebih menggiurkan, yaitu menjadikan Alexis sebagai pemain dengan gaji tertinggi di Liga Primer Inggris. Sebuah tawaran yang tentu menarik bagi Alexis yang “suka dengan tantangan”.

Setelah sebelumnya dikabarkan ingin bermain di bawah asuhan Pep Guardiola, perubahan sikap Alexis yang lalu memilih United karena gaji yang tinggi menjadi bahan cibiran. Mata duitan adalah sematan yang paling banyak terdengar. Alexis dipandang terlalu mementingkan uang, ketimbang bermain di bawah Guardiola.

Mendengar cibiran itu, Sean Dyche memberikan pembelaannya. Manajer Burnley tersebut menyebut kisah hidup Alexis sama seperti Harry Potter. Tentu, yang dimaksud Dyche adalah pemeran Harry Potter, yaitu Daniel Radcliffe.

“Misalnya Daniel Radcliffe, yang memerankan Harry Potter. Jadi ketika bermain di film pertama, usianya baru 13 tahun, dan ia mendapatkan bayaran 150 ribu. Apakah Anda berpikir bahwa ia akan tetap mendapatkan 150 ribu untuk film keduanya? Tentu saja tidak,” ucap Dyche seperti dikutip oleh calciomercato.com.

“Film ketiga ia juga berperan, usianya 15 tahun, dan mendapatkan bayaran 15 juta, misalnya. Lalu film keempat dan tentu bayarannya tidak akan hanya 15 juta. Ia mendapatkan bayaran 35 juta dan saat film keempat, dirinya berusia 19 tahun. Tidak akan ada yang datang lalu berkata, “Tidak! Kasih dia 150 ribu saja. Itu bayaran yang ia dapatkan di film pertama!” Tentu saja hal itu sangat menggelikan. Maka, jika situasinya seperti itu, mengapa harus berbeda dengan karier olahragawan?” tegas Dyche.

Bagi pesepak bola profesional, bermain sudah bukan soal kesukaan atau hobi, melainkan cara untuk bertahan hidup. Pada titik tertentu, kita tidak bisa menghakimi pemain yang memilih sebuah klub hanya karena menawarkan paket keekonomian yang lebih tinggi. Hak asasi masing-masing, bukan?

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen