12 Januari adalah hari ulang tahun salah satu pelatih tersukses di dunia, Ottmar Hitzfeld. Pria Jerman yang sedang menikmati masa pensiunnya ini telah berusia 69 tahun. Mari kita lihat perjalanan panjang karier penuh kesuksesan yang membuatnya dihormati di Jerman dan Swiss.
Hitzfeld sempat bermain untuk FC Basel dari tahun 1971 hingga 1975. Setelah empat tahun di klub terkenal Swiss tersebut, ia kembali ke Jerman dan membela Stuttgart. Seolah terlahir untuk menghabiskan karier sepak bolanya di klub-klub Swiss, ia tak bisa menolak beberapa tawaran dari negeri tersebut. Hitzfeld kembali ke negara tersebut pada tahun 1978 untuk bermain di FC Lugano dan mengakhiri karier di FC Luzern pada tahun 1983.
Setelah itu, Hitzfeld memulai karier kepelatihannya dengan menangani klub-klub kecil di Swiss, antara lain FC Zug dan FC Aarau sebelum bergabung dengan klub besar, Grasshoppers. Pada tahun 1991, ia memperoleh tawaran menarik untuk menangani Borussia Dortmund di Bundesliga.
Tahun pertamanya di Dortmund, ia langsung sukses menjadikan klub tersebut runner-up Bundesliga. Hanya butuh beberapa tahun, Hitzfeld akhirnya membawa gelar juara Bundesliga untuk klub kebanggaan kota Dortmund tersebut, yaitu musim 1994/1995.
Dua musim di bawah Hitzfeld, Dortmund menjuarai Bundesliga. Puncak kariernya di kancah antarklub Eropa akhirnya terjadi di penghujung musim 1996/1997. Klub dengan warna kebesaran kuning-hitam tersebut memang hanya finis di posisi tiga klasemen akhir Bundesliga, tapi sukses menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya. Lawan yang mereka atasi di final pun bukan sembarangan, yaitu juara bertahan Juventus.
Bayern München menawari pria kelahiran Lorrach ini sebagai pelatih kepala. Di bawah arahan Hitzfeld, Bayern bermain lebih terorganisir dan mulai mendominasi kompetisi domestik. Ia juga terkenal senang bereksperimen, dengan mengutak-atik pola 4-4-2 yang sesekali dijadikan pola 3-4-3.
Satu lagi yang spesial dari Hitzfeld, Bayern yang pada saat itu dijuluki ‘FC Hollywood’ karena diisi oleh nama-nama tenar nyaris tak pernah dilanda masalah internal. Ego para pemain ditekan dan digantikan disiplin tinggi yang ditanamkan Hitzfeld. Pada musim pertamanya, sang pelatih sukses membawa Bayern menjadi juara Bundesliga.
Sayang, pada musim 1998/1999, skuat arahan Hitzfeld di final Liga Champions mengalami kekalahan menyakitkan. Pada final bersejarah di Barcelona tersebut, Die Roten sudah unggul 1-0 atas Manchester United tapi akhirnya takluk 1-2 di pada saat pertandingan tinggal menyisakan detik-detik akhir pertandingan.
Namun, tak perlu waktu lama bagi sang pelatih untuk meraih trofi Liga Championsnya yang kedua. Setelah mengikuti prestasi Udo Lattek sebagai pelatih pertama yang pernah membawa Die Roten juara Bundesliga tiga tahun berturut-turut, Hitzfeld memenangkan final Liga Champions 1999/2000 dengan mengalahkan Valencia di final melalui adu penalti.
Sempat meletakkan jabatan pada tahun 2004, pelatih yang kerap dijuluki ‘der General’ itu lalu kembali ke “FC Hollywood” pada musim 2007/08. Dengan Luca Toni sebagai ujung tombak, Bayern meraih gelar ganda, yaitu juara Bundesliga dan DFB-Pokal (Piala Jerman). Namun, ia tak tertarik melanjutkan kontraknya.
Baca juga: Luca Toni, Penyerang Klasik Terakhir dan Terhebat Milik Italia
Ia malah berkali-kali menolak tawaran sebagai pelatih kepala tim nasional Jerman. Pada musim panas 2008, ia justru memilih untuk menangani tim nasional Swiss. Die Nati sebelumnya menelan kekecewaan saat menjadi tuan rumah Piala Eropa 2008.
Di tangan Hitzfeld, Swiss lolos ke Piala Dunia 2010. Mereka bahkan mengalahkan Spanyol yang keluar sebagai juara dunia. Namun karena kurang pengalaman, Die Nati gagal lolos ke putaran kedua. Hitzfeld bertahan enam tahun di tim nasional negara yang dicintainya tersebut. Ia resmi mengundurkan diri setelah Piala Dunia 2014 usai tersingkir terhormat di tangan Argentina pada babak 16 besar.
Kabarnya, klub Guangzhou Evergrande menawarinya kontrak bombastis untuk melatih klub Liga Super China tersebut. Namun, Hitzfeld menolak dengan alasan ingin istirahat total dan menghabiskan waktu lebih banyak dengan keluarga.
Selamat menikmati masa pensiun, der General!
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.