Daley Blind, Ashley Young, Ander Herrera, dan Luke Shaw sudah mendapatkan perpanjangan kontrak di Manchester United. Marouanne Fellaini sepertinya memang akan dipersilakan pergi. Sementara dua pemain senior, Michael Carrick dan Zlatan Ibrahimovic, setelah musim ini akan mengalami nasib yang berbeda. Carrick sepertinya akan pensiun, sementara Zlatan akan bertualang kembali.
Satu pemain lain yang situasinya masih belum menentu adalah Juan Mata. Belum ada tanda-tanda dari kedua belah pihak akan memperpanjang kerja sama mereka yang akan berakhir pada musim panas tahun 2018 ini. Situasi saat ini memang memungkinkan Mata untuk pergi, sebab tawaran bermain sudah banyak berdatangan dari Italia dan Turki.
Di musim ini, Mata sudah mencetak tiga gol untuk United, menambah catatannya menjadi 30 gol sejak bergabung dari Chelsea pada tahun 2013 lalu. Ia berada di tim dalam masa transisi di era kepelatihan David Moyes, berlanjut ke era Louis van Gaal, dan kini ketika tim berupaya kembali meraih kejayaan mereka di tangan Jose Mourinho. Ibarat seorang prajurit, Mata sudah merasakan mulai dari masa perang, masa revolusi, hingga masa-masa kedamaian.
Permainan Mata jelas kelas satu. Ia merupakan tipe gelandang cerdas yang diberkahi kemampuan teknik yang sama baiknya. Benar-benar khas gelandang asal Spanyol. Para penggemar mencintai Mata karena determinasi dan semangat yang ia tunjukkan di lapangan. Juga soal sikapnya kepada para suporter. Para penggemar United juga mengapresiasi bagaimana Mata rela mengubah posisinya dan bermain di sisi kanan dan semua demi kemenangan tim.
Petinggi klub seperti Ed Woodward juga menyukai mantan pemain Valencia ini karena ia merupakan jenis pemain yang berkerja dengan baik dan tidak pernah membuat perilaku yang aneh-aneh atau pernyataan macam-macam kepada media. Benar-benar tipe karyawan teladan.
Tapi situasi selanjutnya akan menjadi sangat sulit untuk Mata. Ia sudah berusia 29 tahun dan mesti bersaing dengan para pemain lain yang lebih muda dan lebih segar. Jesse Lingard sudah menemukan posisi idealnya sebagai gelandang serang. Sementara Marcus Rashford. secara perlahan bisa saja dimainkan di posisi sayap kanan. Jika benar terjadi, kedatangan Alexis Sanchez pun sebenarnya semakin menyulitkan Mata, meskipun diiringi fakta bahwa Alexis berusia sebaya dengan Mata.
Pun secara aspek taktikal, gaya bermain Mata agak menyulitkan Paul Pogba. Kreativitas gelandang asal Prancis ini kadang terhambat karena kecenderungan Mata bergerak masuk ke area tengah. Hingga kemudian menyebabkan Pogba mesti bermain melebar mengisi kekosongan yang ditinggalkan Mata. Dalam beberapa situasi, ini menjadi sangat baik sebagai bagian dari variasi serangan, terbukti dari beberapa asis dibuat Pogba justru dari area flank. Tapi dalam situasi lain, ketika United membutuhkan tenaga di area tengah, menjadi sulit karena di saat bersamaan Pogba berada di posisi yang lebih melebar, terutama ketika mereka mendapatkan serangan balik.
Mata memberikan tahun-tahun hebat selama lima musim kariernya di Old Trafford, maka dengan cara seperti apapun nantinya ia pergi, para penggemar dan seluruh elemen klub harus melepasnya dengan baik.
Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia