Borussia Dortmund baru saja meresmikan pembelian teranyar mereka, Manuel Akanji, bek muda yang didatangkan dari FC Basel dengan harga 21,5 juta euro. Bek berkewarganegaraan Swiss yang baru berusia 22 tahun ini disebut-sebut sebagai salah satu bek tengah paling berpotensi saat ini. Kali ini, kami bekerja sama dengan Bundesliga Fanatic, akan memberikan profil singkat dari Akanji, mulai dari latar belakang kariernya, kelebihan dan kekurangan, serta apa yang akan ia bawa bagi Dortmund nantinya.
Latar belakang
Akanji berasal dari area bernama Winterthur yang terletak di Swiss. Ia memiliki darah Nigeria dalam tubuhnya yang berasal dari sang ayah, yang juga merupakan seorang pesepak bola. Menariknya, Akanji kecil tidak menempuh pendidikan sepak bola. Ia tercatat sebagai atlet atletik junior dan sempat beberapa kali memenangkan kompetisi nasional ketika berumur 11 tahun.
Baru ketika usianya menginjak 13 tahun, Akanji masuk ke akademi sepak bola di Winterthur bersama klub lokal, Winterthur FC. Meskipun begitu, berdasarkan pengakuan sang bek sendiri, ia tidak pernah menyangka akan menjadi pemain yang berkompetisi di level tertinggi, dan hanya bermain sepak bola untuk mencari kesenangan belaka.
Namanya mulai mencuat sebagai pesepak bola di musim 2014/2015, ketika ia berhasil menembus tim utama Winterthur dan mencatatkan 33 penampilan meski baru berusia 19 tahun. Akanji semakin tenar setelah mencatatkan penampilan impresif kala melawan FC Basel di laga Piala Swiss.
Performanya di laga itu mampu menarik perhatian manajemen Basel, dan ia direkrut oleh klub raksasa Swiss tersebut di musim berikutnya dengan biaya hanya 700 ribu euro. Keraguan sempat menyelimutinya, mengingat usianya yang baru 19 tahun, dan Basel masih memiliki bek-bek senior seperti Walter Samuel, Marek Suchy, dan Daniel Hoegh. Namun, Akanji berhasil mencuri tempat di tim utama, setidaknya hingga bulan Maret 2016 lalu ketika ia menderita cedera ligamen yang membuatnya harus absen selama satu tahun.
Sesudah sembuh, Akanji berhasil membuktikan diri bahwa ia adalah salah satu talenta terbaik yang dimiliki Swiss, Di bulan Agustus 2017 lalu, ia dinamakan sebagai Pendatang Baru Terbaik di Swiss, gelar yang sebelumnya sempat dipegang oleh pesepak bola top seperti Breel Embolo, Yann Sommer, Xherdan Shaqiri, dan Granit Xhaka. Tahun lalu juga, Akanji berhasil menembus skuat Swiss untuk pertama kalinya dan mencatatkan debutnya dalam laga melawan timnas Kepulauan Faroe.
Kelebihan dan kekurangan
Akanji dapat dibilang sebagai bek tengah yang modern. Kelebihannya yang utama adalah ia andal memainkan bola di kakinya dan mampu mengoper dengan presisi, baik dengan kaki kanan atau kaki kirinya. Tak ada bek tengah lain di Dortmund yang lebih jago melakukan ini ketimbang Akanji. Tak hanya itu, operan yang ia lakukan juga bukan sekedar operan yang simpel, melainkan operan yang bisa menjadi awal dari serangan timnya.
Namun tentunya, atribut terpenting dari seorang bek adalah kemampuan defensifnya, dan kemampuan defensif juga tak kalah bagus. Ia cerdas dalam melakukan tekel maupun intersep, sehingga ia jarang melakukan tekel yang terlambat. Fisiknya yang tinggi dan kekar juga menjadi kelebihan tersendiri, dan ia mahir melakukan duel udara. Ia juga mampu berposisi sebagai bek kanan.
Akanji bukan tanpa kekurangan. Di usianya yang masih muda, ia kerapkali bertindak ceroboh dan lengah atas keberadaan lawannya. Hal ini ia tunjukkan kala membela Basel di laga Liga Champions melawan Manchester United. Kala itu, Akanji lengah dan dengan mudah bola di kakinya direbut oleh Romelu Lukaku. Namun, mengingat usianya yang masih muda, hal ini bisa dengan mudah ia atasi di masa depan.
Apa yang dapat Akanji bawa bagi Dortmund?
Singkat saja, saat ini Dortmund tak memiliki bek tengah komplet semacam Akanji selepas kepergian Mats Hummels. Marc Bartra tak memiliki kemampuan fisik yang mumpuni dan pengambilan keputusannya kerapkali bermasalah, begitu juga dengan Omer Toprak yang lambat. Sokratis Papastathopoulos tak mempunyai kemampuan untuk mengoper dengan baik dan visi permainannya terbatas. Dan-Axel Zagadou masih terlampau muda, dan Neven Subotic sudah melewati masa primanya.
Kedatangan Akanji tentunya membawa angin segar bagi lini pertahanan Dortmund, namun tentunya pertanyaan tetap datang kepadanya. Mampukah ia beradaptasi dengan permainan di Bundesliga yang jauh lebih cepat ketimbang di Swiss? Mampukah ia menghadapi penyerang-penyerang yang berkualitas? Mampukah ia menyesuaikan diri dengan gaya main Dortmund yang mengandalkan operan pendek?
Semua pertanyaaan ini tentu tak dapat terjawab sekarang, namun dengan harga ‘hanya’ 21,5 juta euro di tengah harga pasar pemain yang menggila saat ini, Dortmund telah mendapatkan pemain yang bisa dipercayakan untuk memegang kunci pertahanan mereka.
Author: Brook Genene
Penerjemah: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)