Eropa Inggris

Eden Hazard dan Waktu yang Menipis untuk Menjadi Terbaik di Dunia

Di usia mereka yang sudah menginjak kepala tiga, status Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sebagai yang terbaik di dunia masih tak tergeser hingga saat ini. Sudah 10 tahun berlalu sejak mereka berdua menguasai Ballon d’Or, trofi penanda pesepak bola terbaik di planet Bumi.

Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa rasanya performa mereka tak akan turun jauh-jauh amat untuk beberapa tahun ke depan, rasanya bosan juga melihat pemenang dari gelar pesepak bola terbaik di dunia hanya dua nama itu saja. Beberapa nama sudah digaungkan untuk menjadi penerus mereka berdua. Salah satu di antaranya adalah gelandang serang Chelsea asal Belgia, Eden Hazard. Meskipun begitu, Hazard mesti menyadari bahwa waktunya untuk mendapatkan predikat sebagai yang terbaik di dunia, semakin menipis.

Pemain yang lahir di tahun 1991 ini sempat mencicipi akademi sepak bola di Belgia, namun demi perkembangannya yang lebih jauh, ketika berumur 14 tahun, ia menyebrang ke Prancis untuk bergabung dengan klub sepak bola lokal yang cukup tersohor, LOSC Lille.

Talenta dan usaha Hazard sudah lebih menonjol ketimbang senior-seniornya yang lain, hingga dua tahun kemudian, ketika usianya 16 tahun, ia diminta oleh bos Lille saat itu, Claude Puel, untuk melakukan debut bersama tim utama.

Di musim 2008/2009, Hazard mulai mematenkan tempatnya di tim utama setelah kedatangan manajer baru, Rudi Garcia. Di awal musim tersebut, pemain kelahiran La Louviere ini mencetak gol senior pertamanya dalam laga melawan Auxerre. Gol tersebut menjadikannya sebagai pencetak gol termuda Lille sepanjang masa. Semenjak itu, kariernya terus meroket.

Di musim 2009/2010, ia berhasil masuk ke dalam nominasi Pemain Terbaik Ligue 1, dan menyabet gelar Pemain Muda Terbaik Ligue 1. Namun, musim 2010/2011 adalah puncak dari performa Hazard bersama Les Dogues. Selain akhirnya berhasil merengkuh gelar Pemain Terbaik Ligue 1, menjadikannya pemain termuda yang pernah memenangkan penghargaan tersebut, Hazard juga berhasil membantu klubnya meraih double dengan menjadi juara Ligue 1 dan Coupe de France.

Musim berikutnya, musim 2011/2012, menjadi waktu terakhir petualangan Hazard di Prancis, yang ia akhiri dengan impresif. Ia kembali meraih gelar Pemain Terbaik Ligue 1, dan memainkan laga finalnya melawan Nancy dengan mencetak trigol.

Setelah Lille, Hazard membuka lembaran baru bersama klub Liga Primer Inggris, Chelsea, yang baru saja menjadi juara Liga Champions di musim sebelumnya. Kala itu, ia ditransfer dengan biaya hanya 32 juta paun, tidak mahal untuk pesepak bola berusia 22 tahun dengan bakat sepertinya. Selanjutnya, yang terjadi adalah hal-hal yang bisa masuk ke buku sejarah The Blues.

Di musim pertamanya, ia berhasil membawa klubnya menjadi juara Liga Europa. Lalu, Hazard memegang peranan besar ketika Chelsea menjadi juara Liga Primer Inggris di musim 2014/2015 dan 2016/2017. Raihan individunya pun menggunung. Ia berhasil menjadi Pemain Muda Terbaik versi PFA di musim 2013/2014, lalu di musim berikutnya menjadi Pemain Terbaik Liga Inggris dan Pemain Terbaik versi PFA, serta berbagai macam gelar individu lainnya. Singkatnya, karier Hazard benar-benar menjadi lebih baik bersama Chelsea.

Dari situ, mulai muncul perbincangan bahwa Hazard layak bersanding dengan pemain-pemain terbaik di dunia seperti Ronaldo dan Messi. Perbincangan seperti itu terasa wajar, karena seperti layaknya Messi dan Ronaldo, Hazard menjadi pemain kunci di tim manapun yang ia bela, baik itu Chelsea atau pun timnas Belgia.

Jika berbicara tentang talenta, Hazard tentunya tak kalah dengan dua manusia super tersebut, namun ada satu masalah yang ia miliki. Dengan segala hormat bagi Chelsea, namun saat ini, Hazard sepertinya harus membuktikan diri di tim yang lebih besar, seperti layaknya Ronaldo yang meninggalkan Manchester United ke Real Madrid untuk menguasai dunia.

Ronaldo berhasil meninggalkan zona nyamannya di Manchester, dan berkembang menjadi pemain yang lebih dewasa di Madrid, yang notabene merupakan salah satu klub terbesar sepanjang sejarah manusia. Saat ini, bisa dikatakan Hazard nyaman di Chelsea, namun, mungkin, tanpa ia sadari, waktu terus berjalan.

Salah satu pesaing terberatnya untuk Ballon d’Or di masa depan, Neymar, berani untuk meninggalkan Barcelona demi menjadi episentrum permainan di Paris Saint-Germain. Hazard mungkin bisa mengikuti jejak Neymar untuk mengambil tantangan baru di luar negeri, dan membuktikan nilainya. Madrid kini dikabarkan tengah mencari penerus Ronaldo, dan apabila Hazard sadar akan hal ini, ia tentu akan mengambil kesempatan tersebut.

Selamat ulang tahun, Eden Hazard!

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket