Judul di atas bukan isapan jempol belaka, sebab hanya Nicklas Bendtner yang bisa lebih hebat dari Atep Rizal, kapten dan legenda Persib Bandung. Hari ini, 16 Januari, harusnya dirayakan serupa Natal bagi umat Kristiani. Seperti narasi kudus Yesus Kristus yang lahir di malam penuh bintang di Bethlehem, di tanggal 16 tiap bulan Januari, sepak bola dunia wajib merayakan hari lahir Sang Juruselamat, Nicklas Bendtner.
Ia, yang namanya selalu wangi di Arsenal, adalah contoh dari penyerang yang memang ditakdirkan untuk melakukan sesuatu yang hebat. Ia hanya butuh sekitar enam detik dan satu sentuhan saja sejak masuk dari bangku cadangan, untuk mencetak gol ke gawang Tottenham Hotspur dan membawa Arsenal menang 2-1. Satu kata buat Bendtner: LORD!
Bendtner, yang selalu dicibir media sebagai pemain gagal dan tidak berguna, dipinjamkan ke Juventus selama satu tahun di tahun 2012 dan berakhir dengan menjuarai Serie A musim 2012/2013, walau hanya tampil sembilan kali tanpa mencetak satupun gol. Di musim itu juga, tidak satupun jersey dengan nama Bendtner sukses dijual Juventus di toko resmi mereka. Tapi, bung dan nona, Bendtner tetaplah Bendtner. Hanya satu musim di Italia, ia sudah menyamai raihan Scudetto milik Pangeran Roma, Francesco Totti. Satu kata buat Bendtner: LORD!
Dan hanya Bendtner, yang diragukan akan tampil baik bersama Wolfsburg di Bundesliga, nyatanya tampil padu dengan Kevin De Bruyne dan kolega, serta mempermalukan Bayern München dan Manuel Neuer lewat sebuah gol dan tendangan penalti penentu kemenangan di Piala Super Jerman 2015/2016 lalu. Tertinggal satu gol sampai menit akhir babak kedua, penyerang legendaris Denmark yang baru masuk sebagai pemain pengganti, menyambut umpan De Bruyne dan membobol gawang Neuer hingga memaksa laga berlanjut sampai adu penalti. Tak hanya di situ, Bendtner pula yang mengunci gelar bagi Die Wolfe ketika tendangan penaltinya membawa Wolfsburg menundukkan Bayern. Satu kata buat Bendtner: LORD!
Narasi soal Bendtner seharusnya memang dipenuhi puja-puji yang tinggi. Ia adalah anomali di dunia sepak bola modern. Kedisiplinan ala Cristiano Ronaldo hingga bakat luar biasa Lionel Messi, mentah di kaki-kaki jenjang Bendtner. Ia pernah kedapatan menyetir dan mabuk di Kopenhagen, ia dihukum FIFA karena selebrasi mencetak golnya berbau kontroversi sebab ia memelorotkan celananya dan menunjukkan celana dalam yang memuat iklan judi di dalamnya. Bendtner pula yang sanggup secara bersamaan sukses mencetak gol, lalu cedera cukup parah, tapi mampu membawa timnya menang dan meraih tiga poin sempurna.
Kini di Rosenborg, Norwegia, Bendtner tengah mengembalikan ingatan orang tentang cerita kehebatannya semasa muda. Dari 29 laga sejauh ini, dia sudah mencetak 19 gol. Dengan lolosnya Denmark ke Piala Dunia 2018, tahun ini serasa pas bagi Bendtner untuk semakin menunjukkan pesona hebatnya. Anda pikir semua ini kebetulan? Kelolosan Denmark ke Rusia 2018 yang dibarengi oleh meningkatnya performa Bendtner adalah skenario semesta, sebab dunia ini tahu, Piala Dunia tanpa Nicklas Bendtner seperti menyantap gado-gado tanpa sambal kacang dan telur rebus.
Selamat ulang tahun, Nicklas Bendtner, orang hebat yang memberi bukti nyata bahwa kamu tak perlu sensasional seperti Messi atau Neymar untuk mengguncang dunia dengan cerita kehebatan yang tersohor hingga ke segala penjuru Bumi.
Anda bisa bayangkan bila Bendtner pindah ke Indonesia dan berduet dengan Atep dalam satu tim? Ya, itu akan jadi duet yang narasi hebatnya sanggup menggedor-gedor pintu surga saking dahsyatnya.
Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis