Kira-kira satu tahun yang lalu, Francis Coquelin membubuhkan tanda tangannya di atas kontrak baru. Bersama Olivier Giroud dan Laurent Koscielny, Coquelin menyetujui kontrak jangka panjang dengan kenaikan gajinya cukup signifikan hingga sekitar 100 ribu paun per pekan.
Kontrak seperti ini biasanya diberikan oleh manajer kepada para pemain yang dipandang mempunyai posisi penting. Selain itu, kontrak jangka panjang juga digunakan untuk mengamankan masa depan para pemain penting tersebut, sekaligus menjadi gambaran bahwa pemain ini adalah pemain kunci.
Maju 12 bulan kemudian, status Coquelin berubah menjadi pemain yang tak lagi dibutuhkan. Perubahan formasi menjadi salah satu alasan paling kuat terkait perubahan status tersebut. Sesuatu yang dijelaskan Arsene Wenger menjelang pertandingan melawan Nottingham Forest, sembari melontarkan pujian kepada profesionalitas Coquelin yang bisa menjadi contoh bagi pemain-pemain lainnya.
Nama Coquelin sebelumnya disebut akan masuk ke dalam skuat Arsenal yang berlaga di Piala FA. Namun kemudian, perubahan yang mengagetkan terjadi. Nama Coquelin menghilang dari daftar pemain. Ketertarikan beberapa klub, misalnya dari West Ham United, Crystal Palace, dan beberapa hari ini; Valencia, menjadi indikasi bahwa sang gelandang bertahan akan hengkang lebih cepat dari yang diperkirakan.
Coquelin memang tipe pemain dengan kualitas teknis yang terbatas. Namun, pemain asal Prancis tersebut akan selalu berusaha sekuat mungkin di setiap pertandingan, bahkan ketika instruksi pelatih justru semakin mengekspose kelemahan dirinya. Dan satu tahun yang lalu, Wenger memandang Coquelin sebagai bagian penting masa depan Arsenal. Kontrak baru menjadi indikasinya.
Total, musim ini, Coquelin sudah mengumpulkan 156 menit bermain di Liga Primer Inggris. Seperti yang dialami Theo Walcott, Coquelin menjadi pilihan kedua bahkan ketiga, ketika Arsenal bermain di kompetisi domestik. Mayoritas menit bermain Coquelin ada di Liga Europa dan Carabao Cup.
Penjualan Coquelin sebenarnya bukan masalah yang “pelik”, apalagi ketika nanti Arsenal membeli pemain baru sebagai pengganti. Namun, kesulitan melepas Coquelin memang ada pada gajinya yang terlalu besar untuk klub lain.
Sejak beberapa tahun yang lalu, Arsenal terlalu lama ketika harus melepas pemain karena terganjal masalah besaran gaji. Sungguh sulit mencari klub peminat ketika si pemain punya gaji besar. Hal ini juga yang ditengarai menjadi alasan nilai jual Coquelin yang sangat rendah di bursa transfer saat ini, yaitu 10 juta paun. Rendahnya tawaran diperkirakan karena klub peminat masih harus menyiapkan dana yang tidak kecil untuk menutup paket gaji Coquelin.
Penjualan Coquelin ini akan menjadi preseden buruk tentang penanganan Arsenal terkait manajemen skuat dan perencanaan masa depan. Seorang pemain yang 12 bulan yang lalu mendapatkan kontrak baru dengan besaran gaji mendekati para pemain yang menerima gaji tinggi, justru dimasukkan ke dalam daftar jual.
Tentu, situasi Coquelin akan membuat kemampuan menilai keadaan dari Wenger menjadi dipertanyakan. Seorang pemain, mendapatkan kontrak baru dengan kenaikan gaji cukup signifikan, termarginalkan hanya karena perubahan cara bermain?
Lantas, siapa yang akan menggantikan Coquelin? Ia memang tak cukup sering bermain. Namun, keberadaannya menjadi penting untuk menjaga kedalaman. Dalam diri Jack Wilshere dan Aaron Ramsey, Arsenal punya dua talenta yang luar biasa, namun dengan catatan cedera yang buruk, di mana keberadaan pemain pelapis menjadi diperlukan.
Apakah Arsenal akan membeli gelandang sentral yang baru? Atau apakah performa Ainsley Maitland-Niles sudah cukup meyakinkan Wenger untuk memberinya kesempatan bermain di lapangan tengah? Masalah Arsenal tak hanya berhenti sampai di sini saja.
Selain masalah manajemen masa depan, saat ini, Arsenal juga tengah dihadapkan kepada masalah kontrak pemain yang akan habis dalam enam bulan. Selain Alexis Sanchez dan Mesut Özil, kontrak Wilshere juga akan habis dalam waktu enam bulan ke depan. Manajemen kontrak pemain yang diharapkan tak terlihat di sana.
Belum lagi, ada beberapa pemain dengan usia yang semakin senja, dengan catatan cedera yang “kronis” dan harus dipikirkan penggantinya. Per Mertesacker akan pensiun, dengan performanya yang semakin tak terasa meyakinkan lagi. Koscielny kesulitan membebaskan diri dari cedera pergelangan kaki yang kronis. Bagaimana dengan Nacho Monreal dan Mathieu Debuchy? Berapa usia mereka?
Situasi yang akan menjadi pekerjaan berat bagi Arsenal dalam beberapa bulan ke depan. Dengan pekerjaan yang sangat berat seperti itu, ditambah manajemen masa depan terkait Coquelin yang menyedihkan, lantas timbul pertanyaan, “Apakah Arsene Wenger adalah sosok yang tepat untuk menyelesaikan semua benang kusut masalah-masalah itu? Apakah beliau masih mampu?”
Arseblog punya analogi yang sungguh menarik untuk berbagai masalah Arsenal saat ini. Saya kutipkan secara utuh tanpa perubahan: “We are juggling so many balls at the one time that it feels hugely unstable…But right now, there’s so much to do, so much that could happen, and so much that should happen, that it’s impossible not to worry about how we’re going to get through it all, and where we’ll be when we get finished.”
Banyak masalah yang tak segera diselesaikan membuat Arsenal menjadi tidak seimbang, tidak stabil. Maka masuk akal apabila begitu banyak kekhawatiran tentang masa depan apabila melihat buruknya manajemen masa depan dari Wenger dan Arsenal.
Bulan Januari akan menjadi bulan penuh kecemasan.
Disclaimer: Tulisan ini merupakan hasil tulis ulang dengan sedikit perubahan dari artikel Arseblog yang berjudul “Coquelin departure and Evans potential arrival highlight Arsenal’s poor planning”. Artikel asli bisa Anda baca di sini.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen