Eropa Inggris

David Silva, Pria Berdarah Jepang Kelahiran Kepulauan Canaria yang Menjadi Legenda di Manchester

Kepulauan Canaria  adalah satu daerah yang terdiri dari tujuh pulau yang secara administratif menjadi bagian dari Spanyol. Sebagaimana layaknya daerah kepulauan, daerah Canaria ini memiliki pemandangan alam yang surgawi. Tak hanya pantai yang menawan, Kepulauan Canaria juga memiliki gunung yang memukau, tanaman yang eksotis, serta beberapa hewan yang menarik. Oleh karena itu, Kepulauan Canaria seringkali menjadi destinasi wisata, tak hanya bagi wrga Spanyol, melainkan pelancong dari seluruh dunia.

Kepulauan Canaria memang memiliki banyak hal yang fantastis, namun ada satu hal yang tak mereka miliki seperti negara bagian yang ada di Spanyol lainnya, yaitu pesepak bola berbakat. Hanya segelintir pesepak bola top yang berasal dari kepulauan yang terletak dekat dengan benua Afrika ini, tidak seperti, katakanlah, region Catalonia, Basque, Andalusia, atau Madrid. Setidaknya, itulah yang terjadi kepada Kepulauan Canaria, sebelum 32 tahun yang lalu, David Josue Jimenez Silva lahir ke dunia ini.

Silva lahir di Arguineguin, satu daerah di Gran Canaria, salah satu pulau yang terletak di Kepulauan Canaria. Wajah yang terasa seperti orang Asia, yang beberapa orang bilang mirip dengan Fedi Nuril, aktor kenamaan Indonesia, ternyata terjelaskan dengan fakta bahwa ibunya, Eva, memiliki darah Jepang.

Baca juga: Cinta ‘Fahri AAC2’ bagi Sisi Biru Manchester

Sejak kecil, ia sudah menimba ilmu untuk belajar sepak bola dengan bergabung bersama akademi lokal, UD San Fernando. Baru ketika ia berusia 14 tahun, ia bergabung bersama klub yang lebih profesional, Valencia. Bersama Los Che, Silva benar-benar menapaki karier yang brilian sebagai pesepak bola.

Ia akhirnya mendapatkan debut profesional ketika usianya 17 tahun, di musim 2004/2005. Namun, bukan bersama Valencia-lah ia menjalankan debut, melainkan bersama klub yang saat itu berada di divisi Segunda, SD Eibar. Silva memang sempat menjalani beberapa masa peminjaman. Selain bersama Eibar, ia pernah memperkuat Celta Vigo dengan status pinjaman. Baru di musim 2006/2007, ia menjadi pilihan utama di Valencia.

Silva berhasil mendobrak menjadi salah satu prospek muda yang cerah ketika bermain di tim utama Valencia. Di dua musim pertamanya bersama Los Murcielagos, ia hanya melewatkan 14 laga bersama tim utama. Bersama David Villa, Silva berhasil membentuk kerja sama yang menawan, dengan ia sebagai playmaker utama, sementara Villa menyelesaikan peluang yang ia buat.

Sepanjang 10 tahun berkarier bersama Valencia, Silva memang hanya berhasil meraih satu trofi, yaitu trofi Copa del Rey di musim 2007/2008. Duopoli Real Madrid dan Barcelona tentunya membuat klub lain sulit untuk berkompetisi, namun setidaknya Silva mampu mencuri perhatian bersama Valencia di tengah kepungan bintang-bintang yang bermain di dua klub tersebut.

Di musim 2010/2011, Silva akhirnya memutuskan untuk merantau dari Spanyol. Sempat dihubungkan dengan beberapa klub besar di Italia dan Jerman, Manchester City menjadi klub beruntung yang berhasil mendapatkan tanda tangannya. Biaya sekitar 26 juta paun harus dibayarkan The Citizens, namun jumlah tersebut tentu terasa seperti receh mengingat akan menjadi seperti apa pentingnya Silva saat ini bagi City.

Di awal kedatangannya, ia langsung tancap gas. Serentetan performa gemilang membuatnya diganjar dengan gelar pemain terbaik City dari bulan Oktober hingga Desember 2010. Di musim pertamanya, Silva langsung membuat geger Liga Primer Inggris lewat penampilannya yang bak pesulap di lapangan. Ia pun kemudian dijuluki sebagai Merlin, sosok penyihir dari legenda Britania. Kehadiran Silva juga merupakan awal dari banyaknya playmaker mungil yang merapat ke Liga Primer Inggris, seperti Juan Mata dan Santi Cazorla.

Selama tujuh setengah tahun bermain bagi City, Silva tercatat sudah bermain bagi tiga manajer top, Roberto Mancini, Manuel Pellegrini, dan kini Pep Guardiola. Namun, tak sekalipun ia tidak menjadi pilihan utama. Performanya yang selalu konsisten berada di level tertinggi, membuat kehadirannya menjadi tak ternilai bagi City.

Kontribusinya pun tak dapat dipandang sebelah mata. Ia sudah menyumbangkan dua gelar Liga Primer Inggris, satu Piala FA, dua Piala Liga, serta satu Community Shield bagi City. Raihannya tentu akan bertambah mengingat kini City melaju jauh di liga domestik dan menjadi salah satu kandidat terkuat di Liga Champions bersama Guardiola.

Satu lagi yang patut dipuji dari Silva adalah totalitas dan profesionalitas dalam melakukan pekerjaannya. Saat ini, ia mendapat cobaan ketika anaknya, Mateo, lahir sangat prematur dan terancam hidupnya. Meskipun begitu, Silva tetap tampil 100 persen di lapangan bagi City, terutama di laga terakhir The Citizens di Piala FA ketika mengalahkan Burnley.

Kini, usia Silva sudah menginjak 32 tahun. Mungkin kesempatannya untuk bermain di level tertinggi hanya sekitar satu atau dua tahun lagi. Namun, mengingat kontribusinya, status legenda sudah pasti akan terpatri di namanya bagi publik Manchester City.

Feliz cumpleanos, David!

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket